LAPORAN
HASIL PENELITIAN BIOTA LAUT
HASIL PENELITIAN BIOTA LAUT
PULAU MUSTIKA KECAMATAN LIUKANG
TUPABBIRING
KABUPATEN PANGKEP
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
·
Nurul Mutmainna
·
Wahyuni
·
Hasmiah
·
Sarmila
·
Suaebah
·
Sahrawati
|
·
Sukriadi
·
Sitti Hardianti
·
Sitti Nurhawa
. Anjeresti
·
Erni
·
Fajar Sidik
|
BIOLOGI 1
STKIP YAPIM MAROS
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Zologi
(Yunani, Zoon = hewan + logos = ilmu) merupakan cabang biologi yang khusus
mempelajari tentang hewan tidak bertulang belakang . Sejak zaman Aristoteles
pengelompokan hewan di alam ini telah mengalami beberapa kali perubahan, bahkan
pengelompokan ke dalam katagori takson filum pun berbeda-beda sesuai dengan
dasar atau kriteria pengelompokan yang digunakan oleh masing-masing ahli.
Sebagai contoh: pada awalnya kita hanya mengenal 7 filum yang termasuk ke dalam
invertebrata, yaitu : Protozoa,Porifera,Coelenterata ,Vermes ,Mollusca
Echinodermata ,Arthropoda. Sejalan dengan perkembangannya yang
dilakukan melalui observasi dan penelitian, para ahli sepakat bahwa filum
Vermes yang semula membawahi 3 kelas (classis) yaitu Platyhelminthes,
Nemathelminthes dan Annelida sudah tidak Berdasarkan susunan kimia tubuh
dan coelomnya, para ahli menetapkan bahwa Echinodermata dianggap paling
tinggi derajatnya di antara invertebrata karena susunan kimia penyusun tubuh
echinodermata paling lengkap dibandingkan dengan invertebrata lainnya, bahkan
hampir sama dengan susunan kimia tubuh yang dimiliki Chordata. Berdasarkan
filogenetiknya Annelida dianggap memiliki kekerabatan yang sangat dekat
dengan Arthropoda sehingga dalam urutannya Annelida senantiasa
berdekatan Arthropoda. Demikian pula dengan fisiologi yang dimiliki oleh
setiap filum, semakin lengkap fisiologinya semakin tinggi derajatnya.
Filum annelida
Filum
annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai
ruas-ruas sejati , seperti nereis, cacing tanah dan lintah. Annelida
berasal dari bahasa latin annelus berarti cin-cin kecil-kecil dan oidos
berarti bentuk, karena cacing seperti sejumlah besar cin-cin kecil yang di di
untai. Ciri khas filum annelida adalah tubuh menjadi ruas-ruas yang sama
sepanjang sumbu asterior posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama
ialah metamere, somite atau segmen. Segmentasi pada annelida tidak hanya
membagi otot dinding tubuh saja, melainkan juga menyekat rongga tubuh atau
coelom dengan sekatan yang disebut septum, jamak, septa. Keberadaan cacing ini
juga memiliki arti ekonomi, cacing yang ditemukan di sungai tercemar di saluran pembuangan dari mepukiman
adakalanya sangat banyak sehingga menjadi mata pencarian bagi pedagang
pengumpul cacing untuk di jual ke pengusaha ikan hias dengan sebutan cacing
rambut atau cacing sutra.
Filum mollusca
Mollusca merupakan
filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum arthropoda .
filum mollusca berasal dari bahasa latin molluscus : lunak. Mollusca merupakan
hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak dengan maupun tanpa cangkang ,
seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, dan cumi-cumi.
Filum arthropoda
Arhtropoda adalah
filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,
udang, dan lipan. Arhtropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku, biasanya
ditemukan di laut, air tawar darat dan lingkungan udara.adapun cirri-ciri nya
tubuh bersegmen, simetri bilateral, eksoskeleton berkitin, ekskresi melintas
keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakea, tidak ada silia.
Filum Echinodermata
Echinodermata dapat diartikan
sebagai hewan berkulit duri. Hal ini dikarenakan kulitnya mempunyai
lempeng-lempeng zat kapur atau kitin dengan duri-duri kecil. Selain itu, hewan
Echinodermata juga disebut hewan sesil yakni hewan yang bergerak lamban.
Filum Porifera
Filum Porifera atau Spons adalah
hewan yang didefinisikan sebagai metazoa
sessile (multi-bersel hewan) yang memiliki asupan air dan bukaan stopkontak
terhubung dengan kamar berjajar dengan choanocytes, sel-sel dengan cambuk
seperti flagela. Namun, beberapa karnivora spons telah kehilangan sistem aliran
air ini dan choanocytes
B. TUJUAN :
Tujuan filum annelida:
1.
Mahasiswa mampu mengenal
keanekaragaman hewan annelida
2.
Mahasiswa mampu mengobservasi
morfologi hewan annelida
3.
Mahasiswa mampu mengelompokan hewan annelida
kedalam kel;as yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
Tujuan filum mollusca :
4.
Mahasiswa mampu mengenal
keanekaragaman hewan mollusca
5.
Mahasiswa mampu mengobservasi
morfologi hewan mollusca
6.
Mahasiswa mampu mengelompokan hewan mollusca
kedalam kelas yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri
Tujuan filum arhtropoda :
7.
Mahasiswa mampu mengenal
keanekaragaman hewan arthropoda
8.
Mahasiswa mampu mengobservasi
morfologi hewan arthropoda
9.
Mahasiswa mampu mengelompokan hewan arthropoda
kedalam kel;as yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri
Tujuan filum
Echinodermata
10. Mahasiswa
mampu mengenal keanekaragaman hewan Echinodermata
11. Mahasiswa
mampu mengobservasi morfologi hewan Echinodermata
12. Mahasiswa
mampu mengelompokan hewan annelida kedalam kel;as yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
Tujuan filum
Porifera
13. Mahasiswa
mampu mengenal keanekaragaman hewan Echinodermata
14. Mahasiswa
mampu mengobservasi morfologi hewan Echinodermata
15. Mahasiswa
mampu mengelompokan hewan annelida kedalam kel;as yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
C. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat praktikum sebagai bahan
masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai
:
Filum annelida:
1.
Dapat
mengetahui ciri-ciri filum annelida
2.
Mengetahui
struktur tubuh hewan yang termasuk filum annelida
3.
Mengetahui
pengklasifikasian filum annelida
Filum mollusca :
4.
Dapat mengetahui
ciri-ciri filum mollusca
5.
Mengetahui
struktur tubuh hewan yang termasuk filum mollusca
6.
Mengetahui
pengklasifikasian filum mollusca
Filum arhtropoda :
7.
Dapat
mengetahui ciri-ciri filum arthropoda
8.
Mengetahui
struktur tubuh hewan yang termasuk filum arthropoda
9.
Mengetahui
pengklasifikasian filum arthropoda
Filum
Echinodermata
10. Dapat mengetahui ciri-ciri filum
Echinodermata
11. Mengetahui struktur tubuh hewan yang termasuk filum Echinodermata
12. Mengetahui pengklasifikasian filum annelida
Filum Porifera
13. Dapat mengetahui ciri-ciri filum Porifera
14.
Mahasiswa mampu mengobservasi
morfologi hewan Porifera
15.
Mengetahui
pengklasifikasian filum Porifera
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Filum annelida
1) Morfologi
dan Fisiologi Annelida.
Golongan cacing ini mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Jika Anda amati,
cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik selomata.
Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang
kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika
cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri
bilateral.
Annelida ini mempunyai sistem
pencernaan sempurna yaitu mulut, faring, esofagus, tembolok, usus halus, dan
anus. Selain itu, juga mempunyai sistem ekskresi berupa nefridia.
Respirasinya melalui permukaan tubuh atau insang. Pada tiap-tiap segmen
terdapat organ ekskresi, sistem saraf, dan sistem reproduksi.
Ciri-ciri tubuh phylum
Annelida adalah sebagai berikut:
a. Tubuhnya beruas-ruas (metemere) atau somit (solimetes) dan sekat.
b.
Rongga tubuh
antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang
sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.
c. Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
d. Sistem saraf terdiri atas sepasang
syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
e. Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine.
f.
Pada rongga
tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.
g. Annelida hidup dengan bebas dan sebagian parasit pada vertebrata, termasuk
manusia.
2) Perkembangbiakan
Annelida.
Pada cacing yang sudah dewasa
akan terjadi penebalan epidermis yang disebut klitelum. Alat ini dapat
digunakan untuk kopulasi dan akan menghasilkan kelenjar-kelenjar yang membentuk
lapisan lendir sangat kuat untuk membentuk kokon, yaitu tempat/wadah
telur yang telah dibuahi.Meskipun Annelida ini bersifat hemaprodit, tetapi pada
saat terjadinya pembuahan harus dilakukan pada dua individu dengan saling
memberikan sperma yang disimpan dalam reseptakulum seminis. Setelah
selesai terjadinya perkawinan, maka kokon akan lepas dan berisi butir-butir
telur yang telah dibuahi.
3) Jenis-Jenis Annelida.
Seperti yang
telah Anda lakukan pada Kegiatan Kelompok , filum ini ada beberapa kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
a)
Polychaeta.
Tiap segmen dilengkapi dengan parapodia,
yaitu semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Kepala
dapat terlihat jelas dan bermata. Habitat berada di laut. Pada cacing ini, alat
kelamin cacing jantan dan betina sudah dapat dibedakan, larvanya bersilia, dan
dapat bergerak bebas yang disebut dengan trokopor. Pada saat musim
kawin, bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Pembuahan dapat terjadi di
luar tubuh. Anggota yang terkenal jenis ini adalah cacing palolo (Eunice
viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele). Di negara kita banyak
terdapat di daerah Maluku, pada musim tertentu akan muncul di permukaan air
laut. Cacing ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang mengandung
protein tinggi.
b) Oligochaeta.
Bentuk cacing Oligochaeta berkebalikan dari cacing Polychaeta, yaitu
mempunyai sedikit seta/rambut, tidak mempunyai mata dan parapodia. Misalnya,
cacing tanah (Pheretima sp.) berada di Asia,. Cacing tanah
mempunyai peranan penting dalam menyuburkan tanah, Makanan cacing ini adalah
zat-zat organik. Setelah zat-zat sisa organik dimakan cacing, selanjutnya dicerna
di dalam usus yang dibantu oleh enzim selulose. Jika cacing mengeluarkan feses,
maka akan dikeluarkan di permukaan tanah. Feses tersebut masih banyak
mengandung kalium fosfor dan nitrogen sehingga tanah di permukaan menjadi
subur,
c)
Hirudinea.
Anggota jenis cacing ini tidak
mempunyai rambut, parapodia, dan seta.Contoh nya lintah (Hirudinaria
javanica) atau pacet (Haemadippza zeylania), Tempat hidup hewan ini
ada yang berada di air tawar, air laut, dan di darat. lintah merupakan hewan
pengisap darah, pada tubuhnya terdapat alat pengisap di kedua ujungnya yang
digunakan untuk menempel pada tubuh inangnya. Pada saat mengisap, lintah ini
mengeluarkan zat penghilang rasa sakit dan mengeluarkan zat antipembekuan darah
sehingga darah korban tidak akan membeku. Setelah kenyang mengisap darah,
lintah itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam air.
B.
Filum mollusca
A. Ciri umum
mollusca
Kata Mollusca berasal dari
bahasa Latin, yaitu mallis yang berarti lunak. Jadi Mollusca merupakan hewan
triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Tubuh lunak tersebut umumnya
dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat menghasilkan cangkang dari zat
kapur (kalsium karbonat) yang keras, tapi ada pula Mollusca yang tidak
bercangkang, misalnya cumi-cumi.
Hal ini menunjukkan kemampuan
adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi pada umumnya Mollusca
hidup di laut. Anatomi Mollusca relatif mirip dengan Vertebrata. Hal ini menyebabkan
banyak ahli memperkirakan bahwa Vertebrata dan Mollusca masih memiliki
kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa
Mollusca, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang baik dan beberapa
diantaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat.
Ciri tubuh
Tubuh Mollusca simetri
bilateral dan tidak bersegmen. Mollusca mempunyai bagian tubuh yang disebut
sebagai kaki muskular yang dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di
substrat, menggali membor substrat, atau melakukan gerakan dan sebagai alat
untuk menangkap mangsa. Dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya.
Tubuhnya juga dapat mengeluarkan lendir untuk membantu berjalan.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Mollusca sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya beberapa
milimeter dengan bentuk bulat telur. Ada yang terlindung cangkang, yang
tersusun atas zat kapur yang dihasilkan oleh kelenjar mantel. Namun, ada juga
cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18
meter.
Sistem dan struktur tubuh
Sistem saraf Mollusca berupa
tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion
visceral, ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf.
Sistem saraf Mollusca juga terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang melebar. Sistem pencernaan Mollusca lengkap terdiri
dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang
dan lidah pada Mollusca tertentu. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang
disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan. Alat ekskresi Mollusca
berupa ginjal. Sistem pernafasan Mollusca menggunakan pulmonum, epidermis,
insang (etenidia) yang terletak di rongga mantel.
Tubuh Mollusca terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu:
- Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa Mollusca kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
- Massa viseral adalah bagian tubuh Mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
- Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada Mollusca bercangkang.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secara
heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.
Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup
sebagai parasit.
Reproduksi
Alat kelamin Mollusca umumnya
terpisah (dioseus), tetapi ada pula yang hermafrodit, pembuahannya eksternal.
Mollusca bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi internal maupun
eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan
berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Peran mollusca bagi manusia
Umumnya Mollusca menguntungkan
bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.
Peran Mollusca yang
menguntungkan adalah sebagai berikut:
- Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.), cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
- Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
- Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, nautilus, dan tiram mutiara.
Sedangkan yang merugikan
adalah:
- Cacing kapal (teredo navalis), menimbulkan kerusakan besar pada dermaga dan kapal kayu.
- Kerang jenis tertentu (Anadara) merupakan pembawa bakteri Salmonella typhi pembawa tifus.
B. klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bentuk dan kedudukan kaki, cangkok,
mantel, insang, dan system sarafnya serta ada tidaknya cangkang, Mollusca
dibedakan menjadi lima kelas, yaitu :
1. Bivalvia (pelecypoda), yaitu
golongan kerang,
2. Gastropoda, yaitu golongan
siput,
3. Cephalopoda, yaitu golongna
cumi-cumi,
4. Scaphopoda, golongan si
cangkang gading,
5. Polyplacophora, yaitu
golongan kiton.
1.
Bivalia (Pelecypoda)
Anggota kelas ini memiliki
cangkang ganda. Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih. Hewan kelas ini pun
berinsang berlapis-lapis maka sering disebut Lamellibranchiata. Cangkang
dihubungkan oleh engsel elastis. Apabila cangkang terbuka kaki keluar untuk
bergerak. Untuk menutup cangkang dilakukan oleh otot transversal yang terletak
di akhir kedua ujung tubuh dibagian dekat dorsal, yaitu otot aduktor anterior
dan posterior. Cangkang berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan
umbo (bagian yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung).
Adanya otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan
menutup.
Pada umumnya Bivalvia hidup di
perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak mengandung zat kapur yang
digunakan untuk membentuk cangkangnya.
Tubuh Bivalvia bilateral simetris, terlindung oleh
cangkang kapur yang keras. Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan
bagian ventral. Pada bagian torsal terdapat:
- gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup;
- ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal;
- umbo, tonjolan cangkang di bagian dorsal.
Banyak spesies Bivalvia yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya tiram (Ostrea), kerang bulu, dan
remis (Corbicula) digunakan sebagai bahan makanan. Cangkang Bivalvia dapat
digunakan sebagai hiasan dinding, perhiasan ataupun kancing.
2.Gastropoda
Gastropoda berasal dari bahasa
Yunani, yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi
Gastropoda berarti hewan bertubuh lunak yang berjalan dengan menggunakan
perutnya. Pada umumnya, hewan ini bersifat herbivor, sering memakan sayuran
budidaya sehingga merugikan manusia. Namun, akhir-akhir ini beberapa Gastropoda
telah dicobakan menjadi bahan makanan, karena kandungan proteinnya tinggi,
misalnya bekicot (achatina fulica) dan beberapa jenis siput.
Gastropoda ada yang memiliki cangkang tunggal, ganda,
atau tanpa cangkang. Bentuk cangkangnya bervariasi, ada yang bulat, bulat
panjang, bulat kasar, atau bulat spiral. Cangkang umumnya spiral asimetri.
Fungsi cangkang untuk melindungi kepala, kaki, dan alat dalam. Pada keadaan
bahaya, cangkang ditutup oleh epifragma. Dibagian dalam cangkang terdapat
mantel yang membungkus seluruh tubuh Gastropoda. Mantel ini tebal, kecuali pada
bagian dekat kaki biasanya tipis. Mantel berfungsi membentuk ekskresi untuk
membentuk cangkang baru. Tubuh Gastropoda bilateral simetri, tetapi pada
perkembangan selanjutnya tubuh bagian belakang dan alat-alat dalamnya mengalami
pembengkokan hampir membentuk lingkaran. Kecuali siput telanjang atau Vaginula,
seluruh anggota tubuh Gastropoda terlindung oleh sebuah cangkang berkatup satu,
sehingga disebut univalve.
Tubuh Gastropoda terbagi atas kepala, leher, kaki, dan
alat-alat dalam (visceral). Pada kepala terdapat sepasang tentakel pendek
sebagai alat pembau dan sepasang tentakel panjang sebagai alat penglihat. Di
bawah kepala terdapat kelenjar mulkosa yang menghasilkan lendir yang membasahi
kaki sehingga mudah bergerak. Kaki lebar pipih dan selalu basah, berguna untuk
berpindah secara merayap. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh
otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. Mulut Gastropoda telah
berkembang baik. Letaknya di ujung anterior, dilengkapi dengan rahang dari zat
tanduk serta lidah parut atau radula di dasar perutnya. Anus terletak di bagian
anterior tubuh.
·
System peredaran darah terbuka
dengan jantung dan saluran darah sebagai organ transportasi. Jantung terdiri
atas serambi dan ventrike yang terletak dalam rongga parikardial. Darah (plasma
dan butir darah) tak berwarna dan berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh
tubuh serta mengangkut sisa pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik
yang dilindungi rongga parikardium.
·
Alat respirasi Gastropoda
berupa insang bagi yang hidup di air dan paru pulmonum bagi yang hidup di
darat. Di samping itu, kadang-kadang rongga mantel juga dapat melakukan fungsi
respirasi. Pulmonum merupakan jalinan antara pembuluh-pembuluh darah yang
berhubungan langsung dengan jantung.
·
System ekskresi berupa
nafridium yang terletak di dekat jantung dan saluran ureter yang terletak di
dekat anus. Alat ekskresi siput berupa ginjal yang terdapat di dekat jantung.
Ginjal ini memiliki saluran ekskresi yang bermuara pada mantel.
·
System pencernaan makanan
meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung, dan
anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U. Makanan dipotong-potong oleh rahang
tanduk dan dikunyah oleh radula dan dibasahi dengan lendir dari kelenjar ludah.
Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok,
lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala.
·
System saraf Gastropoda
terdiri atas tiga pasang, yaitu ganglion visceral, ganglion pedal, dan ganglion
serebral. Di bawah ganglion pedal terdapat sepasang alat keseimbangan atau
statosit. Susunan saraf berupa ganglion yang bercabang di seluruh tubuh.
·
Perkembangbiakan siput secara
kawin dan bersifat hemaprodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi.
Ada hewan Gastropoda yang diesis dan ada yang monoesis. Pada hewan monoesis
alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi tidak dapat
membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului dengan kopulasi.
Alat reproduksinya disebut ovotestis, yaitu suatu badan penghasil ovum dan
sperma. Sperma yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran sperma., ditampung
dalam kantung sperma dan dikeluarkan melalui alat kawin. Sedangkan sel telur
yang dihasilkan akan diteruskan ke saluran telur, reseptakel seminal, dan
akhirnya keluar melalui lubang kelamin.
Kelas gastropoda terbagi
menjadi 3 subkelas:
a)
Subkelas Prosobranchia;
Bernapas menggunakan insang, bercangkang tunggal, sebagian besar anggotanya
merupakan siput-siput yang hidup di air laut (termasuk daerah pasang surut dan
muara sungai).
b)
Subkelas Opistobranchia;
Bernapas menggunakan insang yang terletak di bagian belakang, ada yang
bercangkang, namun ada juga yang tak bercangkang (biasa disebut nudibranch atau
"kelinci laut"; ada juga yang dijuluki "Spanish Dancer"
karena berwarna merah dan bisa berenang di laut bagaikan gaun penari rakyat
Spanyol/Amerika Latin).
c)
Subkelas Pulmonata; Hidup di
darat, bernapas dengan paru-paru, dan sebagian besar anggotanya adalah
hermafrodit (berkelamin ganda). Contoh jenis yang bercangkang adalah
bekicot/Giant African Snail (Achatina fullica/A.variegata), escargot (Helix
pomatia), sementara yang tak bercangkang adalah keong bugil/siput telanjang.
Contoh Gastropoda, antara lain
: Vivipara javanica (kreco); Limnaea truncatula (siput perantara fasciolosis);
Melania testudinaria (sumpil); Achantina fulica (bekicot); Ampularia ampulacea
(keong gondang); Vivipara javanica (kreco); Murex siphelinus (cangkok berduri
dan hidup di laut); Vaginula sp. (siput telanjang); Filicaulis sp. (siput
lintah)
3.Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari
bahasa Yunani, yaitu chephalo yang berarti kepala dan podos yang artinya kaki.
Jadi Cephalopoda adalah Mollusca berkaki di kepala atau kepalanya dilingkari
oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel. Umumnya mereka juga
memiliki kantung tinta, kecuali nautilus, yang menghasilkan cairan tinta hitam
yang akan disemburkan dalam keadaan bahaya untuk menghindar dari musuhnya.
Chepalopoda bernapas dengan insang dan memiliki organ indra serta system saraf
yang berkembang baik. Di dalam mulutnya terdapat radula.Beberapa jenis membela diri dengan mengeluarkan zat tinta.
Kelas Cephalopoda dibagi
menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata.
1) Ordo Tetrabranchiata, meliputi jumlah spesies yang sangat banyak,Contoh
yang mewakili dari nautiloids adalah genus nautilus yang dapat dijumpai di
lautan pasifik dan lautan Indonesia. Tetrabranchiata memiliki cangkang luar
dari kapur yang membelit dan memiliki beberapa lengan.
2) Ordo Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan
lengan lebih sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung
tinta, sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora. Ordo
dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu: Subordo decapoda, contoh: loligo
pealeii dan sepia officinalis, dan Subordo octapoda, sebagian besar tak
memiliki cangkang kecuali genus argonauta. Contoh octapoda antara lain
argonauta argo, octopus vulgaris dan octopus bairdi.
Contoh hewan Cephalopoda ,
antara lain :
- Loligo indica atau cumi-cumi mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kitin. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
- Sepia s p. atau sotong mempunyai kantong tinta, cangkang di dalam tubuh terbuat dari kapur. Mempunyai 8 tangan dan 2 tentakel.
- Nautilus pampilus tidak memiliki kantung tinta, cangkang terdapat di luar terbuat dari kapur.
- Octopus vulgaris atau gurita mempunyai kantong tinta, tidak memiliki cangkang. Mempunyai 8 tangan.
Peranan
Cephalopoda bagi manusia terutama sebagai sumber protein, misalnya cumi-cumi
dan gurita.
4.Scaphopoda
Kelas Scaphopoda juga dikenal
dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini juga dijumpai di
laut. Ciri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk pipa atau silinder
(tabung) memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya. Individu dewasa
hidup terbenam di dalam pasir, bercangkang seperti kerucut atau tanduk. Kedua
ujung cangkang berlubang. Kaki terdapat di daerah mulut. Tubuhnya diselubungi
mantel. contohnya Dentalium elephantium dan Dentalium vulgare.
5.Polyplacophora
Semua anggota kelas
Polyplacophora hidup di laut dan pada umumnya melekat pada dasar perairan.
Hewan ini memiliki ciri tubuhnya berbentuk pipih memanjang, tidak berkepala,
tidak bertentakel, dan pada bagian punggungnya terdapat cangkang yang tersusun
atas beberapa (biasanya belapan) lempeng terlapis yang saling tumpang tindih
seperti genting. Di dalam mulutnya terdapat radula. Contoh kelas Polyplacophora
ialah Chiton. System pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan
gigi – faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati
yang berhubungan dengan perut. System saraf berupa cincin esophagus dan 2
cabang saraf yang disarafi matel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang
jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf. System peredaran darah
lakunair (terbuka) terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah
mendapat oksigen dari insang. System ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal
yang bermuara kearah posterior. System reproduksi secara seksual, yaitu dengan
pertemuan ovum dan sperma. Terdapat individu jantan dan betina.
C.
Filum arhtropoda
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang
artinya kaki. Jadi, Arthropoda
adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda
memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai
rangka luarnya.Filum Arthropoda
adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga,
laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut,
air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk
simbiotis dan parasit.
Ciri-Ciri Arthropoda, antara lain sebagai
berikut :
a)
Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi, termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya
sendi dan perpanjangan tubuh, maka arthropoda
dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
b)
Tubuhnya simetri bilateral dan
bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies, segmen tubuh ada yang menyatu
membentuk kepala, dada, dan perut.
c)
Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun,
udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk sepalotoraks.
d)
Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari
kitin.
e)
Memiliki mata majemuk. Mata
majemuk (faset) terdiri dari
ribuan satuan penyusun mata yang disebut omatidium.
Beberapa jenis Arthropoda
memiliki mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan keadaan gelap dan terang.
Anthropoda dapat dibagi
menjadi 4 subfilum sebagai berikut:
A. Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda dan biasanya dianggap sebagai
suatu subfilum. Kelompok ini mencangkup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti
lobster, kepiting, udang, karang, dll. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup
di air tawar atau laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan
kehidupan darat, seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak,
walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada
inangnya.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
a)
Tubuh crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks
b)
Pada bagian kepala terdapat
beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna; 1 pasang mandibula untuk
menggigit mangsanya; 1 pasang maksila; dan 1 pasang maksilliped
c)
Maksilla dan maksilliped
berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut.
d)
Alat gerak berupa 5 pasang
kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) pada cephalothoraks dan berfungsi
untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
e)
Tiap segmen tubuh ditutupi
karapaks.
Sistem organ Crustacea adalah sebagai berikut:
1)
Sistem Pencernaan; Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan
kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior
tubuhnya, sedangkan esophagus,
lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki
kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada. Sisa pencernaan
selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat ekskresi disebut
kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
2)
Sistem Saraf; Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali.
Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antenna (alat paraba), statocyst (alat keseimbangan) dan
mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3)
Sistem Peredaran Darah; System
peredaran darah Crustacea
disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melaui pembuluh
darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosiasin yang daya
ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
4)
Sistem Pernafasan; Pada
umumnya Crustacea bernafas
dengan insang. Kecuali Crustacea
yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
5)
Alat Reproduksi; Alat
reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberap Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan
kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang
mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua
minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian
anggota tubuhnya). Misalnya: uadang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya,
bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan
tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai
berikut:
a) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusunan zooplankton, adalah
melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Hewan ini dikelompokan
menjadi empat ordo, yaitu:
- Branchiopoda
Contohnya: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara Parthenogenesis.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara Parthenogenesis.
·
Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air
tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
- Copecoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup dia ir
laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya
jelas.
· Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan
hidup di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit. Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu
diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan
tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
b)
Malakostraca (udang
tingkat tinggi)
Hewan ini
kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri
atas sefalotoraks yaitu kepala
dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Hewan ini dikelompokan dalam tiga
ordo, yaitu:
- Isopoda
Tubuh pipih,
dorsiventral, berkaki sama.
Contoh: Onicus asellus (kutu perahu); Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu.
Keduanya adalah pengerek kayu.
- Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
- Decapoda (si kaki sepuluh)
Yang
termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan
merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia.
Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya denganprotein.
Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi
satu (Cephalothorax) yang
ditutupi oleh karapakx. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki
sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa
yang hidup di laut.
Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara
lain:
- Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, missal udang, lobster dan kepiting.
- Dalam bidang ekologi,
hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal
anggota Branchiopoda, Ostracoda
dan Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
- Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
- Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda
- Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
B. Hexapoda / Insecta
Insekta berasal dari bahasa
latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari fillum Arthropoda. Banyak anggota
insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak,
jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi
memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah, sehingga disebut juga
hexapoda (hexa = enam, podos = kaki). Tubuh terbagi menjadi
tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satnya
invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan
habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
manusia. Peranan yang menguntungkan anatar lain: penyerbukan tanaman oleh lebah
atau insekta lain, tetapi ada juga yangmerugukan misalnya: wereng coklat
menyerang hektaran tanaman padi.
Insekta memiliki beberapa ciri
antara lain:
a)
Tubuh terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kaput
(kepala), toraks (
dada), dan abodemen
(perut).
b)
Memiliki sepasang kaki pada
setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi untuk
berjalan.
c)
Kebanyakan insekta memiliki
sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di daerah dada, pada jenis lain
sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki sayap.
d)
Makanan insekta ada yang
berupa sisa organisme lain, ada yang hidup sebagai parasit dalam tubuh
(tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta bersimbiosis dengan organisme lain.
e)
Alat pernapasan insekta berupa
trakea.
f)
Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak
melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
g)
System sirkulasinay terbuka.
h)
Organ kelamin insekta berumah
uda artinya insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya
terletak pada segmen terakhir dari abodemen.
i)
Fertilasi terjadi secara
internal.
j)
Insekta mengalami ekdisis pada
tahap tertentu selama perkembangan hidupnya.
System organ insekta/Hexapoda antara lain:
1.
Dada terdiri dari tiga segmen
atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki,
sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta yang bersayap sepasang,
sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut halter yang berfungsi sebagai
alat keseimbangan. Tubuh insekta diperkuat dengan rangka luar atau eksoskelet
dari chitine. Susunan kaki pada insekta terdiri dari ruas-ruas yaitu : Panggul
(coax); Gelang paha (trokanter); Paha (femur); Ruas betis (tibia); Ruas-ruas kaki (tarsus)
2.
Perut (abdomen); Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium
embrio segmen ditemukan lengkap, tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian
poeterior menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki
tetapi ada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel, yaitu
lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa
system organ yang kompleks, yaitu system pencernaan, system pernapasan, system
sirkulasi, system peneluaran zat, dan system saraf.
·
Sistem
Pencernaan; Insekta memiliki system pencernaan yang lengkap dan organ yang
jelas untuk perombakan makanan dan penyerapan zat-zat makanan.
·
Sistem
Pernapasan; Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang
yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel
tubuh. System trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu
pori-pori yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan
membatasi hilangnya air.
·
Sistem
Sirkulasi; Sistem sirkulasi insekta berupa system sirkulasi terbuka dengan
organ sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus
homosol (rongga tubuh).
·
Sistem
Pengeluaran Zat (Ekskresi); Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus melphigi
yang melekat pada bagian posterior saluran pencernaan.
·
Sistem
Saraf; Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan
beberapa ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk
otak yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang
terpusat dikepala.
Berdasarkan ada atau tidaknya
sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
a)
Apterygota, tidak bersayap dan
tidak mengalami metamorfosis. Contoh: Lepisma
sacharina (kutu buku).
b)
Pterygota, mempunyai sayap.
Pterygota terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut.
·
Eksopterygota
(metamorfosis tidak sempurana); Metamorfosis tidak sempurna (nemimetabola),
tidak ada perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap
perkembangannya adalah: Telur – larva - dewasa.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa; Isoptera, contoh: capung; Hemiptera, contoh: walang sangit; Homoptera, contoh: wereng.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut. Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa; Isoptera, contoh: capung; Hemiptera, contoh: walang sangit; Homoptera, contoh: wereng.
·
Endopterygota
(metamorfosis sempurna); Metamorfosis sempurna, terdapat perbedaan bentuk yang
nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah: Telur - larva
(ulat) - kepompong (pupa) - dewasa (imago).
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut : Coleoptera, contioh: kunang-kunang; Diptera, contoh: nyamuk, lalat; Hymenoptera, contoh: lebah madu; Siphonoptera, contoh: kutu kepala; Lepidoptera, contoh: kupu-kupu; Neuroptera, contoh: undur-undur.
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut : Coleoptera, contioh: kunang-kunang; Diptera, contoh: nyamuk, lalat; Hymenoptera, contoh: lebah madu; Siphonoptera, contoh: kutu kepala; Lepidoptera, contoh: kupu-kupu; Neuroptera, contoh: undur-undur.
Peranan Insekta / hexapoda
yang menguntungkan adalah:
- Kupu-kupu atau lalat dapat membantu mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah.
- Penghasil madu, yaitu lebah (Apis indica)
- Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori).
Peranan insekta yang merugikan
menusia adalah:
- Vektor beberapa penyakit pada manusia, misalnya Plasmodium, penyebab penyakit
- Menimbulkan gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis)
- Sebagai hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang sangit (Leptocorisa acuta)
- Perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta doninica).
- Perusak produk berbahan buku alam, misalnya rayap (Helanithermis sp.), dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).
C. Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda
dan Diplopoda dengan tubuh
beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini
banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang
benyak mengandung sampah, misalnya kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda
a)
Tubuh bersegmen (beruas) tidak
mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
b)
Pada setiap ruas perut
terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
c)
Pada kepala terdapat 2 kelopak
mata tunggal (ocellus), 1
pasang antena dan alat mulut.
d)
Susunan saraf tangga tali.
e)
System pernapasan dengan
trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar
masuknya udara.
f)
System peredaran darah
terbuka.
g)
Alat kelamin jantan dan betina
terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
h)
Hidup di darat, misal di bawah
batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Dalam penggolongannya
myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas yakni:
1). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang: Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-ciri Chilopoda:
Ciri-ciri Chilopoda:
- Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
- Alat pencernaan makanannnya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
- Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hamper pada setiap ruas.
- Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/ timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede.
2). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda:
Ciri-cirinya Diplopoda:
- Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan bahan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kadua kaki mengalami modifikasi sebagai oragan kopulasi.
- Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok meta tunggal.
- Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
- Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
- Alat ekskresi berupa dua buah saluran malphigi.
D. Chelicerata
Chelicerata merupakan subfilum
paling besar dalam Arthropoda, terdiri dari kelas Arachnida dan Horseshoe
crab (mimi).
- Arachinida; Anggota Arachnida meliputi kalajenking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan menusia, hewan dan tumbuhan. Archnida bersifat karnivora sekaligus prodator. Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri Arachnida :
a)
Tubuh terbagi atas kepala-dada
(sefalotoraks) dan perut yang
dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina.
b)
Pada bagian kepala-dada tidak
terdapat antenna, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
c)
Mempunyai 4 pasang kaki pada
kepala-dada.
d)
Alat ekskresi dilengkapi
dengan saluran malphigi dan
kelenjar coxal.
e)
Alat pernapasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang
buku.
f)
Alat kelamin jantan dan betina
terpisanh, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan
internal (di dalam).
g)
System saraf tangga tali
dengan ganglia dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan
ganglia
h)
Alat mulut dan alat pencernaan
makanan terutama disesuiakan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun.
i)
Habitat (tempat hidup) di
darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.
D.
Filum
Echinodermata
Ciri-ciri
Umum Echinodermata
Berikut ini
karakteristik filum echinodermata secara umum :
·
Semua echinodermata hidup di air laut;
·
Simetri radial atau pentaradial , selalu
terbagi 5 bagian;
·
Tidak ada kepala;
·
Tidak bersegmen;
·
Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang
befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan;
·
Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong
oleh skeleton yang tetap dan spina;
·
Sistem pencernaan sederhana (beberapa di
antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh bersilia, biasanya luas, di isi
dengan/mengandung sel bebas (amoebosit);
·
Respirasi dengan papulae, kaki tabung atau
dengan pohon respirasi;
·
Jenis kelamin terpisah, gonat besar,
fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik, bersilia, biasanya
berenang bebas, mengalami metamorfosis. (Stoner, 1961: 270);
·
Semua echinodermata hidup di laut;
·
Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan
merangkak dan sangat lambat
·
Tampilan khusus anggota filum ini
seluruhnya memiliki duri. Tepat
dibawah
kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka.
·
Tubuhnya berkembang dalam bidang
lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di
tengah
·
Mereka memiliki sistem peredaran air yang
terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang dipakai dalam pergerakan
Tabel di bawah
ini merangkum sifat-sifat penting kelas echinodermata. Salah satu kelas yaitu
bintang laut:
Kelas
|
Contoh
|
Ciri-ciri
|
Crinoidea
|
Lilia laut, bulu laut
|
Sessil, menempel menggunakan
batang; lengan bercabang; kaki tabung bersilia dipakai untuk makan; beberapa
spesies berenang bebas
|
Asteroidea
|
Bintang laut
|
Bergerak bebas dengan kaki
tabung; tangan bercabang dari cakram pusat
|
Ophiuroidea
|
Bintang ular, bintang rapuh,
bintang keranjang
|
Bergerak bebas; lengan luwes
yang tipis memancar dari cakram; kaki tabung dipakai sebagai indera dan untuk
makan
|
Echinoidea
|
Dollar pasir; biskuit laut;
bulu babi
|
Bergerak bebas; badan menyatu
dalam lempengan atau cakram lempeng, tanpa sinar bebas, tertutup dengan
lempeng kapur; beberapa spesies tertutup dengan duri
|
Holothuroidea
|
Teripang
|
Bergerak bebas; tubuh luwes
& panjang dengan mulut di satu ujungnya; kadang memiliki tentakel; unsur
kerangka kulit sudah mulai lenyap
|
ü Struktur dan
Fungsi Tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau
runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang
disebut testa.Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut
ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur
keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral
memiliki alat isap.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus.Sistem ekskresi tidak ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang
merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang
baik.Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.
Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang
saraf.Echinodermata tidak memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang
bersifat hermafrodit dan dioseus.Reproduksi seksual pada anggota filum ini
umumnya melibatkan hewan jantan dan betina yang terpisah (dioecious) dan
pembebasan gamet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari
larva bilateral melalui proses metamorfosis.
Filum echinodermata terbagi atas 5 (lima) kelas, yaitu kelas
· Asteroide
· Ophiupoidea
· Echinoidea
· Crinoidea
· Holothuroide
2.2
Deskripsi Umum
ü Asteroidea
Bintang Laut (Asteropecten irregularis) tergolong dalam Echinodermata.
Mengapa jenis hewan ini disebut Echinodermata? Echinodermata berasal dari
kata Yunani,Echinos artinya duri dan Derma artinya kulit.Jadi Echinodermata
dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri.Memang jika Anda meraba kulit hewan
ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng seperti
duri-duri kecil dari bahan calsium carbonat / zat kapur /CacO3.
Karena hanya air laut dengan komposisi mineral , pH dan salinitas yang
demikian memenuhi itulah maka anggota Echinodermata ini hanya dapat hidup dan
ditemukan di laut.
Bintang laut biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman
sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban cenderung berifat
Bentos kecuali Crinoidea Golongan Asteroidea (Bintang Laut) ini tidak ada yang
parasit.Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal manusia.
Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.
Bintang laut sebagai kelompok Echinodermata juga bisa merugikan, karena
hewan laut ini sebagai pemakan tiram/kerang mutiara.
Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
- Bintang laut Asteroidea sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan.
- Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran.
- Hewan ini banyak dijumpai di pantai.
- Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan.
- Perhatikan gambar Echinoidea ini
Bintang laut
Struktur Tubuh dan Perananya :
- Madreporit : merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh letaknya di sisi aboral , ini berbeda dengan Ophiuroidea yang berada di sisi oral
- Saluran batu : saluran penghubung antara madreporit dengan salurang cincin
- Saluran cincin : saluran yang melingkar yang bisa mengakses ke semua lengan
- Saluran radial : saluran yang berasal dari saluran cincin meluas ke seluruh lengan , saluran ini dari saluran cincin berpencar ke tentakel masing masing
- Saluran lateral : saluran yang berasal dari saluran radial yang mengalirkan air ke ampula
- Ampula : suatu wadah menyerupai balon yang elastis , ketika terisi air akan membentuk tonjolan seperti kaki yang menyerupai tabung disebut kaki tabung
- Kaki tabung : kaki yang terbentuk karena tekanan air di ampula sehingga kak bisa dipijakkan ke obyek sehingga bisa menggerakkan tubuhnya
- Sistem ambulakral ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa.
Cara gerak Bintang Laut
Pada hewan
ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil
(madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin
yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya
ke saluran lateral.Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan
berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula.Dari
saluran lateral, air masuk ke ampula.
Saluran ini
berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke
dalam kaki tabung.Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang.Apabila hewan
ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan
memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas.Selanjutnya ampula
mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk.Kaki
tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke
arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga
bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.
·
Stomach : sebagai alat pencernaan.
·
Mulut : tempat menyerap makanan terdapat dibawah , dilengkapi dengan
gigi catut ( pedicellaria
·
Anus : mengeluarkan sisa makanan yang tidak tercerna, terdapat
dibagian atas tubuhnya (sisi aboral)
·
Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon
kelamin.
Peran dalam Kehidupan
Sebagai detrivor yaitu pemakan materi organik ,herbivora, karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan keseimbangan ekosistem terjaga.
Sebagai detrivor yaitu pemakan materi organik ,herbivora, karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan keseimbangan ekosistem terjaga.
Ciri- ciri
- Tubuh terdiri atas lima lengan atau lebih yang tersusun radial.
- Pada ujung-ujung lengan terdapat alat sensor.
- Ujung tentakel pada bintik matayang mengandung pigmen merah ,peka terhadap cahaya.
- Permukaan tubuh bagian atas di tutupi duri-duri tumpul berbentuk catut (pediselaria).
- Pada umumnya berwarna oranye,biru, ungu, hijauatau gabungan warna-warna tersebut.
- Alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan.
- Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral).
- Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit.
- Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.
- Banyak dijumpai di zona litoral laut / daerah pasang surut ( pantai)
- Sistem syaraf terdiri dari : cincin syaraf , syaraf lengan , syaraf radial pada cakram
- mempunyai kemampuan regenerasi /Pengembalian diri dari kerusakan tubuh yang cepat
- mempunyai kemampuan autotomi : memutuskan tubuhnya yang luka
Fisiologis
- Sistem pencernaan makanan mulut - kerongkongan lambung - ke cabang lengan - kantung pilorus - anus
- Sistem syaraf : cincin syaraf di mulut bercabang ke masing masing lengan
- Sistem Respirasi : menggunakan Branchia dermalis / papilla berupa kantong tipis ada di setiap kulit lengan berupa tonjolan
- Sistem ekskresi juga dikeluarkan lewat Branchia dermalis / Papulla
- Sistem Reproduksi Kawin, Dioceus Fertilisasi eksternal ovum keluar sejumlah 2,5 juta setiap 2 jam ketemu sperma di air
ü Ophiuroidea
Sturuktur Dan Fungsi Tubuh
Bintang mengular memiliki
cakram tengah yang jelas terlihat dari tangannya panjang sehingga memudahkannya
bergerak.Kaki tabung (kaki ambulakral) tidak memiliki alat isap dan bintang
mengular bergerak dengan mencambukkan lengannya.Hidup di perairan dangkal dan
dalam, bersembunyi di bawah batuan atau rumput laut, mengubur diri di pasir,
aktif di malam hari.
Ophiuroidea terdiri dari 2.000
spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa
yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih
langsing dan fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral
(dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki
pediselaria.Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya.Bintang ular
merupakan echinodermata yang paling aktif dan paling cepat gerakannya.Jenis
kelamin terpisah, fertilisasi eksternal, mengalami tahap larva yang disebut
pluteus.Hewan ini pun juga dapat beregenerasi. Beberapa spesies
ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah predator
atau pemakan bangkai.
Makanan Bintang Mengular
Ophionereis reticulate (Bintang Mengular )makanannya adalah
udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).
Alat-alat
pencernaan makanan holozoik atau saprozoik.Terdapat bola cakram, dimulai dari
mulut yang terletak di pusat tubuh kemudian lambung yang berbentuk
kantong.Hewan ini tidak memiliki anus.Di sekeliling mulut terdapat rahang yang
berupa 5 kelompok lempeng kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih
lengannya, kemudian dihentakkan dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke
mulut.Sesudah dicerna, bahan-bahan yang tidak tercerna dibuang ke keluarmelaluimulutnya.
Siklus Hidup dan Reproduksi.
Ophionereis reticulata menggunakan lengan mereka untuk bergerak.Mereka,
tidak seperti bintang laut, bergantung pada kaki tabung.Bintang laut bergerak
dengan menggerakan lengan mereka yang sangat fleksibel dan membuat mereka
bergerak seperti ular.Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri bilateral.
Pernapasan dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar
mulut, alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad).
Sistem reproduksi Ophionereis reticulata yaitu generatif ( berumah dua,
fertilisasi eksternal ). Jenis kelamin hewan ini terpisah. Hewan ini melepaskan
sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis
yang lengannya bersillia, disebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang
ular.
Habitat, Populasi, dan
Distribusi
Bintang
mengular dapat ditemukan pada perairan besar, dari kutub sampai tropis.Hewan
ini hidup di laut yang dangkal atau dalam.Biasanya bersembunyi di sekitar batu
karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir; sangat aktif di malam
hari.
Berdasarkan
fakta bintang ular merajai dasar laut pada kedalaman lebih dari 500 meter, di seluruh
dunia. Ada sekitar 2.000 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka
kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki).
Spesies ini dianggap terancap
punah Bintang ular dari jenis Psammechinus miliaris mengalami kerusakan serius
pada lapisan kalsitnya pada pH 6,63. Padahal jenis ini telah beradaptasi pada
lingkungan kolam karang yang berbatu sangat dangkal.
ü Echinoidea
Echinoidea berbentuk bola atau
pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema
saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata).Hidup pada batuan
atau lumpur di tepi pantai atau dasar perairan.Makanannya adalah rumput laut,
hewan yang telah mati, biasanya nocturnal.Permukaan tubuh hewan ini berduri
panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang
disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk
menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme. Echinoidea
yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).
Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak
cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi
untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki
ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Organisme yang tergolong
kelas echinoidea ada yang bernapas dengan insang namun ada pula yang
bernapas dengan melakukan modifikasi podia pada permukaan aboral atau
yang biasanya dikenal dengan istilah kaki tabung (tube feet). Organisme
yang bernapas dengan insang tergolong dalam echinoidea regular. Pada umumnya
memiliki 5 pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu babi.
Echinoidea yang bernapas dengan tube feet tergolong dalam echinoidea
irregular. Contohnya seperti sand dollars. Pada proses pernapasan seperti ini,
podia petaloid yang biasanya berfungsi dalam membantu pergerakkan kemudian
berubah fungsi menjadi organ respirasi. Kaki tabung akan berhubungan dengan petalloids dan membentuk suatu sistem pernapasan. Kaki tabung akan mendorong air
sehingga terjadi pertukaran gas yang berlawanan arah dengan sistem
vaskular air. Kaki tabung pernafasan bentuknya panjang,
rendah, flat (datar) yang terletak pada alur konjugasi membentang dari satu
pori ke pori yang lain. tabung
memanjang jauh dari permukaan tubuh dan
dilengkapi dengan bulu atau rambut yang teratur (Cyecilia Pical, 2012)
Reproduksi echinoidea dengan
fertilisasi eksternal dan bersifat hermafrodit. Telur echinoidea yang menetas
akan berkembang menjadi larva yang disebut larva echinoploteus. Melimpahnya
jumlah landak laur menandakan kondisi air yang tidak bagus.
ü Holothuroidea
Apabila dilihat secara
sepintas, timun laut yang merupakan salah satu anggota filum Echinodermata tidak
terlihat mirip dengan hewan Echinodermata lainnya.Anggota kelas ini umumnya
tidak memiliki duri dan endoskeleton yang keras sangat tereduksi.Tubuh ketimun
laut memanjang sepanjang sumbu oral-aboral sehingga memberikan bentuk ketimun
seperti namanya. Namun demikian, setelah diteliti lebih lanjut ternyata di
tubuhnya terdapat lima baris kaki tabung (kaki ambulakral) yang merupakan
sistem pembuluh yang hanya terdapat pada hewan Echinodermata. Kaki tabung (kaki
ambulakral) yang terdapat di sekitar mulut kemudian dikembangkan menjadi
tentakel untuk makan.
Ciri-ciri
• Bentuk tubuh menyerupai mentimun yang berkulit lunak.
• Tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula
• Daya regenerasi tinggi.
• Berwarna hitam coklat dan hijau.
• Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di hasilkan dari anullus.
• Mulut dan anus terletak pada ujung berlawanan.
• Mulut dikelilingi oleh tentakel
Bagian tubuh teripang dan fungsinya
·
Tentakel : berfungsi sebagai
alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
·
Stomach/perut : sebagai alat
pencernaan
·
Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi
sebagai penghasil hormon kelamin.
·
Saluran kelamin : Berfungsi
sebagai saluran menuju gonad.
·
Madreporit : Lempeng tali
lapisan pada ujung saluran air.
·
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut
berfungsi menghubungkan rngga mulut dan lambung.
·
Dorsal mesentery : berfungsi
sebagai pembungkus usus dan menggantungnya ke dinding tubuh pinggang.
·
Anus : mengeluarkan sisa
metabolisme pada teripang
·
Cloaca : sebagai alat pencernaan.
·
Intestin : sebagai alat
pencernaan yang letaknya di antara pilorus hingga usus. (Naidra 2012)
ü Siput Laut
Siput laut
sering juga disebut nudibranch.Nudibranch berasal dari bahasa Latin nudus yang
berarti telanjang, dan bahasa Yunani brankhia yang berarti insang.Dalam
Wikipedia dijelaskan bahwa, nudibranch memiliki kepala bertentakel, yang sangat
sensitif terhadap sentuhan, rasa, dan bau.Rhinophore berbentuk seperti
pentungan berperan untuk mendeteksi bau (hidung).Mereka merupakan hewan
hermafrodit, tetapi jarang melakukan fertilisasi sendiri.Nudibranch adalah
hewan karnivora.Beberapa memakan spons, yang lain hydroida, atau bryozoa, dan
beberapa kanibal, memakan siput air lainnya, dan pada situasi tertentu, bahkan
anggota spesies mereka sendiri (hii, barangkali masih sodaraan dengan sumanto
ya).Bentuk tubuh bervariasi. Ukuran berkisar antara 40 hingga 600 mm. Hewan
kecil ini terdapat di seluruh dunia pada semua kedalaman, tetapi mereka
mencapai ukuran terbesar dan bervariasi pada perairan hangat dan dangkal.
Seperti yang saya temui di pantai Kondang
Merak Malang juga pantai Bama
Baluran.
Hewan ini oleh para ahli zoology
diklasifikasikan kedalam anggota kelas gastropoda pada filum mollusca.
Sebagaimana nama kelasnya, hewan ini berjalan dengan perutnya (gastro = perut,
podos = kaki) tubuhnya lunak, dan pergerakannya sangat lambat (namanya juga
siput), mungkin sebab itulah makhluk ini dikarunia anugrah berupa warna-warni
yang sangat beragam dan indah sebagai bentuk penyamaran/kamuflase sehingga
terhindar dari serangan pemangsa.
Morfologi Siput laut
Siput ini biasanya berwarna hijau cerah, karena kandungan kloroplas di
dalam sel - sel siput ini.Namun, warna tubuh mereka kadang - kadang berganti
menjadi agak kemerah - merahan atau abu - abu. Hal ini disebabkan karena jumlah
klorofil di dalam sel - selnya tidak sama. Siput yang masih kecil berwarna
coklat dengan bintik kemerahan karena belum dapat makan tumbuhan seperti siput
dewasa, sehingga tubuhnya belum mengandung zat kloroplas.
Siput ini dapat hidup hingga memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan sebagian besar berukuran antara 20mm sampai 30mm.
Siput ini dapat hidup hingga memiliki panjang 60mm, tapi yang ditemukan sebagian besar berukuran antara 20mm sampai 30mm.
Habitat Siput laut
Siput ini dapat hidup di laut, rawa-rawa, sampai di sungai dengan kedalaman
0-0,5 meter. Karena mereka sangat membutuhkan tumbuhan sebagai sumber
energinya, maka siput ini tidak dapat hidup di perairan yang lebih dalam.
Wilayah Penyebaran
Siput ini dapat ditemukan di sepanjang pantai Timur Amerika Serikat,
termasuk negara bagian Massachussets, New York, Connecticut, New Jersey,
Maryland, dan Florida.Merka juga ditemukan di perairan Kanada.
Makanan
Sumber makanan hewan ini adalah tumbuhan hijau.Karena yang sedang kita
bahas adalah jenis siput yang hidup di laut, maka sumber makanan Elysia
Chlorotica ini adalah ganggang hijau. Sebelum makan, siput yang masih muda pada
umumnya berwarna coklat agak kemerahan, namun setelah mulai makan perlahan
tubuhnya berubah menjadi hijau.Hal ini bisa terjadi karena siput tidak mencerna
makanannya, tetapi ia menyimpannya di seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi
ketika siput mulai tumbuh menjadi dewasa.
E.
Filum Porifera
Kata porifera berasal dari bahasa
Latin porus (lubang kecil) dan ferre (membawa). Jadi Porifera berarti
hewan yang mempunyai tubuh berpori, dikenal juga sebagai hewan sponge atau
spons. Porifera ini hidup menetap (sessil) pada dasar perairan. Sebagian besar
hewan ini hidup di laut dan sebagian kecil yang hidup di air tawar. Bentuk
tubuhnya beraneka ragam, menyerupai tumbuhan, warnanya juga
sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah. (Baca juga : Hewan
Invertebrata)
Porifera memiliki beberapa
karakteristik. Tubuhnya bersel banyak, simetri radial, atau asimetris.
Sel-sel tersebut menyusun tubuh Porifera dalam dalam 2 lapis
(dipoblastik), membentuk jaringan yang belum sempurna dan di antaranya
terdapat gelatin yang disebut mesenkim. Tubuhnya mempunyai banyak pori,
saluran-saluran, dan rongga sebagai tempat air mengalir. Sebagian atau
seluruh permukaan dalam tubuhnya tersusun dari sel-sel yang berleher yang
berflagelum, disebut koanosit.
Porifera melakukan pencernaan
makanan di dalam sel atau secara intrasel. Umumnya Porifera mempunyai
rangka dalam. Hewan berkembangbiak secara kawin dan tak kawin. Secara
kawin dilakukan dengan sel telur dan sel spermatozoid. Larvanya berbulu
getar dan dapat berenang. Sedangkan secara tidak kawin dengan bertunas.
Berdasarkan tingkat kompleksitasnya,
sistem saluran air pada Porifera dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe askon,
tipe sikon, dan tipe leukon (rhagon). Perhatikan Gambar 1. Tipe askon
merupakan tipe saluran air paling sederhana. Saluran air dimulai dari ostia
yang dihubungkan langsung oleh saluran ke spongocoel. Dari
spongocoel air keluar melalui oskulum. Tipe sikon merupakan tipe saluran
air yang terdiri atas dua saluran yaitu inkruen dan radial. Air masuk
melalui ostia menuju ke saluran inkruen. Melalui porosit, air dari
saluran in kruen menuju ke saluran radial, terus ke spongocoel
dan akhirnya keluar melalui oskulum. Sedangkan tipe leucon (rhagon),
merupakan tipe saluran air yang paling kompleks. Air dari ostium masuk
melalui saluran menuju ke rongga-rongga yang dibatasi oleh koanosit.
Dari rongga ini air melalui saluran-saluran lagi menuju ke spongocoel
dan akhirnya keluar melalui oskulum.
Porifera banyak menghasilkan spikula
yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian dari gelatin mesenkim). Hasil
sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau karbonat (zat kapur) ini
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk monakson,
tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang spongin.
Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk membedakan jenis-jenis
Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini digunakan sebagai dasar
klasifikasi Porifera. Berdasarkan sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi
menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia.
Berikut penjelasannya:
1. Kelas Calcarea
Anggota kelas ini mempunyai rangka
yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat) dengan tipe monoakson,
triakson, atau tetrakson. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan
dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-macam. Hidup soliter atau berkoloni.
Mereka memiliki ciri khusus berupa spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk kalsit atau aragonit. Beberapa spesies memiliki tiga ujung spikula, sedangkan pada beberapa spesies lainnya memiliki 2 atau empat spikula. [1]
Sponge Calcarea pertama kali muncul pada masa Cambrian dan memiliki keanekaragaman paling tinggi pada periode Cretaceous. Analisis molekuler terbaru menunjukkan bahwa, kelas Calcarea seharusnya dimasukkan sebagai filum, khususnya untuk kelas calcacea yang pertama kali menyimpang dari kingdom Animalia. Jenis sponge lainnya termasuk dalam filum Silicarea.
1. Diversitas (Keanekaragaman) Calcarea
Mereka memiliki ciri khusus berupa spikula yang terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk kalsit atau aragonit. Beberapa spesies memiliki tiga ujung spikula, sedangkan pada beberapa spesies lainnya memiliki 2 atau empat spikula. [1]
Sponge Calcarea pertama kali muncul pada masa Cambrian dan memiliki keanekaragaman paling tinggi pada periode Cretaceous. Analisis molekuler terbaru menunjukkan bahwa, kelas Calcarea seharusnya dimasukkan sebagai filum, khususnya untuk kelas calcacea yang pertama kali menyimpang dari kingdom Animalia. Jenis sponge lainnya termasuk dalam filum Silicarea.
1. Diversitas (Keanekaragaman) Calcarea
Ada sekitar 400 spesies sponge pada
kelas Calcarea.
2. Daerah Persebaran Calcarea
2. Daerah Persebaran Calcarea
Sponge Calcarea dapat ditemukan di
seluruh daerah lautan, khususnya pada daerah laut yang memiliki suhu yang
hangat.
3. Habitat Calcarea
3. Habitat Calcarea
Habitat sponge Calcarea sebagian
besar pada laut yang bersuhu hangat, sponge Calcarea biasanya ditemukan di
perairan dangkal yang terlindung dan memiliki kedalaman kurang dari 1000 m.
Pada daerah tropis calcarea berasosisasi dengan terumbu karang.
4. Reproduksi Calcarea
Kebanyakan sponge bereproduksi
secara aseksual dengan regenerasi jaringan. Sponge juga dapat bereproduksi
secara seksual dengan menjadi hermaprodit, sperma dan telur dapat direproduksi
secara berurutan atau pada waktu yang sama. Sel sperma dan telur dilepaskan di
dalam air dan dibuahi antar spesies. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi
larva yang berenang bebas.
5. Perkembangan Calcarea
Sponge ini memiliki sel amoeboid
yang berbeda di dalam mesohil (lapisan gelatin yang tersusun atas sel-sel
amoebosit yang dapat bergerak mengambil makanan dari sel koanosit dan
mendistribusikannya ke seluruh bagiann tubuh porifera.). Di dalam mesohil,
sponge memiliki bentuk sel sepeti amoeba yang berbeda-beda. Acheochytes adalah
sel berukuran besar dengan ukuran inti sel yang besar. Sel-sel ini bersifat
totipoten, yang artinya sel ini dapat berkembang menjadi berbagai macam jenis
sel. Sklerosit, mampu mengakumulasi kalsium di dalam mesohil untuk memproduksi
spikula, tiga sklerosit akan melebur menjadi satu untuk membentuk
spikula pada ruang antar sel. Sklerosit adalah sel khusus yang mensekresi
struktur termineralisasi pada dinding tubuh beberapa invertebrata. Pada sponge,
sklerosit mensekresikan spikula kalkareus atau silikeus yang terdapat pada
lapisan mesohil.
Contoh jenis yang menjadi
anggota kelas ini adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp.,
dan Sycon gelatinosum.
6. Subkelas dari Kelas Calcarea
1. Subkelas Calcinea
Memiliki larva yang disebut
parenchymella (padat, kompak, dengan lapisan luar berupa sel berflagela;
flagela koanosit (collar cells) muncul secara independen di inti, sebagian
besar spesies memiliki 3 spikula; sistem penecernaannya bertipe ascon, sycon,
atau jenis leucon; sponge pharetronid dengan kerangka kaku yang terdiri dari
spikula yang menyatu atau jaringan berkapur; genus yang termasuk dalam subklas
ini adalah Clathrina, Leucetta, Petrobiona (pharetronid).
Berikut ini adalah ordo
dari Subkelas Calcinea, yaitu :
1. Ordo Clathrinida
1. Ordo Clathrinida
Clathrinida merupakan ordo dari
Calcinea. Anggota ordo ini memiliki kerangka berkapur, dan merupakan organisme
laut laut. Sponge ini memiliki struktur asconoid dan tidak memiliki membran
kulit dermal atau korteks. Spongocoel ini dilapisi dengan koanosit (collar
cell).
2. Ordo Leucettida
Leucettida merupakan ordo dari
subklas Calcinea. Sponge pada ordo ini memiliki susunan ruang berflagella atau
struktur leukonoid yang memutar. Leukonoid adalah saluran air dari ostium
dihubungkan ke spongocoel melalui banyak percabangan. Ordo ini juga memiliki
membran kulit atau korteks. pongocoel ini tidak dilapisi dengan koanosit,
sel-sel koanosit hanya ada pada ruang berflagella. Leucascidae dan Leucaltidae
adalah dua famili dari ordo ini.
3. Ordo Murrayonida
Murrayonida adalah jenis sponge laut
yang merupakan ordo dari Calcinea. Murrayonida berbeda dari Calcinea lainnya,
dimana sponge ini dengan memiliki kerangka yang lebih kuat, sponge Murrayonida
juga memiliki korteks yang melindungi cormus dan sistem aquiferous leukonoid
[8]. Ordo ini terdiri dari tiga spesies yang sudah dikenal, masing-masing
berada dalam famili sendiri: Murrayona phanolepis pada famili
Murrayonidae, Lelapiella incrustans pada famili Lelapiellidae, dan
Paramurrayona corticata pada famili Paramurrayonidae. Murrayona
phanolepis ditemukan oleh CW Andrews di Pulau Christmas, kemudian
dideskripsikan dan dinamai oleh Kirkpatrick (1910); [10] Kirkpatrick
mengusulkan nama spesies itu untuk menghormati Sir John Murray, yang membiayai
ekspedisi ke Pulau Natal.
2. Subkelas Calcaronea
Calcaronea adalah subclass di
Calcarea. Subkelas ini adalah Calcarea dengan triactines dan sistem basal
tetractines sagital (yaitu sinar spicula membuat sudut yang tidak sama satu
sama lain), sangat teratur. Pada masa ontogenesis atau morfogenesisnya, spikula
pertama yang disekresikan adalah diactina. Choanositanya memiliki apinucleata.
Calcaronea memiliki larva amphiblastula.
Berikut ini adalah ordo dari Subkelas Calcaronea, yaitu :
1. Ordo Baerida
Baerida merupakan ordo dari kelas
Calcaronea. Berida merupakan Calcaronea Leukonoid dengan kerangka yang tersusun
dari microdiactines, di mana microdiactines berada pada bagian ter tentu dari
kerangkanya, seperti pada bagian choanoskeleton atau kerangka atrium. Pada
umumnya memiliki spikula yang besar di dalam kerangka kortikal, di mana spikula
tersebut menginvasi sebagian atau seluruh bagian choanoderm. Pada sponge dengan
korteks yang diperkuat, pori-pori inhalansia dapat dibatasi dengan saringan
yang berbentuk seperti bagian pada bantalan ostia. Tetractines kecil berbentuk
seperti belati (pugioles) pada umumnya merupakan satu-satunya kerangka yang
berfungsi sebagai sistem aquiferous exhalant. Meskipun kerangkanya dapat sangat
diperkuat oleh adanya lapisan padat microdiactines di wilayah tertentu,
kerangka berkapur aspicular tidak ada pada ordo ini.
2. Ordo Leucosolenida
2. Ordo Leucosolenida
Leucosolenida merupakan ordo dari
sponge berkapur pada kelas Calcarea di dalam filum Porifera. Leucolenida adalah
Calcronea yang pada kerangkanya tidak memiliki spikula.
3. Ordo Lithonida
Lithonida adalah ordo dari sponge
berkapur pada kelas Calcarea di dalam filum Porifera. Lithonida merupakan
Calcaronea dengan kerangka yang diperkuat, yang tersusun dari basal actines
yang terdiri dari tetractines atau basal kaku yang terdiri dari kalsit. Spikula
diapason umumnya ada pada ordo ini dan memiliki sistem saluran leukonoid.
4. Ordo Sycettida
Sycettida merupakan ordo dari
Calcaronea pada kelas Calcarea. Sycettida terdiri dari kelompok sponge berkapur
yang agak beragam, yang termasuk pada famili Sycettidae, Heteropiidae,
Grantiidae, Amphoriscidae, dan Lelapiidae. Koanosit dengan inti apikal terbatas
pada ruang flagella dan secara umum tidak pernah melapisi spongocoel. Famili
dari Sycettidae menyerupai ordo Leucosoleniida dalam hal hampir tidak memiliki
membran dermal atau korteks yang dimiliki oleh lima famili lainnya. Kerangka
yang paling besar (spikula triradiate) ditemukan pada famili Lelapiidae.
2. Kelas Hexatinellida
Pada anggota Kelas Hexatinellida,
spikula tubuh yang tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini
sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena
bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder
atau corong, tidak memiliki permukaan epitel. Contoh anggota kelas ini
adalah Hyalonema sp.,Pheronema sp., dan Euplectella
suberea.
1. Deskripsi
Hexactinellida atau sering disebut sponge kaca tersebar di seluruh dunia, terutama pada kedalaman antara 200 dan 1000 m. Kelompok sponge ini jumlahnya sangat melimpah di Antartika.
Semua sponge kaca berdiri tegak, dan memiliki struktur khusus di pangkalnya untuk melekat kuat pada dasar laut. Secara morfologi bentuknya radial simetris, biasanya silinder, tetapi ada juga yang berbentuk cangkir, guci, atau bercabang. Ketinggian rata-rata hexactinellida adalah antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat tumbuh menjadi cukup besar. Hexactinellida memiliki rongga sentral yang luas (atrium) dimana air melewati rongga tersebut, spikula yang berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi osculum pada beberapa spesies. Hexactinellida kebanyakan memiliki warna yang pucat. Sponge kaca paling mirip dengan sponge syconoid, tetapi sponge kaca terlalu banyak berbeda secara internal dibandingkan dengan syconoid.
Hexactinellida atau sering disebut sponge kaca tersebar di seluruh dunia, terutama pada kedalaman antara 200 dan 1000 m. Kelompok sponge ini jumlahnya sangat melimpah di Antartika.
Semua sponge kaca berdiri tegak, dan memiliki struktur khusus di pangkalnya untuk melekat kuat pada dasar laut. Secara morfologi bentuknya radial simetris, biasanya silinder, tetapi ada juga yang berbentuk cangkir, guci, atau bercabang. Ketinggian rata-rata hexactinellida adalah antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat tumbuh menjadi cukup besar. Hexactinellida memiliki rongga sentral yang luas (atrium) dimana air melewati rongga tersebut, spikula yang berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi osculum pada beberapa spesies. Hexactinellida kebanyakan memiliki warna yang pucat. Sponge kaca paling mirip dengan sponge syconoid, tetapi sponge kaca terlalu banyak berbeda secara internal dibandingkan dengan syconoid.
2.Biologi
Sponge kaca dapat dengan mudah dibedakan dengan sponge lainnya dengan pemeriksaan secara internal. Kerangka hexactinellida seluruhnya terbuat dari silika. Spikula yang mengandung silika ini umumnya terdiri dari tiga duri perpendicular (oleh karena itu mereka memiliki enam titik, sehingga mereka disebut sebagai hexactine), yang pada umumnya menyatu, sehingga membuat hexactinellids memiliki kekakuan struktural yang berbeda dari sponge lainnya. Bagian yang tegang di antara spikula jaringan syncytial yang besar dari sel-sel tubuh yang lembut. Air memasuki tubuh melalui ruang di dalam untaian syncytial. Di dalam syncytia terdapat unit fungsional mirip dengan koanosit yang ditemukan pada sponge lainnya, tetapi unit-unit ini sangatlah kekurangan inti sel, sehingga lebih sering disebut sebagai collar bodies daripada collar cells. Hexactinellida berflagella, pergerakan dari flagela merekalah yang menyebabkan aliran air melewati sponge ini. Di dalam syncytia ada sel fungsional sebanding dengan archaeocytes yang ada pada sponge lainnya, tetapi sel-sel ini tampaknya memiliiki mobilitas yang terbatas. Hexactinellida kekurangan miosit, sehingga tidak mampu berkontraksi. Sementara Hexactinellid tidak memiliki struktur saraf, mereka mengirimkan sinyal-sinyal listrik di seluruh tubuh melalui jaringan lunak syncytial.
2.Reproduksi
Hanya sedikit yang diketahui tentang reproduksi hexactinellid dan perkembangannya. Sperma ditransfer ke organisme lain melalui air, dan kemudian harus membuat jalan sendiri menuju ke sel telur. Setelah pembuahan, larva diinkubasi selama waktu yang relatif lama, sehingga mereka bahkan membentuk spikula dasar sebelum dilepaskan sebagai larva parenchymella. Hal ini berbeda dari larva sponge lainnya yang jarang memiliki flagela atau alat gerak lainnya. Setelah larva menempel di dasar laut, larva bermetamorfosis, dan sponge dewasa mulai tumbuh. Hexactinellids merupakan sponge yang mudah berkembangbiak.
3. Perkembangan dan Pola Makan
Sponge kaca dapat dengan mudah dibedakan dengan sponge lainnya dengan pemeriksaan secara internal. Kerangka hexactinellida seluruhnya terbuat dari silika. Spikula yang mengandung silika ini umumnya terdiri dari tiga duri perpendicular (oleh karena itu mereka memiliki enam titik, sehingga mereka disebut sebagai hexactine), yang pada umumnya menyatu, sehingga membuat hexactinellids memiliki kekakuan struktural yang berbeda dari sponge lainnya. Bagian yang tegang di antara spikula jaringan syncytial yang besar dari sel-sel tubuh yang lembut. Air memasuki tubuh melalui ruang di dalam untaian syncytial. Di dalam syncytia terdapat unit fungsional mirip dengan koanosit yang ditemukan pada sponge lainnya, tetapi unit-unit ini sangatlah kekurangan inti sel, sehingga lebih sering disebut sebagai collar bodies daripada collar cells. Hexactinellida berflagella, pergerakan dari flagela merekalah yang menyebabkan aliran air melewati sponge ini. Di dalam syncytia ada sel fungsional sebanding dengan archaeocytes yang ada pada sponge lainnya, tetapi sel-sel ini tampaknya memiliiki mobilitas yang terbatas. Hexactinellida kekurangan miosit, sehingga tidak mampu berkontraksi. Sementara Hexactinellid tidak memiliki struktur saraf, mereka mengirimkan sinyal-sinyal listrik di seluruh tubuh melalui jaringan lunak syncytial.
2.Reproduksi
Hanya sedikit yang diketahui tentang reproduksi hexactinellid dan perkembangannya. Sperma ditransfer ke organisme lain melalui air, dan kemudian harus membuat jalan sendiri menuju ke sel telur. Setelah pembuahan, larva diinkubasi selama waktu yang relatif lama, sehingga mereka bahkan membentuk spikula dasar sebelum dilepaskan sebagai larva parenchymella. Hal ini berbeda dari larva sponge lainnya yang jarang memiliki flagela atau alat gerak lainnya. Setelah larva menempel di dasar laut, larva bermetamorfosis, dan sponge dewasa mulai tumbuh. Hexactinellids merupakan sponge yang mudah berkembangbiak.
3. Perkembangan dan Pola Makan
Sponge kaca murni filter feeder.
Sponge hidup pada material detritus makroskopik, mengkonsumsi bahan selular,
bakteri, dan partikel abiotik yang sangat kecil. Partikel kecil diambil ke
dalam melalui arus yang diciptakan oleh collar bodies, partikel tersebut
diserap pada saat melalui saluran di dalam sponge. Collar bodies dilapisi
dengan microvili yang menjebak makanan, dan kemudian melewati vakuola melalui
collar bodies menuju ke dalam syncytia. Archaeocytes di antara helai syncytial
bertanggung jawab untuk distribusi dan penyimpanan makanan. Archaeocytes
kemungkinan juga bertanggung jawab pada beberapa hal untuk menangkap makanan.
Hexactinellida tampaknya kurang selektif terhadap makanan yang mereka telan
(setiap makanan yang cukup kecil untuk menembus syncytium dicerna oleh mereka).
Karena mereka meiliki sedikit membaran luar dan kurangya ostia, hexactinellida
tidak dapat mengkontrol seberapa banyak air yang melewati tubuh mereka.
Diyakini bahwa stabilitas lingkungan perairan dalam memungkinkan hexactinellids
untuk bertahan meskipun kekurangan dalam hal ini.
4. Pola Hidup
4. Pola Hidup
Hexactinellida hidup secara sessile
/ menetap. Bahkan larvanya pun tampaknya tidak menunjukkan gerakan, tidak
seperti spons lainnya, hexactinellida tidak berkontraksi ketika dirangsang.
5. Nilai Ekonomis
Seperti sponge lainnya,
hexactinellida bisa menjadi sumber obat-obatan, meskipun potensi mereka
sebagian besar belum dieksploitasi. Sebagian besar sponge kaca belum terpegaruh
oleh kegiatan manusia. Di Jepang, sponge ini diberikan sebagai hadiah
pernikahan. Hexactinellida dari spesies tertentu terlibat dalam hubungan
simbiosis dengan udang. Pada saat kecil, dua udang dengan jenis kelamin berbeda
memasuki atrium sponge, dan setelah tumbuh dengan ukuran tertentu kedua udang
tersebut tidak bisa pergi. Mereka makan dari materi yang dibawa oleh arus yang
dihasilkan oleh sponge, dan kemudian akhirnya udang tersebut bereproduksi.
Sebuah kerangka sponge kaca yang di dalamnya terdapat dua udang diberikan
sebagai hadiah pernikahan di Jepang.
Saat ini hanya sedikit usaha yang
sedang dilakukan untuk melestarikan spesies hexactinellida. Ada nilai yang
besar untuk tetap menjaga populasi sponge kaca yang sehat, karena dapat
memegang rahasia ratusan juta tahun evolusi, dan mungkin telah menghasilkan
evolusi bahan kimia potensial yang berguna bagi kemanusiaan. Hexactinellida
dianggap berkerabat dekat dengan Demospongiae.
6.
Ordo dari Kelas Hexatinellida
Berikut ini
adalah ordo dari Kelas Hexatinellida, yaitu :
1.
Ordo Amphidiscosida
Amphidiscosida Schrammen (Hexactinellida:
Amphidiscophora) terdiri dari tiga famili yang terdiri dari dua belas
genera, hanya Hyalonema yang dibagi menjadi subgenera berjumlah 12. Ordo ini
ditandai dengan adanya amphidiscs dan tidak adanya hexasters sebagai
microscleres. Semua anggotanya lophophytous, dengan bentuk tubuh yang
bervariasi dari bulat telur sederhana hingga kerucut, cangkir, silinder, dan
varian simetris bilateral lainnya. Dermalia dan atrialia merupakan pentactins
pinular dan, jarang mempunyai hexactins, sedangkan hypodermalia dan
hypoatrialia adalah oxypentactins. Jangkar Basal diketahui berupa monactins
yang bergigi. Tiap famili dibedakan oleh bentuk choanosomal megascleres utama:
diactins di Hyalonematidae, pentactins di Pheronematidae, dan tauactins di
Monorhaphididae.
2. Ordo
Amphidiscosa
Amphidiscosa
adalah ordo dari hexactinellida, ditandai dengan adanya amphidisc spikula,
yaitu, spikula yang memiliki disk stellata di setiap akhir bagiannya. Mereka
berada di kelas Hexactinellida dan subclass Amphidiscophora. Organisme ini
telah ada sejak periode Ordovisium, dan masih berkembang hingga saat ini.
3. Ordo
Aulocalycoida
Aulocalycoida
Tabachnick & Reiswig (Hexactinellida, Hexasterophora) terdiri dari dua
famili dan tujuh genera. Ordo ini ditandai dengan kerangka dictyonal longgar
yang dibangun di sekitar untaian / helai longitudinal utama yang tersusun dari
duri dictyonal yang memanjang. Jala berbentuk tidak teratur. Antar famili
dibedakan oleh detail dari konstruksi untai. Untaian Aulocalycidae mengandung
filamen aksial berurutan tunggal yang terbatas panjangnya. Untaian
uncinateridae mengandung filamen aksial yang tumpang tindih yang disebabkan
oleh serangkaian hexactins, duri dictyonal dari tiap individu memanjang tapi
tidak terbatas pada panjangnya. Kerangkanya halus dan fleksibel karena adanya
jarak pada pertumbuhan distal, tidak seperti sponge dari hexactinosidans dan
lychniscosidans yang kaku dan rapuh.
4.
Ordo Hexactinosida
Hexactinosa merupakan ordo dari subkelas
Hexasterophora padakelas Hexactinellida. Parenkim megascleres pada ordo ini
bersatu untuk membentuk kerangka kaku dan seluruhnya terdiri dari hexactins
sederhana yang tersusun secara linier paralel. Kerangka tersebut bersatu di
dalam amplop sekunder silika. Beberapa contoh dari ordo ini adalah
Hexactinella, Aphrocallistes, Eurete, dan Farrea.
5. Ordo
Lychniscosida
Ordo Lychniscosida Schrammen (Hexactinellida,
Hexasterophora), merupakan ordo yang mencakup kelompok fosil yang beragam
dan dominan dari komunitas bentik Cretaceous. Namun, saat ini hanya memiliki
dua famili dan tiga genera sebagai anggota terbaru. Kelompok ini ditandai
dengan pembentukan kerangka dictyonal kaku oleh fusi hexactins lychniscid
terutama oleh fusi duri dictyonalia berdekatan yang tersusun bersampingan (pola
euretoid). Panjang duri yang membentuk bagian sisi jala dictyonal sangat
terbatas hanya untuk lebar satu jala, biasanya berukuran 150-400μm. Famili pada
ordo ini dibedakan oleh ketebalan unit struktural (dinding, pilar, piring) dan
organisasi dictyonalia, baik dalam susunan yang terdeteksi maupun tidak
terdeteksi. Unit struktural (dinding tubulus, pilar) tidak saling terhubung,
namun ada kemungkinan untuk menafsirkan dinding tubulus dari Diapleuridae
sebagai schizorhyses.
6.
Ordo Lyssacinosida
Lyssacinosida
adalah ordo dari sponge kaca subkelas Hexasterophora. Sponge ini dapat dikenali
dengan adanya parenkim spikula yang biasanya tidak berhubungan, dimana hal ini
tidak seperti pada sponge lainnya pada subkelas yang sama, di mana
spikula saling berhubungan bak secara kuat maupun lemah untuk membentuk
kerangka. [22]
3. Kelas Demospongia
3. Kelas Demospongia
Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri
atas serabut atau benangbenang spongin tanpa skeleton. Kadang-kadang
dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah leukon.
Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki jumlah anggota
terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah, karena
mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya. Contoh kelas
ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla
lacustris, Chondrilla sp., dan Callyspongia sp.
1. Habitat
Kelas Demospongiae memiliki sekitar 4.750 spesies yang berada di dalam 10 ordo. Distribusi geografis mereka berada di lingkungan laut dari daerah intertidal ke zona abyssal, dan beberapa spesies menghuni air tawar.
2. Biologi
Anggota dari Demospongiae berbentuk asimetris. Demospongians tumbuh pada berbagai ukuran dari beberapa milimeter sampai lebih dari 2 meter. Mereka dapat berbentuk krusta tipis, benjolan, pertumbuhan seperti jari, atau bentuk guci. Butiran pigmen pada sel amoebocytes sering membuat anggota kelas ini berwarna cerah, seperti warna: kuning terang, oranye, merah, ungu, atau hijau.
Kelas Demospongiae memiliki sekitar 4.750 spesies yang berada di dalam 10 ordo. Distribusi geografis mereka berada di lingkungan laut dari daerah intertidal ke zona abyssal, dan beberapa spesies menghuni air tawar.
2. Biologi
Anggota dari Demospongiae berbentuk asimetris. Demospongians tumbuh pada berbagai ukuran dari beberapa milimeter sampai lebih dari 2 meter. Mereka dapat berbentuk krusta tipis, benjolan, pertumbuhan seperti jari, atau bentuk guci. Butiran pigmen pada sel amoebocytes sering membuat anggota kelas ini berwarna cerah, seperti warna: kuning terang, oranye, merah, ungu, atau hijau.
Pada demospongia, di dalam mesohil
kemungkinan terdapat dua jenis spikula; megascleres dan microscleres dengan 1-4
duri, serat kolagen (spongin). Anggota Demospongiae mudah dibedakan dari
Hexactinellida karena tidak memiliki enam duri spikula. Mereka memiliki
struktur leukonoid, dengan choanoderm yang terlipat. Lapisan pinacoderm ada
pada seluruh bagian tubu, dan menebal pada bagian mesohil. Semakin tebal
mesohil, semakin beragam bentuk Demospongiae.
3. Reproduksi
Demospongiae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual, spermatosit berkembang dari transformasi koanosit, dan oosit timbul dari archeocytes. Pembelahan sel telur zigot terjadi di mesohil dan membentuk larva parenchymula dengan massa sel internal berukuran besar yang dikelilingi oleh sel flagella eksternal yang lebih kecil. Larva yang dihasilkan berenang memasuki kanal rongga pusat dan dikeluarkan dengan arus exhalant.
Demospongiae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual, spermatosit berkembang dari transformasi koanosit, dan oosit timbul dari archeocytes. Pembelahan sel telur zigot terjadi di mesohil dan membentuk larva parenchymula dengan massa sel internal berukuran besar yang dikelilingi oleh sel flagella eksternal yang lebih kecil. Larva yang dihasilkan berenang memasuki kanal rongga pusat dan dikeluarkan dengan arus exhalant.
Metode reproduksi aseksual mencakup
pertunasan dan pembentukan gemmules. Pada pertunasan, agregat sel
berdiferensiasi menjadi sponge kecil yang dikeluarkan melalui oscula. Gemmules
ditemukan pada famili Spongellidae yang hidup di air tawar. Mereka diproduksi
dalam mesohyl berupa gumpalan dari archeocytes yang dikelilingi oleh lapisan
keras yang dikeluarkan oleh amoebocytes lainnya. Gemmules dilepaskan ketika
tubuh induk rusak, dan gemmules ini mampu bertahan dalam kondisi yang keras.
Dalam situasi yang menguntungkan, sebuah lubang yang disebut micropyle muncul
dan melepaskan amoebocytes, yang berdiferensiasi menjadi berbagai macam jenis
sel.
4. Perkembangan dan Pola Makan
4. Perkembangan dan Pola Makan
Demospongiae bersifat sessile
(menetap) dan merupakan organisme bentik. Namun, larvanya memiliki flagela dan
mampu berenang bebas. Semua sponge dari kelas ini adalah filter feeder, hidup
dari bakteri dan organisme kecil lainnya. Air mengantarkan partikel-partikel
makanan masuk melalui pori-pori luar. Koanosit menangkap sebagian besar makanan
yang masuk, namun pinocytes dan amoebocytes juga dapat mencerna makanan.
Partikel makanan juga dapat dicerna langsung oleh sel-sel mesohil. Sponge dari
kelas ini sangat jarang dimakan oleh hewan lain karena rasanya yang tidak enak.
Namun, beberapa organisme dapat hidup pada sponge, dan tinggal bersama mereka
sebagai simbion. Beberapa sponge pada kelas ini merupakan “pelabuhan” bagi
bakteri fotosintetik, sementara beberapa jenis lainnya berfungsi sebagai
perlindungan bagi organisme lain.
3.5. Nilai Ekonomis
Kelompok yang paling penting
dan ekonomis dari demospongians untuk manusia adalah sponge yang
digunakan untuk mandi. Sponge jenis ini dipanen oleh penyelam dan juga dapat
ditanam secara komersial. Sponge ini di bleaching kemudian dipasarkan, sponge
jenis ini memiliki spongin sehingga mampu memberikan kelembutan dan daya serap.
Meskipun tidak demospongian kurang dilestarikan dengan, masih ada catatan fosil untuk sponge pada kelas ini. Beberapa Demospongiae ada pada periode Paleozoic awal. Pada awal Cretaceous, semua ordo dari Demospongiae sudah ada.
Meskipun tidak demospongian kurang dilestarikan dengan, masih ada catatan fosil untuk sponge pada kelas ini. Beberapa Demospongiae ada pada periode Paleozoic awal. Pada awal Cretaceous, semua ordo dari Demospongiae sudah ada.
Tingkatan organisasi merupakan
petunjuk yang dapat diandalkan untuk mengetahui hubungan filogenetik pada
kelas Demospongiae. Namun, di antara kelas dari filum Porifera, sulit untuk
membedakan hubungan evolusioner. Organisasi tidak selalu berhubungan dengan
filogeni, misalnya, struktur leukonoid telah berevolusi secara independen
beberapa kali.
6. Ordo dari Kelas Demospongia
6. Ordo dari Kelas Demospongia
Berikut ini adalah ordo dari Kelas Demospongia, yaitu:
Ordo Lithistida
Lithistida adalah ordo dari kelas Demospongia
yang memiliki kerangka retikular yang tersusun atas spikula bersilika yang
bentuknya teratur dan menonjol.
Sponge pada ordo Lithistida dikenal
menghasilkan beragam senyawa mulai dari poliketida, peptida siklik dan linier,
alkaloid, pigmen, lipid, dan sterol. Sebagian besar senyawa ini memiliki
struktur yang kompleks serta memiliki aktivitas biologis yang sangat kuat dan
menarik. Sudah ada satu dekade sejak review menyeluruh yang merangkum tentang
produk alami yang dihasilkan ordo sponge yang menakjubkan ini.
Ordo Agelasida
Agelasida adalah ordo dari Demospongiae dengan acanthostyles tegak berduri (Agelas spicule), kadang-kadang disebut juga acanthoxeas. Serat spongin (serat Agelas) berintikan dan tersusun oleh acanthostyles lebih dominan hadir dalam satu famili (Agelasidae). Famili lain (Ceratoporellidae dan Astroscleridae: Astrosclera willeyana) yang disebut sclerosponges memiliki lapisan tipis jaringan hidup diatas kerangka berkapur basal. Di daerah Mediterania ada satu spesies Agelasida yang masih ada, yaitu Agelas oroides.
Ordo Astroporidha
Definisi: Sponge dengan astrose
microscleres (euaster, sterraster, metaster) kadang-kadang disertai dengan
microrhabds (microxeas dan microstrongyles). Megascleres berbentuk tetractines
(tetraxones), biasanya berbentuk triaenes, biasanya hampir selalu berkombinasi
dengan oxeotes (hugeoxeas, strongyloxeas atau strongyles). Kerangka skeletal
radial teratur, setidaknya di daerah perifer. Kedua megascleres tetractinal
atau astrose microscleres terkadang bisa hilang, dan menghasilkan genera
havingoxeas dan aster, atau oxeas hanya untuk spikula. Kerangkanya radiate dan
umumnya bertekstur kasar.
Astrophorida (Porifera,
Demospongiaep) terdistribusi luas secara geografis dan batimetrik
didistribusikan secara luas. Astroporidha saat ini meliputi lima famili :
Ancorinidae, Calthropellidae, Geodiidae, Pachastrellidae dan Thrombidae. Sampai
saat ini, studi filogenetik molekuler termasuk spesies Astrophorida sangat
langka dan jumlah sampelnya terbatas. Hubungan filogenetik pada ordo sebagian
besar tidak diketahui dan hipotesis berdasarkan morfologi sebagian besar belum
teruji. Astrophorida memiliki spikula yang sangat beragam seingga membuat
mereka menjadi subjek pilihan untuk menyelidiki evolusi spikula.
Keterangan: Gamet dari Astrporidha
hanya dikenal pada beberapa marga, dan tahap larva masih belum diketahui.
Nomenklatur: nama Astrophorida
sering digunakan sebagai sinonim dari Choristida. Pada takson ini, selain
Astrophorida juga terdapat Spirophorida, yang memiliki megascleres seperti
Astrophorida tetapi memiliki sigmaspires yang berfungsi sebagai microscleres.
Ordo Chondrosida
Ordo Chondrosida
Definisi: Sponge tanpa megascleres,
tetapi dengan bagian perifer yang sangat berkolagen, encrusting, berukuran
massive hingga kecil. Tidak ada megasklera, tapi satu genus (Chondrilla)
mempertahankan euaster microscleres (spheraster), yang lain (Chondrosia) tidak
memiliki spikula. Contoh: Chondrilla nucula dan Chondrosia reniformis Ates.
Keterangan: Hanya satu famili yang
diakui, yaitu famili Chondrillidae, dengan 3 genera yang valid (total 5
genera). Biasanya, kelompok ini dimasukkan ke dalam ordo Hadromerida, tapi
hanya ada bukti yang sangat sedikit mengenai hubungan kekerabatan di antara
keduanya.
Ordo Dendroceratida
Dalam taksonomi, Dendroceratida
adalah spongedari kelas Demospongiae. Mereka biasanya ditemukan di daerah
pesisir dangkal dan pasang surut, dan ada pada sebagian besar pantai di seluruh
dunia. Sponge ini pada umumnya dicirikan oleh lapisan konsentris serat spongin,
dan ruang berfalgella besar yang terbuka langsung ke kanal exhalant.
Dendroceratida (Demospongiae)
terdiri dari dua famili dan delapan genera. Sponge ini biasanya lembut dan
rapuh, kerangkanya berserat, tetapi seratnya berkurang akibat sehubungan dengan
volume jaringan lunak, dan mengandung sedikit kolagen pada matriks endosomal.
Seratnya bersifat dendritik atau anastomosing, di mana dalam kasus terakhir
tidak ada perbedaan yang jelas antara serat primer dan serat lainnya. Serat
selalu berisi empulur, tebal dan berlapis. Beberapa genera memiliki elemen
seluler (degenerate spongocyte) yang ada pada kulit dan empulur (dengan
jumlah yang lenih rendah). Spikula berserat bebas ada pada satu genus.
Ordo Dendroceratida
Definisi : Dendroceratida memiliki
kerangka berupa serat, serat tersebut biasanya berkurang sehubungan dengan
volume jaringan lunak dan hampir tidak ada pada beberapa genera. Kerangka
terbentuk dari piringan basal yang menyebar secara terus menerus, dan berbentuk
kerangka dendritik maupun anastomosing atau retikular. Serat banyak dilapisi,
biasanya cukup kuat, dan sering memasukkan unsur-unsur seluler. Spikula
berserat bebas (spikuloid) dapat muncul sebagai tambahan pada kerangka utama.
Choanocyte chambers berukuran besar, berbentuk seperti kantung atau
tubular-memanjang. Jumlah mesohyl rendah karena berkaitan dengan volume ruang
dan kanal, dan hanya terdapat sedikit kolagen. Hal ini, membuat sponge pada
ordo ini lembut dan rapuh. Empulur di fibresis sangat berbeda dari unsur-unsur
pada kulit, dan strukturnya hampir sama dengan Verongida. Sangatlah umum
untuk menemukan serat dengan pigmentasi gelap yang kontras dengan pigmentasi
dari mesohil, hal ini seragam pada sponge di ordo ini. (Dictyodendrillasp.)
(Aplysilla rosea) (Aplysilla cross section)
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
·
Loupe
·
Bak paraffin
·
Jarum preparat
·
Objek studi yang terdiri dari planaria
|
· Asecarisa
lumbricoides
· Lumbricus
terrestris
· Nereis
virens
· Hirude
medicinalis
· Taenia sp
|
B. Cara Kerja
1. Amati dengan
loupe struktur marfologi dari setiap filum
2. Gambarlah
tiap tiap spesies tersebut diatas dan beri keterangan dan buatlah klasifikasi
taksonominya
3. Deskripsikan
spesies dari setiap filum yang anda
temukan
C. Jadwal Penelitian
Hari :
Minggu
Tanggal : 09 November 2014
Tempat penelitian : Pulau
mustika
Waktu :
13:00 – 16:30
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pembahasan
A. Filum
Annelida
· Cacing
Tanah (Lumbricus terresteris)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Class : Trematoda
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terresteris
A. Morfologi
Cacing tanah (Lumbricus
terresteris) memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, panjang silindris,
membulat didepan, menumpul dibagian ekornya.Tubuh bersegmen-segmen, warna tubuh
cacing berwarna coklat gelap, permukaan atas berwarna merah sampai biru
kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah
lebih pucat. Mulut terdapat di ujung anterior, mulut cacing tanah terletak di
dalam rongga oris. System ekskrasi cacing tanah berupa nephridios pada setiap
segmen terdapat sepasang. Pada cacing terdapat clitellum yaitu satu bagian hal
kelenjar yang ditebalkan dari tembok tubuh di cacing tanah dan lintah, yang
mengeluarkan satu kantung lekat-lekat dimana telor adalah deposited. Ini hadir
2 sentimeter kesana-sini (0. 79 di) di belakang di depan akhir dari tubuh (di
sekitar ke-14, Segmen ke-15 dan ke-16).
Satu clitellum menjadi bagian
dari sistem reproduktif dari clitellates, satu bagian jenis dari annelids yang
mengandung oligochaetes (cacing tanah). clitellum adalah satu tebal, seperti
pelana, cincin ditemukan pada epidermis (kulit) dari cacing, biasanya dengan
satu pigmen berwarna lembut. Untuk membentuk satu kokon untuk telor ini,
clitellum mengeluarkan satu zalir kental. Anggota tubuh ini dipergunakan di
reproduksi seksual dari beberapa annelids. clitellum menjadi nyata pada matang
annelids tapi susah untuk menempatkan terlihat pada annelids lebih muda. Di
lintah, ini tampak musiman. Warna ini biasanya korek api sedikit dibandingkan
tersebut tubuh dari annelid. Adakalanya, segmen hidup dari cacing akan
ditumpahkan dengan clitellum.
- Anatomi
Dinding tubuh cacing tanah (Lumbricus
terresteris) mempunyai 2 lapis otot, yaitu circulare dan longitudinal,
mulut cacing terletak di dalam rongga oris. Phatynx terdapat di dalam segmen
ke-4 dan ke-5, system sirkulasi cacing tanah, dengan darah yang terdiri atas
bagian cair yang disebu plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. System
ekskresi cacing tanah berupa nephridia. Pada setiap segmen tubuh terdapat
sepasang, system saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di
salam segmen yang ke-3 dan terdiri ganglion ceberal, yang tersusun atas 2
kelompok sel-sel saraf dengan commisura, berkas saraf ventralis dengan
cabang-cabangnya. Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit
tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar .
Bagian mulut cacing disebut
juga prostomium. Funsi dari prostomium adalah untuk makan dan menghancurkan
seresah. Bagian atas cacing atau disebut sebagai peristomium adalah bagian
ujung depan cacing sampai batas lambung cacing. Fungsi dari peristomium adalah
untuk membuat lubang pada tanah. Bagian cacing yang menebal disebut clitellum.
Clitellum adalah batas bagian depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi
dari clitellum adalah untuk memperbesar lubang tanah. Selain itu, clitellum
juga berkaitan dengan pembentukan cocoon atau telur cacing. Bagian belakang
cacing yang dekat dengan anus disebut periproct. Periproct berfungsi sebagai organ
pembuangan cast atau kotoran. Cacing juga memiliki seta atau bulu-bulu kecil
yang membantu pergerakan cacing dalam tanah.
Sistem saraf terdiri dari
ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa
tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat pencernaan makanan sempurna
mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang
berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang. Respirasi dengan
menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara
difusi. Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit dan
memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air tawar, air laut dan
darat. Sebagian ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
(Subler et al, 1998).
- Sistem Reproduksi
Cacing tanah (Lumbricus
terresteris) bersifat hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan oval, dan
terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam segmen
ke-13 dan infudibulumnya bersilia. Oviduk tadi melalui septum yang terletak
diantara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar membentuk
kantong telur. Testis terletak di dalam suatu rongga yang dibentuk oleh
dinding-dinding vesivula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari testis bagian
ujung, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen
ini juga ductus itu bermuara keluar.
Spermatozoa yang telah
meninggalkan testis, akan masuk ke dalam vesicular seminalis dan selanjutnya
tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak
terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen 9 dan 10; 10 dan 11, terdapat
receptaculum seminalis, yang merupakan tempat penampung spermatozoa dari cacing
lain.
- Sistem Pencernaan
Cacing tanah (Lumbricus
terresteris) sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya
secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari
mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi
kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
- Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ
ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal
– nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom
merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh
tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar
melalui nephridiofor.
- Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf cacing tanah (Lumbricus
terresteris) adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak
dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri
atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf
yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
Cincin ganglia dihubungkan olehü tali saraf
ventral
Ganglia = seperti kantong yangü merupakan
pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”.
Tali saraf = sel-sel yangü memanjang
tubuh & mengandung impuls-impuls saraf
- Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing tanah (Lumbricus
terresteris) ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem
peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna
merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke
seluruh tubuh. Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah
ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh. Darah: subtansi cair yang
mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan.
- Sistem pernafasan
Cacing bernapas melalui kulit mereka yang
tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk
menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan
diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika
kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat
sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat
membuat kulit mereka kering. Cacing
tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu
menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
B. Filum
Arhtropoda
KUPU-KUPU
Kupu-kupu termasuk jenis
serangga dalam pengkelasannya di kelompokan sebagai order Lepidoptera. Kupu
kupu termasuk hewan yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang di sebut
dengan polinator. Kupu-kupu hidup hampir di seluruh penjuru dunia. Sama
seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki tiga bagian tubuh dan sepasang
antena. Dan uniknya seluruh tubuh kupu kupu di liputi dengan sesor berupa
bulu-bulu halus.
Bagian-bagian ( anatomi ) kupu-kupu
Bagian-bagian ( anatomi ) kupu-kupu
a)
Kepala (Head) – kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon,
probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem
pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala.
b)
Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa.
Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2
antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club.
c)
Mata kompon (Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya
pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah,
hijau dan kuning saja.
d)
Probosis (Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan
menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika
tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air.
e)
Palp labial (Labial palps) – palp labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu
merupakan makanan atau bukan.
f)
Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana
kaki dan sayap terpasang.
g)
Sayap depan (Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap yang berada paling atas.
h)
Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap yang berada paling bawah.
i)
Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang
kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah,
dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat
"merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.
j)
Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi yang
memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat
ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ
reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan.
Siklus hidup
kupu-kupu
Kupu-kupu hidup
bermetamarfosis dengan melewati empat tahap kehidupan yang berbeda.
- Telur, kehidupan kupu-kupu di mulai dari telur yang biasanya di letakan di dedaunan
- Larva, berasal dari telur yang menetas makananya berupa dedaunan. Larva ini berganti kulit beberapa kali sebelum berubah jadi pupa
- Pupa merupakan masa istirahat dari larva. Di dalam pupa ini larva membelah dan membentuk tubuh dewasa
- Kupu Kupu dewasa lahir dari pupa dan siklus kehidupan ini pun terus berlanjut.
KEPITING
Kingdom :
animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo :
decapoda
Famili :
portunidae
Genus : scylla
Spesies :
scylla sp
Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh. Tubuh
kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras,
dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar
dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam. Seluruh kepiting mempunyai
chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan
kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap
jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat
digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang
dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting
juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan
istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam
bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan.
Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.
Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan.
Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia.
Kepiting memiliki sepasang mata
yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai,
dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika
dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan
berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang
jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya
atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina.
UDANG WINDU
Kerajaan : Animalia
Filum :
Arthopoda
Kelas :
Malacostraca
Ordo :
Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Morfologi
Udang Windu
Secara garis besar, tubuh udang dapat dibagi atas dua bagian utama, yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax), dan bagian tubuh sampai ke ekor (abdomen). Bagian kepala ditutupi sebuah kelopak kepala (Cerapace) yang di bagian ujungnya meruncing dan bergigi yang disebut dengan cucuk kepala (rostrum). Udang windu mempunyai rostrum yang memanjang melewati ujung dari antennular peduncle dengan rumus gigi rostrum 6-8 pada sisi atas (umumnya 7) dan sisi bawah 2-4 (umumnya 3), serta berbentuk signoid.
Semua tubuh terbagi atas
ruas-ruas yang ditutupi oleh kerangka luar yang mengeras, terbuat dari Chitin.
Di bagian kepala terdapat 13 ruas dan di bagian perut 6 ruas. Mulut terletak di
bagian bawah kepala, diantara rahang-rahang (mandibula), dan di kanan kiri sisi
kepala yang tertutup oleh kelopak kepala terdapat insang. Di bawah pangkal
cucuk kepala terdapat mata majemuk bertangkai yang dapat digerak-gerakkan. Di
bagian kepala terdapat beberapa anggota tubuh yang berpasang-pasangan, antara
lain sungut kecil (antenulla), sirip kepala (scophocerit), sungut besar
(antenna), rahang (mandibula), alat pembantu rahang (maxilla) yang terdiri atas
dua pasang, dan maxilliped yang terdiri atas tiga pasang, serta kaki jalan
(periopoda) yang terdiri atas lima pasang dimana tiga pasang di antaranya
dilengkapi dengan jepitan yang disebut juga istilah Chela. Pada bagian perut
terdapat lima pasang kaki renang (Pleopoda) yang terletak di masing-masing
ruas, sedangkan pada ruas keenam terdapat kaki renang yang telah berubah bentuk
menjadi ekor kipas atau sirip ekor (uropoda) yang ujungnya embentuk ujung ekor
(telson). Di bawah pangkal ujung ekor terdaapt lubang dubur (anus).
Alat kelamin udang jantan yang
disebut juga dengan petasma terletak di antara kaki renang pertama. Sedangkan
alat kelamin udang betina (thelicum), terletak di antara pangkal kaki jalan
ke-4 dan ke-5, dengan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkal kaki
ke tiga.
Daur Hidup
Udang windu mempunyai tekanan
osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu udang harus mencegah
kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis didalam
tubuhnya dapat berlangsung dengan normal. Daya tahan hidup organisme dipengaruhi
oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air (media) lingkungan hidupnya. Pengaturan
osmotik itu dilakukan melalui mekanisme osmoregulasi. Mekanisme ini dapat
dinyatakan sebagai pengaturan keseimbangan total konsentrasi eklektrolit yang
terlarut dalarn air media hidup organisme. Osmoregulasi ini erat kaitannya
dengan daur hidup udang windu tersebut. Udang Windu memiliki dua lingkungan
dalam daur hidupnya yakni laut dan estuary (muara sungai).
Reproduksi
Udang termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu mempunyai
jenis kelamin jantan dan betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang
terjadi di laut bebas. Udang jantan biasanya lebih agresif dibanding betina,
perkawinan terjadi setelah betina mengganti kulit (moulting), udang
jantan tertarik kepada betina karena adanya hormon ektokrin yang keluar secara
eksternal yaitu pada saat telur dikeluarkan melaluai saluran telur (oviduk).
Tingkah laku waktu udang melakukan perkawinan adalah
sebagai berikut : Fase pertama, udang jantan di bawah yang betina berenang
sejajar dari dasar sampai ketinggian 20-30 cm. Fase kedua, udang jantan
membalik menghadap ke bagian bawah (ventral) yang betina. Fase ketiga,
kemudian udang jantan membalikkan tubuhnya lagi secara tegak lurus terhadap
tubuh udang betina, dan melengkungkan tubuhnya melingkari yang betina. Kepala
dan ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina. Kepala dan
ekornya secara serempak bertemu dan menjepit tubuh udang betina dengan eratnya.
Kemudian melepaskan diri dari udang betina dan berenang menjauh. Perkembangan
dan penggabungan bagian ventral sampai pada penyentakan kepala dan ekor
berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu beberapa detik saja.
Keseluruhan proses awal sampai akhir berlangsung 0,5-3,0 jam. Tadi telah
dikemukakan bahwa perkawinan udang berlangsung pada malam hari setelah udang
betina ganti kulit (moulting). Sesaat setelah ganti kulit dan telah kuat
untuk berenang kembali, maka udang betina akan diikuti oleh satu atau beberapa
udang jantan. Perkawinan harus disertai dengan kontak antara sisi bawah udang
jantan dan betina. Kantong sperma yang dilepaskan, kemudian disalurkan melalui
petasma ke thelicum udang betina. Pelepasan dan pemasukan kantong sperma
terjadi pada waktu udang jantan membalik menghadap peroendikular
(penutup thelicum) udang betina
MANFAAT :
- Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
- Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dll.
- Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
- Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
- Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dll.
- Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.
C. Filum
Mollusca
BEKICOT
Kerajaan : Animalia
filum :
Molusca
kelas :
Gastropoda
Superfamili : Achatinoidea
Famili
: Achatinidae
Upafamili : Achatininae
Genus : Achatina
Upagenus
: Lissachatina
Spesies : A. fulica
nama binominal : Achatina fulica
Yang pertama dilakukan adalah
mengamati morfologinya. Achatina fulica yaitu termasuk di dalam sub
clasiss pulmonata karena hewan-hewan molusca yang hidup didarat bernapas dengan
paru-paru yang merupakan modifikasi dari rongga mantel yang kaya dengan
kapiler-kapiler darah sehingga masuk ke dalam sub classis pulmonata dari
clasiss gastropoda yang merupakan kelompok mollusca yang sangat besar.
Bekicot mempunyai cangkang
yang menutupi badannya dan berwarna cokelat dengan garis-garis tidak jelas dan
bentuk cangkangnya lebih langsing. Kami juga melakukan pengukuran terhadap panjang, lebar dan diameter tubuh Achatina
fulica beserta cangkangnya. Panjang tubuhnya yaitu 8 cm dengan lebar 4 cm
beserta diameternya yaitu 13 cm. Pada bekicot terdapat ulir yang menunjukkan
umurnya. Kami menghitung terdapat 7 ulir sehingga dapat diketahui umur bekicot
tersebut adalah 7 bulan. Bentuk cangkang bekicot seperti kerucut yang
melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut
umbo. Cangkang yang dimiliki bekicot ini merupakan tipe dekstral, karena arah
putarannya kekanan.
Bekicot memiliki badan yang lunak
dan pada saat bergerak dan menjulurkan tubuhnya dapat dilihat bagian kepalanya
dan pada kepalanya itu terdapat mempat tentakel. Satu pasang tentakel berada di
bagian atas (lebih dekat dengan cangkang dan sepasang lagi yang berada di
bawahnya. Tentakel yang berada di atas ukurannya lebih panjang dari pada
tentakel yang ada di bawahnya dan pada ujung tentakel yang panjang itu terdapat
matanya yang berfungsi sebagai reseptor terhadap cahaya sedangkan tentakel yang
berda di bawah adalah antena.
Selanjutnya kami mencoba
meletakkan bekicot diatas cawan petri dan mengamati dari bawah cawan utnutk
mengetahui pergerakan yang dilakukan bekicot. Pada waktu bergerak aktif
permukaan bawah kakinya bergelombang karena ada aktivitas-aktivitas otot di
dalamnya Bekicot bergerak dengan kaki perutnya, kaki perut tersebut terdiri
atas otot yang kuat untuk merapat. Permukaan cawan yang dilalui oleh bekicot
berbekas meninggalkan lendir (mucus) yang berfungsi untuk memperlancar
pergerakkan, melindungi tubuhnya dan untuk menghindari dehidrasi bagi bekicot
serta menjaga agar kaki tidak kering dan untuk menahan kaki yang relaksasi
sementara bagian kaki yang berkontraksi dapat bergerak ke depan.
Habitat bekicot yaitu pada
tempat yang lembab dan banyak terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai
tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama tanaman.
Setelah mengamati morfologinya
kami memecahkan cangkang untuk mengamati organ-organ /anatomi bagian dalam
cangkang bekicot tersebut. Fungsi dari cangkang adalah untuk melindungi fiscera
(organ bagian dalam). Ketika dipecahakan terlihat otot/daging bagian dalam yang
merupakan otot abduktor. Sedangkan otot yang keluar dari cangkang
disebut otot aduktor yang digunakan untuk bergerak. Selain itu ada
berbagai macam organ yang diamati yaitu: mulut, anus, paru-paru ginjal, empedu
dan sistem saraf (ganglion serebral, ganglion pedal, ganlion parietal,
abdominal dan bukal).
Selian pengamtan morfolgi dan
anatominya kami juga mengamati lendir yang dikeluarkan bekicot dengan mikroskop.
Dalam pengamatan ini kami menemukan dua macam bakteri, yaitu: bakteri monokokus
yang berbentuk bulat dan bakteri bacillus yang berbentuk seperti batang. Selian
itu terlihat juga sel epitel mucus bekicot yang terlihat berbentuk seperti awan
(bergelombang). Bakteri Basilus tersebut berperan sebagai penghasil antibiotik
sehingga lendir bekicot sering digunakan untuk menyembuhkan luka.
Ciri-ciri :
- Struktur tubuh bekicot terdiri satu rumah atau cangkang bekicot berbentuk kerucut terpilin (spiral)yang simetris bilateral .
- Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.
- Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang.
- Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau
- Hewan ini mempunyai radula yang terletak di dalam mulut yang berfungsi untuk memakan daun
- Bersifat hermafrodit, tidak melakukan fertilisasi sendiri,
- Bernapas dengan paru-paru melalui lubang pada ruang mantel (apertura pulminalis)
- Hewan
ini memiliki kelenjar ludah di kiri kanan tembolok dan sebuah hati yang
terhubung dengan lambung yang terletak di bagian atas rumah bekicot. - Sistem perkembangbiakan dilakukan dengan perkawinan..
- Bekicot adalah hewan yang berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Sistem Ekskresi
- Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel.
Sistem Transportasi
- Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.
Sistem Syaraf
- Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion cerebral); ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam; ganglion kaki (pedal).
- Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal
- sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh.
- Didalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
Sistem
pencernaan
·
Sistem pencernaan Bekicot
lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang
memiliki rahang dan lidah pada Bekicot tertentu.Lidah bergigi yang melengkung
kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.
·
terdiri
dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.
Sistem Reproduksi
·
Bekicot bereproduksi secara seksual
dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi
dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
Sistem
Respirasi
·
Bekicot yang hidup di air
bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki
insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah
yang berfungsi sebagai paru-paru
Manfaat
Selain pakan ternak bekicot
merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam
amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku
bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping
itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena ekstrak
daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam
penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit
gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat
mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal berasal dari kulit
bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti
kekejangan, jantung suka berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak
dan penyakit kaum wanita termasuk keputihan.
KERANG
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo :
Lamelia branciata
Family : Palecypoda
Genus :
Pretoda martensis
Struktur Tubuh Kerang :
1.
Paling luar adalah cangkang
yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh kerang.
2. Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkusseluruh tubuh
yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon.
Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat
masuknya air.
3. Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak
mengandung pembuluh darah.
4. Kaki pipih, bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
5. Dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran
pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan alat ekskresi (ginjal).
Fungsi Struktur Tubuh :
1. Kaki
berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir
2. Rongga
mantel berfungsi sebagai jalan masuknya air
3. Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral. Pada bagian
torsal terdapat:
·
Gigi sendi, sebagai poros
ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup
·
Ligament sendi, berfungsi menyatukan
katup bagian dorsal dan memisahkan katup sebelah vertal
·
Umbo, tonjolan cangkang di
bagian dorsal.
4. Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dari luar kedalam
sebagai berikut:
·
Periostrakum, merupakan
lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi
mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk melindungi
lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi
cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi warna cangkang.
·
Prismatic, lapisan tengah yang
tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk prisma
yang berasal dari materi organik yang dihasilkan oleh tepi mantel.
·
Nakreas, merupakan lapisan terdalam
yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat. Merupakan lapisan
mutiara yang dihasilkanolehseluruhpermukaan mantel. Di lapisan ini, materi
organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak
berkilauan dan banyak terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar,
mampu memancarkan keragaman warna. Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan
mutiara.
5. Anus sebagai
sistem ekskresi
6. Insang
sebagai alat pernafasan
Ciri – ciri umum :
· Kaki
berbentuk kapak / pipih
· Terdapat 2
cangkang
· Antara
cangkang dihubungkan oleh ligament
· Tidak
berkepala
· Muluit
dirongga dilengkapi oleh labial palpus
· Tak berahang
/ radula
· Air dan makanan
masuk melaui sifon
· Pemakan
suspense
·
System saraf kerang terdiri
dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan:
•ganglion anterior terdapat di
sebelah ventral lambung
•ganglion pedal terdapatpada
kaki
•ganglion posterior terdapat disebelah
ventral otot aduktor posterior.
Cara Hidup Kerang:
· Cangkang berjumlah dua (sepasang) ada di bagian anterior dan umbo (bagian
yang membesar/menonjol) terdapat dibagian posterior (punggung). Adanya
otot-otot aduktor ini menyebabkan dua cangkang dapat membuka dan menutup. Pada
umumnya Bivalvia hidup di perairan baik air tawar maupun air laut yang banyak
mengandung zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya.
· Jika ada
benda asing yang ada di luar tubuh, seperti butiran pasir atau suatu parasit,
yang secara tidak sengaja masuk kedalam cangkang maka akan disimpan dalam suatu
kantong kecil dalam mantel. Dimentel banyak disekresikan nekreas oleh lapisan
epitelium kantong tersebut. Sedikit demi sedikit nakreas melapisi partikel atau
benda asing tersebut. Dalam waktu 4 tahun partikel dan lapisan nakreas itu
telah menjadi mutiara.
·
Makanan kerang berupa hewan
kecil yang terdapat dalam perairan yang masuk bersama air melalui sifon.
·
Alat pernapasan kerang berupa
insang dan bagian mantel. Insang kerang berbentuk W dengan banyak lamella yang
mengandung banyak batang insang. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi pada insang dan
sebagian mantel. Mantel terdapat di bagian dorsal meliputi seluruh permukaan
dari cangkang dan bagian tepi. Antara mantel dan cangkang terdapat rongga yang
di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki. Alat
peredaran darah sudah agak lengkap dengan pembuluh darah terbuka.
·
System pencernaan dari mulut
sampai anus.
Reproduksi Kerang :
Perkembangbiakan kerang secara kawin. Umumnya berumah
dua dan pembuahannya internal. Telur yang dibuahi sperma akan berkembang
menjadi larva glosidium yang terlindung oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis
yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan
lain, misalnya pada ikan.
Sel telur yang telah matang akan dukeluarkan dari
ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruaga
suprabranchial. Disini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan
oleh hewan jantan. Sel telur yang telah dibuahi berkembamg mejadi larva
glochidium. Larva ini ada beberapa jeis ada yang memiliki alat kait dan ada
pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada
ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista Setelah beberapa haroi kista tadi akan
membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
Lahirlah kerang muda.
Peranan
kerang dalam kehidupan:
· Dagingnya
sebagai sumber protein
· Cangkangnya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan
· Pemanfaatan
yang modern, kerang tersebut dapat dimafaatkan sebagai bio filter terhadap
polutan (biremediasi)
D. Filum Echinodermata
1. Klasifikasi
1.
Bintang laut
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Family : Ophidiasteridae
Genus : Linckia
Spesies : Linckia laevigata
2.
Bintang
Mengular
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class :Ophiuroidea
Ordo : Valvatida
Family :Ophiuridae
Genus :Ophiolepsis
Spesies :Ophiolepsis reticulata
3.
Bulu Babi
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Echinoidea
Ordo : Cidaroidea
Family : Diadematidae
Genus : Diadema
Spesies :Diadema setosum
4.
Timun Laut(
teripang )
Kingdom : Animalia
Phylum :Echinodermata
Class :Holothuroidea
Ordo :Aspidochirotidae
Family :Holotthuraidae
Genus :Halothuria
Spesies :Halothuria edulis
5.
Siput laut
Kingdom :
Animalia
Filum :
Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo :
Archogastropoda
Famili :
Turbinidae
Genus : Litttorina
Spesies :
Littorina sp.
2. Hubungan
Dengan Kehidupan
Echinodermata dimanfaatkan manusia, antara lain:
·
Bulu babi
dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Jepang memiliki peternakan bulu babi
yang luas. Di wilayah Indonesia, terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan
Kendari.
·
Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk
teripang. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri China,
mentimun laut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
· Echinodermata memakan bangkai-bangkai, sehingga pantai menjadi bersih
· Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.Para ilmuwan
biologi sering mengggunakan gamet dan embrio landak laut.
3 Sedangkan peranan merugikan
·
Bintang laut
sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara.
·
Achanbasther
merupakan hama pada terumbu
karang, karena memakan polip Coelenterata.
E.
Filum Porifera
1.
Klasifikasi
Menurut Rohana (2003) spons (Callyspongia sp) di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Sub filum : invertebrata
Class : Demospongia
Sub class : Keratosa
Ordo : Haplosclerida
Famili : Callyspongiidea
Genus : Callyspongilla
Species : Callyspongia sp
2. Morfologi dan Anatomi
Porifera merupakan hewan berpori,
dikatakan berpori karena disekitar tubuhnya banyak terdapat lubang-lubang
kecil. Porifera memiliki ukuran tubuh yang beranekaragam dengan tinggi bisa
mencapai 90 cm dan lebar 1 cm. Porifera atau spon memiliki tiga lapisan sel
utama yakni lapisan yang mirip jeli (Mesoglea), Pinacocyte atau Pinacoderm, dan
Choanocyte atau Spongocoel (Aslan, dkk,
2006).
Porifera
secara morfologi memiliki ciri-ciri yang spesifik antara lain : Asconoid, Syconoid dan Leuconoid. Pencernaannya terjadi secara intraseluler didalam koanosit dan amoebosit
(Wikipedia, 2009).
3. Habitat dan Penyebaran
Porifera
mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya dilaut dangkal sampai
kedalaman 5 km. dari 3000 ribu spesies
yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter
dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup pada air jernih dan tenang.
Dilaut jenis calcarea umumnya terbatas
pada daerah pantai dangkal (Suwignyo, 2004).
4. Reproduksi dan Daur hidup
Porifera dapat bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Secara aseksual porifera memiliki tiga cara reproduksi
yakni : fragmentasi,
pembentukan tunas, dan
dengan memproduksi gemmules. Fragmen dari spons dapat terlepas oleh arus atau
gelombang. Mereka menggunakan mobilitas pinacocytes mereka dan choanocytes dan
membentuk kembali dari mesohyl untuk kembali menempel ke permukaan yang sesuai
dan kemudian membangun kembali diri mereka sebagai spons kecil namun fungsional
selama beberapa hari. Kemampuan yang sama memungkinkan spons yang telah diperas
melalui kain halus untuk regenerasi. Sebuah fragmen spons hanya dapat
meregenerasi jika mengandung kedua collencytes untuk menghasilkan mesohyl dan
archeocytes untuk menghasilkan semua jenis sel lain. Sebuah spesies sangat sedikit
berkembang biak dengan tunas. Sedangkan
secara seksual Sebagian
besar porifera adalah
hermafrodit (berfungsi sebagai kedua jenis kelamin secara bersamaan), meskipun
spons tidak memiliki gonad (organ reproduksi). Sperma diproduksi oleh
choanocytes atau ruang choanocyte seluruh yang tenggelam ke mesohyl dan
membentuk kista spermatika sementara telur dibentuk oleh transformasi
archeocytes, atau choanocytes pada beberapa spesies. Setiap telur umumnya
memperoleh satu kuning dengan mengkonsumsi "sel-sel perawat". Selama
pemijahan, sperma meledak keluar dari kista dan dikeluarkan melalui osculum
tersebut. Jika mereka kontak dengan spons dari spesies yang sama, aliran air membawa mereka untuk ke choanocytes sehingga menelan
mereka namun, bukannya mencerna mereka, bermetamorfosis menjadi bentuk ameboid
dan membawa sperma melalui mesohyl untuk telur
(Rohana, 2003).
5. Makanan dan
Kebiasaan makan
Makanan porifera berupa zat-zat organic atau partikel-partikel yang
sederhana dan semua organisne kecil seperti
plankton. Porifera tidak mempunyai alat
pencernaan khusus, system pencernaannya bersifat intraseluler. Zat makanan yang diambil oleh sel-sel
koanosit yang diteruskan ke spongosoel mengikuti aliran air ke oskulum (Wikipedia,
2009).
6. Nilai Ekonomis
Berbicara
tentang nilai ekonomis. Porifera
tidak banyak memberikan keuntungan pada manusia, namun diantara beberapa
porifera ada yang menguntungkan yaitu
spons yang berspikula dapat di manfaatkan sebagai alat untuk membersihkan badan
dan spon yang berwarna orange (Axinella canabina) di perdagangkan sebagai
penghias akuarium air laut (Kimball,
2000) Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hipposngia dapat digunakan
sebagai alat gosok. Zat kimia yang dikeluarkan memiliki potensi obat penyakin
kanker dan penyakit lainnya (Anonim, 2008).
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
·
Karakteristik
filum Annelida antara lain bentuk tubuh simetris bilateral bersegmen-segmen,
ada alat gerak yang berupa bulu-bulu kaku dan badan tertutup oleh kutikula yang
licin. Lumbricus terrestris merupakan salah satu contoh spesies dari kelas
Oligochaeta. Cacing tanah mengeluarkan lendir yang melicinkan jalannya menembus
tanah. Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah.
Dilihat dari hasil pengamatan bahwa morfologi pada cacing tanah (L.terestris) terdiri dari prostomium,
klitelum, setae, mata, mulut, segmen dan anus.
·
Kata
Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mallis yang berarti lunak. Jadi
Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Tubuh
lunak tersebut umumnya dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat
menghasilkan cangkang dari zat kapur (kalsium karbonat) yang keras, tapi ada
pula Mollusca yang tidak bercangkang, misalnya cumi-cumi.
·
Arthropoda berasal
dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki.
Jadi, Arthropoda adalah hewan
berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh
dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka
luarnya.Filum Arthropoda adalah
filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba,
udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda
adalah nama lain hewan berbuku-buku
·
Permukaan
Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang.Duri
berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem
saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk
mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral
atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap.
·
Kata porifera berasal dari bahasa
Latin porus (lubang kecil) dan ferre (membawa). Jadi Porifera berarti
hewan yang mempunyai tubuh berpori, dikenal juga sebagai hewan sponge atau
spons. Porifera ini hidup menetap (sessil) pada dasar perairan. Sebagian
besar hewan ini hidup di laut dan sebagian kecil yang hidup di air tawar.
Bentuk tubuhnya beraneka ragam, menyerupai tumbuhan, warnanya juga
sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah. (Baca juga : Hewan
Invertebrata)
DAFTAR
PUSTAKA
·
Radiopoetro, 1996. Zoologi.
Penerbit Erlangga. Jakarta
·
Rusyan, adun.2011.Zoologi
invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
·
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi
Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP
UNSRI. Indralaya
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/Echinodermata
. 15 Oktober 2012
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/ Asteroidea
15 Oktober 2012
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/ Ophiuroidea
15 Oktober 2012
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/Echinoidea
. 15 Oktober 2012
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/ Holothuroidea
15 Oktober 2012
·
http : // id. Wikipedia.org/ wiki/ Crinoidea
15 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar