Seperti dikutip dari Trade Wind News, Jumat (9/5/2014), Fredriksen telah mengalami perjalanan karir yang sangat panjang sebelum akhirnya menjadi bos perusahaan kapal besar di dunia. Bagaimana tidak, pada usia 16 tahum, dia hanyalah seorang bocah pembawa pesan di Oslo.
Di usianya saat itu, Fredriksen sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan formal. Namun berkat kegigihannya selama 53 tahun di industri perkapalan, Fredriksen berhasil menjelma menjadi pengusaha besar dengan keuntungan hingga triliunan rupiah.
Bisnisnya bukan tanpa hambatan, Marine Management dan Seateam miliknya pernah terbelit masalah hukum pada 1986. Saat itu dia diduga terlibat kasus pencurian minyak mentah di mana kapalnya digunakan sebagai tempat penyimpanan.
Kala itu, dia harus mendekam selama lebih dari empat bulan di dalam penjara. Tapi itu semua tidak menghentikan langkahnya untuk menjadi orang sukses.
Dia bahkan mengatakan, seluruh masalah yang pernah menerpa membantunya bisa sesukses sekarang. Kemampuan di industri perkapalan justru terbukti semakin terasah.
Pada 2009 saja, bisnis tanker-nya berhasil mencetak pendapatan hingga US$ 51,7 miliar. Itu semua diperolah dari dua perusahaannya di bidang perminyakan, Seadrill and North Atlantic Drilling Ltd.
Saat ini, Fredriksen tengah mengendalikan 14 perusahaan besar. Meski demikian, dia tak perlu khawatir karena anak-anaknya ikut mengelola bisnis besarnya tersebut. (Sis/Nrm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar