BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai
jenis makhluk hidup terdapat juga benda-benda seperti air, tanah, pasir,
cahaya, matahari, dan udara. Di antara anggota komunitas dan benda-benda
tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi. Kesatuan ini membentuk
sistem ekologi atau disebut ekosistem. Ekosistem dibedakan menjadi dua macam
yaitu : Ekosistem Alami & Ekosistem Buatan yaitu ekosistem yang
terjadi karena buatan manusia.
Ekosistem darat adalah ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografis (garis lintang)
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma yaitu bioma gurun, bioma
savanah, bioma padang rumput, bioma hutan hujan tropis, bioma hutan gugur ,
bioma hutan konifer (taiga), bioma tundra, bioma karst.
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan
yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma darat (terrestrial)
seringkali dinamai sesuai ciri fisik atau iklim utama dan jenis
vegetasi dominannya. Sebagai contoh, padang rumput temperat
didominasi oleh berbagai spesies rumput dan umumnya ditemukan pada garis
lintang pertengahan, dimana iklim lebih sedang dibandingkan dengan daerah
tropis dan daerah kutub. Masing-masing bioma juga ditandai oleh
mikroorganisme, fungi, dan hewan yang beradaptasi terhadap lingkungan
tersebut.
- RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan pengertian ekosistem dan ekosistem darat ?
2.
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis ekosestem darat ?
3.
Jelaskan pengertian dan manfaat hutan hujan tropis ?
4.
Jelaskan Pengaruh kegiatan manusia terhadap
keseimbangan ekosistem
5.
Jelaskan upaya peestarian ekosistem darat ?
- TUJUAN MAKALAH
Makalah
ini dibuat bertujuan agar :
1.
Pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan ekosisten dan ekosistem
darat.
2.
Pembaca mengetahui jenis-jenis ekosistem darat.
3.
Hutan hujan tropis
4.
Pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan
ekosistem
5.
Upaya pelestarian ekosistem darat
BAB II
PEMBAHASAN
- PENGERTIAN EKOSISTEM dan EKOSISTEM DARAT
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Ekosistem Alami (biotik) yaitu
ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia, misalnya
padang rumput, gurun, laut, danau, rawa, hutan, dan sungai, Ekosistem Buatan (abiotik) yaitu
ekosistem yang terjadi karena buatan manusia.
1.
Komponen abiotik
Baik
hewan maupun tumbuhan berhubungan dengan faktor fisik dan factor kimia. Faktor
fisik dan kimia yang penting bagi makhluk hidup, diantaranya sinar matahari,
temperatur, air, gravitasi, tekanan gas dan garam mineral.
a. Sinar matahari
a. Sinar matahari
Semua energi yang digunakan oleh makhluk
hidup pada dasarnya berasal dari energi matahari. Energi yang berasal dari
sinar matahari dapat berubah wujudnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Tumbuhan hijau yang mengandung klorofil yang
mampu menangkap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintesis. Pada proses fotosintesis, terbentuk karbohidrat yang berasal dari
CO dan H O. Karbohidrat mengandung energi kimia. Pada proses fotosintesis
terjadi perubahan energi cahaya menjadi energi kimia. Energi kimia akan dikonsumsi
oleh organisme lain dan diubah menjadi energi organic berupa ATP dalam bentuk
panas.
b.
Temperatur (Suhu)
Pada permukaan bumi, suhu rata-rata berkisar
antara 0 C hingga kurang dari 50 C. Namun umumnya berkisar antara 14 C sampai
dengan 32 C yang merupakan kisaran suhu ideal bagi kebanyakan makhluk hidup.
Temperatur sangat erat kaitannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup sebagai hasil aktivitas metabolisme. Metabolisme merupakan reaksi
yang menggunakan enzim dan kerja enzim dipengaruhi oleh temperatur.
Hewan seperti bangsa ikan (pisces), Amphibia,
Reptilia dan serangga (Insecta) termasuk hewan berdarah dingin
(poikilothermal). Apakah yang dimaksud dengan hewan berdarah dingin ? Aktivitas
metabolisme dipengaruhi suhu. Jika suhu tinggi, aktivitas metabolisme juga
tinggi. Jika suhu rendah, aktivitas metabolismenya rendah.
Beberapa jenis serangga menyimpan telur atau atau menempatkan pupa di bawah tanah dengan diikuti aktivitas metabolisme yang rendah untuk menghindari suhu yang sangat rendah di musim dingin. Ada juga serangga yang mampu merayap pada permukaan es. Keadaan tersebut mungkin dilakukan karena tubuhnya dipenuhi larutan untuk menghindari pembekuan.
Beberapa jenis serangga menyimpan telur atau atau menempatkan pupa di bawah tanah dengan diikuti aktivitas metabolisme yang rendah untuk menghindari suhu yang sangat rendah di musim dingin. Ada juga serangga yang mampu merayap pada permukaan es. Keadaan tersebut mungkin dilakukan karena tubuhnya dipenuhi larutan untuk menghindari pembekuan.
Reptilia dan Amphibia harus tidur di bawah
tanah untuk menghindari pembekuan. Selain itu ikan laut akan bermigrasi apabila
suhu air menjadi dingin.
Burung (Aves) dan Mammalia yang merupakan
hewan berdarah panas (homoiothermal) memiliki pengatur suhu tubuh. Hewan
insektivora seperti kelelawar pada musim dingin akan mengadakan hibernasi.
Hibernasi adalah tidur panjang pada musim dingin dengan cara menurunkan
temperature tubuh, melambatkan respirasi, metabolisme rendah dan sebagai sumber
energi menggunakan makanan cadangan berupa lemak. Beberapa jenis burung dan
Mammalia melakukan migrasi untuk menghindari suhu rendah di musim dingin.
c. Air
Air sangat mutlak diperlukan makhluk hidup.
Air merupakan penyusun protoplasma. Adanya pertukaran air antara perairan,
darat dan udara mempengruhi kehidupan makhluk hidup
Kandungan air menentukan suhu. Untuk
meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1 C, dibutuhkan energi sebesar 1 kalori.
Volume air pada suhu 4 C memiliki vulome yang terbesar dan mampu memecahkan
batuan. Hal ini berkaitan dengan pembentukan tanah
Semua hewan yang hidup di tanah sangat dipengaruhi
oleh kelembaban. Cacing tanah akan bergerak ke permukaan jika kelembaban
tanahnya tinggi dan berada di dalam tanah jika kelembaban tanah rendah.
d.
Tekanan gas ( Udara)
Tekanan udara pada suatu tempat bergantung
dari ketinggiannya dari permukaan laut. Konsentrasi oksigen (O ) semakin rendah
sejalan dengan meningkatnya ketinggian dari permukaan laut. Orang yang hidup di
pegunungan tinggi memiliki paru-paru yang lebih besar dan jumlah eritrosit yang
lebih banyak dari orang yang hidup di dataran rendah. Hal ini sebagai usaha
tubuh untuk mendapatkan oksigen yang memadai bagi tubuh pada kondisi O yang
relatif rendah.
Burung akan lebih mudah terbang pada tekanan
udara yang tinggi. Angin merupakan perpindahan udara dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin memudahkan migrasi
serangga dan burung.
Pada siang hari, plankton dan beberapa jenis
ikan berenang sampai kedalaman 400 m. Namun, pada malam hari, plankton dan ikan
itu naik mendekati permukaan. Hal ini dilakukan karena pada malam hari tekanan
air menjadi empat puluh kali lebih besar daripada siang hari.
Ketika berada dalam air, kulit manusia dapat digunakan untuk mengambil udara. Udara ini diperlukan untuk menyuplai oksigen atau untuk meningkatkan udara dalam paru-paru.
Ketika berada dalam air, kulit manusia dapat digunakan untuk mengambil udara. Udara ini diperlukan untuk menyuplai oksigen atau untuk meningkatkan udara dalam paru-paru.
e.
Garam mineral
Garam mineral memegang peranan penting dalam
memelihara kondisi tubuh. Baik bagi hewan maupun tumbuhan. Manusia dan hewan
akan mengalami gangguan tulang jika kekurangan Ca (kalsium) dan akan mengalami
anemia jika kekurangan Fe(unsur besi)
Tumbuhan yang mengalami kekurangan Ca akan mengalami penghambatan pembelahan sel, sedangkan kekurangan Fe dan Mg akan menimbulkan klorosis. Mineral digunakan sebagai gugus aktif enzim dan penyususn bahan organik. Nitrogen yang diambil dari lingkungan merupakan penyusun asam amino atau protein.
Hewan air tawar tidak dapat hidup di air laut karena perbedaankadar garam air (salinitas). Perbedaan kadar garam dapat membatasi penyebaran makhlik hidup. Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup pada tempat yang kadar garamnya tinggi, memiliki sistem pengaturan tertentu. Contohnya, ikan laut akan banyak minum dan membuang sedikit urine. Ini dilakukan untuk memelihara tekanan osmosis sel tubuhnya.
Tumbuhan yang mengalami kekurangan Ca akan mengalami penghambatan pembelahan sel, sedangkan kekurangan Fe dan Mg akan menimbulkan klorosis. Mineral digunakan sebagai gugus aktif enzim dan penyususn bahan organik. Nitrogen yang diambil dari lingkungan merupakan penyusun asam amino atau protein.
Hewan air tawar tidak dapat hidup di air laut karena perbedaankadar garam air (salinitas). Perbedaan kadar garam dapat membatasi penyebaran makhlik hidup. Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup pada tempat yang kadar garamnya tinggi, memiliki sistem pengaturan tertentu. Contohnya, ikan laut akan banyak minum dan membuang sedikit urine. Ini dilakukan untuk memelihara tekanan osmosis sel tubuhnya.
f.
Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman media tubuh bakteri sangat
menentukan kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, bakteri nitrifikasi akan
berhenti beraktivitas jika pH tanah lebih rendah dari 4,5.
Tumbuhan yang biasa hidup di tanah netral
tidak dapat tumbuh di tanah yang asam. Pada pH asam, unsure-unsur yang umumnya
tersedia adalah Zn dan Cu. Kedua unsur tersebut dapat meracuni tubuh tanaman.
Adapun unsure P, Mg, Fe dan Mo yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tidak
tersedia.
g.
Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik bumi. Gravitasi
mempengaruhi gerak pada tumbuhan, misalnya gerak akar ke pusat bumi
(geotropisme positif) dan gerak batang menjauhi pusat bumi (geotropisme
negatif).
2. Komponen biotik
Komponen biotik meliputi faktor hidup (
berupa organisme) yang terdapat di lingkungan sebagai makhluk tunggal (disebut
individu) yang dibuthkan oleh makhluk hidup lainnya. Berdasarkan kedudukannya
komponen biotik dibedakan menjadi :
a. Produsen
Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen
adalah kelompok makhluk hidup yang mampu melaksanakan proses fotosintesa, yakni
tumbuhan yang memiliki klorofil atau kromofil lainnya. Dari fotosintesa yang
dilakukan tumbuhan dihasilkan bahan-bahan organik yang dibutuhkan makhluk hidup
lainnya, sehigga makhluk hidup yang mengkonsumsinya dapat melakukan aktivitas
hidup dengan baik. Kemampuan tumbuhan menghasilkan bahan-bahan organic
menegaskan bahwa tumbuhan adalah berkedudukan sebagai produsen.
b. Konsumen
Organisme yang tidak memiliki klorofil (hewan
dan manusia) tidak dapat menyediakan bahan organic yang dibutuhkannya, sehingga
kebutuhan akan bahan organik hanya dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
produsen.
Berdasarkan tingkatannya, konsumen dapat
dibedakan menjadi 4, yaitu :
1) Herbivora, yaitu organisme yang
mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan tumbuhan (pemakan daun-daunan,
buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian) sebagai konsumen tingkat I. Misalnya,
ulat, kambing,
2) Karnivora, yaitu organisme yang
mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan herbivora (hewan yang makanannya
berupa hewan lain) sebagai konsumen tingkat II. Misalnya, kucing, anjing.
3) Omnivora, yaitu organisme yang mendapatkan
energi dengan mengkonsumsi produsen secara langsung atau dengan memangsa
herbivora atau karnivora (pemakan segala). Misalnya, ayam, itik, babi, manusia.
4) Saprovora, yaitu makhluk hidup golongan
jasad renik yang mendapatkan energinya dengan jalan menguraikan sisa makhluk
hidup.
c. Pengurai
Pengurai adalah kelompok mikroorganisme yang
berperan menguraikan sisa tubuh makhluk hidup yang mati. Beberapa mikroorganisme
yang termasik sebagai pengurai antara lain jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri
hidup bergantung kepada bahan-bahan organik yang terkandung dalam sisa-sisa
makhlik hidup. Proses pelapukan dan pembusukan pada sampah adalah contoh
peristiwa penguraian organik menjadi anorganik. Bagaimana senadainya
mikroorganisme pengurai di lingkungan kita mati ? Apa yang akan terjadi dengan
sampah industri rumah ? Bisa dibayangkan sampah-sampah akan terus menumpuk dari
hari ke hari bila pengurai tidak bekerja.
d. Detrivora
Detrivora adalah organisme yang bertugas
menguraikan sisa jasad makhluk hidup menjadi partikel-partikel kecil, misalnya
daun-daun yang gugur akan diuraikan oleh cacing tanah menjadi partikel-partikel
yang disebut humus. Peristiwa penguraian jasad makhluk yang mati menjadi
partikel-partikel sederhana disebut detrifus. Contohnya, cacing, rayap, siput,
kaki seribu
e. Predator
dan Parasit (mendapatkan makanan dari organisme lain)
Predator
merupakan makhluk hidup yang menempati kedudukan sebagai konsumen. Untuk
mendapatkan makanannya, seekor predator akan memburu dan memangsa konsumen-konsumen
lainnya yang lebih lemah.
Parasit merupakan makhluk hidup yang tidak
mempunyai kemampuan untuk menyediakan dan membuat makanannnya sendiri, parasit
sangat bergantung kepada makhluk yang lain. Parasit dapat dibedakan menjadi du,
yaitu : parasit fakultatif dan parasit obligant
1) Parasit fakultatif, yaitu golongan parasit
yang hidupnya bergantung kepada bahan makanan yang terkandung pada inang namun
kadang parasit ini masih mampu membuat makanannya sendiri, misalnya benalu pada
pohon jambu yang memiliki klorofil
2) Parasit obligant, yaitu golongan parasit
yang hidupnya sangat bergantung pada makhluk hidup lain. Parasit ini tidak
memiliki kemampuan untuk membuat makanannya sendiri, misalnya tali putri.
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas
dan luas cakupannya.
Ekosistem darat (terrestrial)
seringkali dinamai sesuai ciri fisik atau iklim utama dan jenis
vegetasi dominannya. Sebagai contoh, padang rumput temperat didominasi
oleh berbagai spesies rumput dan umumnya ditemukan pada garis lintang
pertengahan, dimana iklim lebih sedang dibandingkan dengan daerah tropis dan
daerah kutub. Masing-masing bioma juga ditandai oleh mikroorganisme,
fungi, dan hewan yang beradaptasi terhadap lingkungan tersebut.
Ekosistem
darat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Ekosistem darat alam
Di
Indonesia di kenal tiga ekosistem darat alami yaitu vegetasi dataran rendah
(vegetasi pamah), vegetasi dataran tinggi (pegunungan) dan vegetasi monson (gunung).
Pembagian ekosistem darat alami di Indonesia, dilakukan berdasarkan letak atau
topografinya. Ekosistem yang terbentuk akibat perbedaan letak geografis dan
topografinya, ekosistem di Indonesia dibagi menjadi :
1. Vegetasi dataran rendah.
Vegetasi
dataran rendah atau disebut juga pamah merupakan vegetasi yang paling besar
diantara vegetasi ekosistem darat yang lainnya. Dataran rendah adalah daerah
yang memiliki ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut. Vegetasi dataran
rendah diantaranya sebagai berikut :
a)
hutan bakau
b)
hutan rawa air tawar
c)
hutan rawa gambut
d)
hutan sagu
e)
hutan tepi sungai
2. Vegetasi dataran tinggi
Vegetasi
dataran tinggi atau pegunungan adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500
m di atas permukaan laut. Iklim suatu daerah ditentukan oleh ketinggian. Makin
tinggi suatu daerah, makin rendah curah hujannya sehingga keanekaragaman
komunitas rendah.
Di
daerah pegunungan komunitas yang berkembang antara lain tumbuhan paku, tumbuhan
bunga dan lumut. Tumbuhan-tumbuhan ini berkembang dengan baik karena
lingkungannya cocok untuk kehidupannya.
3. Vegetasi monsoon
Vegetasi
monsun adalah suatu komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim.
Hutan ini memiliki pergantian antara musim kemarau dan musim penghujan yang
silih berganti.
Ciri
khas hutan monsun adalah tanaman menggugurkan daunnya pada musim kemarau dan
kembali memiliki daun pada musim hujan
b. Ekosistem buatan (Suksesi)
b. Ekosistem buatan (Suksesi)
Terbentuknya
suatu ekosistem dapat terjadi dari rangkaian peristiwa, di mana peristiwa yang
satu akan menyebabkan timbulnya peristiwa lainnya, demikian seterusnya. Sebagai
contoh, proses terbentuknya tanah adalah diawali dengan peristiwa pelapukan
batu-batuan. Kehidupan pada saat lingkungan dipenuhi batu-batuan lambat laun
akan berubah ke dalam kehidupan tanpa batu-batuan. Peristiwa perubahan tatanan
hidup di suatu daerah disebut suksesi
Sebagai contoh, sebelum Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau merupakan Gunung yang permukaannya ditutupi oleh batu-batuan. Ketika Krakatau meletus, batu-batuan menjadi panas, setelah sembilan bulan Krakatau meletus, batu-batuan yang tadinya panas menjadi lembab. Pada batu-batuan yang lembab tumbuhan ganggang hijau sebagai pionir atau tumbuhan perintis. Kemudian ganggang tersebut melapukan batu-batuan menjadi butiran kerikil dan akhirnya menjadi tanah yang memungkinkan biji tumbuhan yang terdampar akibat hempasan air laut ke tepi pantai akan tumbuh. Tujuh tahun setelah Krakatau meletus, ternyata lingkungan Gunung Krakatau telah ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan seolah Krakatau itu tidak meletus.
Sebagai contoh, sebelum Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau merupakan Gunung yang permukaannya ditutupi oleh batu-batuan. Ketika Krakatau meletus, batu-batuan menjadi panas, setelah sembilan bulan Krakatau meletus, batu-batuan yang tadinya panas menjadi lembab. Pada batu-batuan yang lembab tumbuhan ganggang hijau sebagai pionir atau tumbuhan perintis. Kemudian ganggang tersebut melapukan batu-batuan menjadi butiran kerikil dan akhirnya menjadi tanah yang memungkinkan biji tumbuhan yang terdampar akibat hempasan air laut ke tepi pantai akan tumbuh. Tujuh tahun setelah Krakatau meletus, ternyata lingkungan Gunung Krakatau telah ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan seolah Krakatau itu tidak meletus.
Berdasarkan
pada proses terjadinya, suksesi di bedakan menjadi suksesi primer dan suksesi
sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi
primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya
komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami. Misalnya,
tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara
sungaidan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan
manusia, misalnya penambangan timah, batu bara dan minyak bumi.
Suksesi primer pembentukannya diawali dengan proses pelapukan batu-batuan yang dilakukan oleh alga, kemudian dari peristiwa pelapukan akan terbentuk serpihan batu-batuan kecil dan akhirnya terbentuk lapisan tanah. Biji-bijian yang terbawa air (hidrokori), angin (anemokori) atau terbawa oleh perantara lain kemudian jatuh pada lapisan tanah yang terbentuk tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi primer terjadi bukan pada habitat aslinya. Contoh pembuatan danau. Sebelum berubah menjadi danau, mungkin asalnya tempat itu merupakan daerah pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani penggarap tanah (kehidupan darat)
Dengan berubahnya tempat tersebut menjadi danau, maka terjadi perubahan tatanan pada komponen ekosistemnya. Misalnya petani yang memiliki pekerjaan bertani tanaman pada awalnya, kemudian dengan berubahnya tatanan komponen ekosistem dari darat menjadi air menyebabkan para petani tanaman berubah menjadi petani ikan.
Suksesi primer pembentukannya diawali dengan proses pelapukan batu-batuan yang dilakukan oleh alga, kemudian dari peristiwa pelapukan akan terbentuk serpihan batu-batuan kecil dan akhirnya terbentuk lapisan tanah. Biji-bijian yang terbawa air (hidrokori), angin (anemokori) atau terbawa oleh perantara lain kemudian jatuh pada lapisan tanah yang terbentuk tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi primer terjadi bukan pada habitat aslinya. Contoh pembuatan danau. Sebelum berubah menjadi danau, mungkin asalnya tempat itu merupakan daerah pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani penggarap tanah (kehidupan darat)
Dengan berubahnya tempat tersebut menjadi danau, maka terjadi perubahan tatanan pada komponen ekosistemnya. Misalnya petani yang memiliki pekerjaan bertani tanaman pada awalnya, kemudian dengan berubahnya tatanan komponen ekosistem dari darat menjadi air menyebabkan para petani tanaman berubah menjadi petani ikan.
2. Suksesi sekunder
Suksesi
sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami
maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak secara total habitat organisme
sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada.
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina
kencang dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang
rumput dengan sengaja.
Contoh
suksesi sekunder antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas
ladang dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Pernahkah kalian mendengar hutan gundul atau lahan kritis ? Hutan gundul atau lahan kritis merupakan areal terbuka pada suatu ekosistem yang terjadi karena kerusakan alam, baik akibat kejadian alam, seperti gunung meletus maupun sebagai ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Untuk mengembalikan kondisi hutan gundul atau kritis yang mencapai ribuan hektar tersebar di pelataran hutan Indonesia menjadi hutan yang asri dengan keanekaragaman hayatinya. Pemerintah telah melaksanakan suatu program untuk mengembalikan kondisi kedua lahan tersebut melalui beberapa program misalnya “Penanaman Sejuta Pohon” dan “Program Reboisasi”
Suksesi sekunder tidak dimulai dengan kehidupan vegetasi perintis yang melakukan pelapukan batu-batuan terlebih dahulu. Jadi, suksesi sekunder terjadi pada lahan yang sama. Program Reboisasi dan Penanaman Sejuta Pohon untuk mengembalikan tatanan yang hilang atau terganggu adalah merupakan salah satu contoh peristiwa susksesi sekunder. Kembalinya kerindangan hutan tersebut sangat bergantung pada komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada lingkungannya.
Pernahkah kalian mendengar hutan gundul atau lahan kritis ? Hutan gundul atau lahan kritis merupakan areal terbuka pada suatu ekosistem yang terjadi karena kerusakan alam, baik akibat kejadian alam, seperti gunung meletus maupun sebagai ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Untuk mengembalikan kondisi hutan gundul atau kritis yang mencapai ribuan hektar tersebar di pelataran hutan Indonesia menjadi hutan yang asri dengan keanekaragaman hayatinya. Pemerintah telah melaksanakan suatu program untuk mengembalikan kondisi kedua lahan tersebut melalui beberapa program misalnya “Penanaman Sejuta Pohon” dan “Program Reboisasi”
Suksesi sekunder tidak dimulai dengan kehidupan vegetasi perintis yang melakukan pelapukan batu-batuan terlebih dahulu. Jadi, suksesi sekunder terjadi pada lahan yang sama. Program Reboisasi dan Penanaman Sejuta Pohon untuk mengembalikan tatanan yang hilang atau terganggu adalah merupakan salah satu contoh peristiwa susksesi sekunder. Kembalinya kerindangan hutan tersebut sangat bergantung pada komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada lingkungannya.
- JENIS-JENIS EKOSISTEM DARAT
Berikut ini akan dijelaskan karakteristik 8
bioma darat utama, diantaranya bioma gurun, bioma savanah, bioma padang rumput,
bioma hutan hujan tropis, bioma hutan gugur , bioma hutan konifer (taiga),
bioma tundra, bioma karst.
- Bioma gurun
Bioma gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.Bioma Gurun
merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang.
Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai
Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat
kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta
km persegi.
Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Curah hujan sangat rendah, <250 mm/tahun
dengan intensitas panas matahari sangat tinggi.
Ø
Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi
dari curah hujan.
Ø
Air tanah cenderung asin karena larutan garam
dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun
drainase
Ø
Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya
tumbuhan yang mempunyai daun yang kecil seperti duri dan berakar panjang. Daun
yang kecil berfungsi untuk mengurangi penguapan.Akar panjang berfungsi untuk
mengambil air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan
spons.
Lingkungan
biotik:
Ø
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan
yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit), misalnya kaktus
dan kurma.
Ø
Fauna:
hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya
unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut,
umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka
hidup pada lubang-lubang.
- Bioma savanah (sabana)
Padang
rumput tropis seringkali merujuk kepada sabana. Bioma sabana hangat
sepanjang tahun, berkisar 24-29oC, namun dengan variasi yang lebih
musiman daripada di hutan tropis. Sabana juga termasuk padang rumput, hanya
saja diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar. Pepohon yang biasa
tumbuh di sabana meliputi pohon palem dan akasia. Sabana dapat dianggap sebagai
salah satu sistem biotik paling besar di bumi. Sistem biotik ini biasanya
menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia.
Sedangkan, umumnya Sabana terletak di daerah tropik hingga ke daerah subtropik.
Bioma savanah memiliki
cirri-ciri sebagai berikut :
Ø Bersuhu panas sepanjang tahun (bersuhu hangat).
Ø Hujan yang terjadi secara musiman menjadi faktor paling penting bagi
terbentuknya sabana.
Ø Sabana memiliki 2 musim yaitu :
ü Sabana akan berubah menjadi semak
belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin
rendah. Sebaliknya,
ü Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang
intensitas hujannya makin tinggi.
Ø Hewan-hewan yang hidup di daerah sabana dapat berupa herbivora maupun
karnivora. Hewan yang termasuk ke dalam herbivora tersebut adalah kuda dan
zebra. Sedangkan untuk hewan yang termasuk karnivora adalah macan tutul, singa
dan anjing hutan.
- Bioma padang rumput
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari
daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup
untuk perkembangan hutan, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika
Selatan, Australia. Bioma Stepa berbeda dengan Bioma Sabana. Perbedaan yang
cukup antara Stepa dengan Sabana adalah :
Pada bioma Sabana merupakan padang rumput
yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada bioma Stepa
merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan,
kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada.
Bioma
padang rumput memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di
beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Ø
Curah hujan yang relatif rendah turun secara
tidak teratur.
Ø
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut
menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar
mengambil air.
Lingkungan
biotik:
Ø
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan
daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada
pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan
vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput
bermacam-macam seperti stepa di Rusia selatan, puzta di Hongaria, prairi di
Amerika Utara dan pampa di Argentina.
Ø
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di
Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora:
singa, srigala, anjing liar, cheetah.
- Bioma hutan hujan tropis (hutan basah)
Hutan basah terdapat di daerah tropika
meliputi semenanjung amerika tengah, amerika selatan, afrika, madagaskar,
australia bagian utara, indonesia dan malaysia. Di hutan ini terdapat beraneka
jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan
yang cukup.
Bioma hutan hujan tropis (hutan
basah) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000
mm/tahun
Ø
Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara
20 – 40 m.
Ø
Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta
selalu hijau sepanjang tahun
Ø
Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi
sinar matahari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan.
Ø
Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar
permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk
tudung)
Lingkungan biotik :
Ø
Flora: pada bioma hutan tropis terdapat
beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20
- 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau
kanopi. Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah
tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon
tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
Ø
Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar
matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan
yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup
hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari,
misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
- Hutan gugur (deciduous forest)
Hutan gugur merupakan bioma yang terletak
pada kisaran 30 – 40 derajat lintang LU/LS. Bioma hutan gugur terdapat di
daerah beriklim sedang yang terdapatdi wilayah Amerika Serikat bagian
timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
Bioma
hutan basah memilkiki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm
pertahun
Ø
Pohon-pohon memiliki ciri berdaun
lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan memiliki tajuk yang
rapat.
Ø
Memiliki musim panas yang hangat dan musim
dingin yang tidak terlalu dingin. Jarak antara pohon satu dengan pohon yang
lainnya tidak terlalu rapat/renggang
Ø
Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif
sedikit
Ø
Memiliki 4 musim, yaitu musim
panas-gugur-dingin-semi
Ø
Beberapa jenis tumbuhan utama yang hidup di
daerah bioma hutan gugur misalnya pohon oak, basswood, dan terna
berbunga.
Lingkungan
biotik :
Fauna
yang terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya Panda (hewan endemik wilayah China), serangga, burung, bajing,
anjing, rusa, racoon (sejenis musang/luwak).
Pada
setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur :
a.
Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi
tumbuh dengan daun lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih
dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena daunnya tipis
b.
Saat musim gugur menjelang musim dingin,
pancaran energi matahari berkurang, suhu rendah dan air cukup dingin. Oleh
karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat, kemudian gugur karena tumbuhan
sulit mendapatkan air. Daun dan buah-buahan yang gugur kelak kemudian menjadi
tumpukan senyawa organik.
c.
Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan
menjadi gundul, beberapa jenis hewan mengalami/dalam keadaan hibernasi (tidur
panjang pada waktu musim dingin).
d.
Saat musim semi menjelang musim panas, suhu
naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai
tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif kembali.
- Bioma konifer (taiga)
Bioma
ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis.
Bioma konifer mempunyai curah hujan sekitar 30-70 cm per tahun, dan
kekeringan berkala umum terjadi. Akan tetapi, beberapa hutan konifer di
pesisir A.S. Pasifik Barat Laut merupakan hutan hujan beriklim sedang yang dapt
menerima lebih dari 300 cm curah hujan per tahun. Suhu di musim dingin
sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang. Sedangkan di
musim panas sangat menyengat. Suhu beberapa daerah hutan konifer di
Siberia umumnya berkisar -50oC di musim dingin dan lebih dari 20oC
di musim panas.
Hutan
konifer utara atau taiga, adalah bioma darat terbesar di atas bumi yang meluas
melintasi Amerika Utara bagian utara dan Eurasia hingga perbatasan tundra
arktik .Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin.
Bentuk kerucut pada banyak pohon konifer mencegah terkumpulnya salju pada
cabang-cabang pohon tersebut.
Bioma taiga memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Ø
Perbedaan antara suhu musim panas dan musim
dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu
sangat rendah.
Ø
Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas
yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
Ø
Flora khasnya adalah pohon berdaun
jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).
Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam,
dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan
homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan
suhu sangat rendah.
Ø
Fauna yang terdapat di daerah ini adalah
beruang hitam, ajak, serigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis
bila musim dingin tiba.
Ø
Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mamalia
kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
- Bioma tundra
Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di
daerah lingkar kutub utara dan selatan. Pada bioma ini tidak terdapat pepohonan
yang dapat tumbuh, yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut.
Bioma ini terdapat di sekitar lingkar Artik, Greenland di wilayah kutub utara.
Di wilayah kutub selatan terdapat di Antartika dan pulau-pulau kecil disekitar
Antartika. Bioma tundra berdasarkan pembagian iklim terdapat di daerah beriklim
es abadi (EF) dan iklim Tundra (ET).
Bioma
tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Hampir semua wilayahnya tertutup oleh
salju/es. Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang
panjang dan terang. Peristiwa ini terjadi karena gerak semu matahari hanya
sampai di posisi 23,5° lu/ls.
Ø
Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar
antara 30 – 120 hari (1 – 4 bulan)
Ø
Mendapat sedikit energi radiasi
matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan
suasana gelap.
Ø
Musim panas berlangsung selama 3 bulan,
pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
Lingkungan
biotik :
Flora :
Ø Pada
daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki, rumput kapas
dan gundukan gambut (Hylock Tundra )
Ø Di
cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula.
Ø Di
tempat yang agak kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, Ericeceae, dan beberapa
tumbuhan yang berdaun agak lebar.
Ø Di
lereng-lereng batu terdapat kerak, lumut dan alga.
Ø Searah
jarum jam : Alga, kerak, rumput teki, rumput kapas, terna dan ericcaceae
Fauna :
Karena memiliki iklim es abadi dan iklim
tundra, maka wilayah bioma tundra selalu bersuhu dingin sehingga fauna yang
terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal untuk tetap
membuat tubuhnya hangat. Contoh fauna di bioma tundra misalnya rus, rubah,
kelinci salju, hewan-hewan pengerat, hantu elang, dan beruang kutub.
- Bioma karst (batu gamping/gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu
gamping di wilayah Yugoslavia.
Bioma
karst memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Tanah
kurang subur untuk pertanian, sensitive terhadap erosi, mudah lungsor, bersifat
rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah.
Ø Gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasikan oleh pori-pori mikro
Ø Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.
Lingkungan
biotik :
Flora : Tumbuh-tumbuhan yang hidup pada bioma ini
yakni rumput dan lain-lain
Flora : hawam yang hidup pada bioma ini yaitu
semut,laba-laba dan lain-lain
- HUTAN HUJAN TROPIS
A.
Karakteristik Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropka, dengan curah hujan
tahunan minimum berkisar antara 1,750 millimetre (69 in) dan
2,000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan
berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.
Hutan
basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.meter dpl., di
atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air
dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan
kering < 2).
Hutan
hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah
spesies makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai
sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran
rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis
(layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45
m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau
sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
a. Lapisan pohon-pohon yang lebih
tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan)
sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa
sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon
tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan
lingkar batang hingga 4,5 m.
b. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang
tingginya antara 24–36 m.
c. Lapisan tajuk bawah, yang tidak
selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang
tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
d. Kanopi hutan banyak mendukung
kehidupan lainnya, semisal berbagai Epifit (termasuk anggret), bromeliad,
lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk
atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis
bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab
kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan
hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada
dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan
vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya
jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini;
di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang
untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan
cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer)
lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan
batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme
tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup
di sini.
Pada
saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab
(pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari
segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk
sejenis rimba yang rapat.
B. Ciri-ciri Umum Hutan Hujan Tropis
1. Lokasi: hutan hujan berada di daerah
tropis.
2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh
curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahunnya.
3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi,
yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya
pohon-pohon hutan hujan.
4. Keanekaragaman biota: hutan hujan
memiliki tingkan keragaman biota yang tinggi (biodiversity ).
Biodiversity
adalah sebutan untuk seluruh benda hidup
seperti tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di suatu ekosistem.
seperti tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di suatu ekosistem.
Para
peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan hewan yang ditemukan
di muka bumi hidup di hutan hujan.
5. Hubungan simbiotik antar spesies:
spesies di hutan hujan seringkali bekerja bersama. Hubungan simbiotik adalah
hubungan dimana dua spesies berbeda saling menguntungkan dengan saling
membantu. Contohnya, beberapa tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil
dan gula untuk semut. Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari
serangga-serangga lain yang mungkin ingin memakan daun dari tumbuhan tersebut
6. Ciri-ciri : Iklim selalu basah. curah hujan
tinggi. dan merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis tanah.
Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan. liana). tumbuhan berbatang kurus
(tidak banyak cabang. kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah
sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d 4000 mdpi). Dapat
dibedakan menjadi 3 zone menurut ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 - 1000
mdpl). Hutan Hujan Tengah (1000 - 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 - 4000
mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian.
C.
Fungsi Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan berfungsi bagi ekosistem global. Hutan hujan:
·
menyediakan
rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan;
·
membantu
menstabilkan iklim dunia;
·
melindungi
dari banjir, kekeringan, dan erosi;
·
adalah
sumber dari obat-obatan dan makanan;
·
menyokong
kehidupan manusia suku pedalaman; dan adalah tempat menarik untuk dikunjungi
·
Hutan
hujan menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan liar. Hutan hujan merupakan
rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya
spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus
menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan
hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.
hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.
·
Hutan
hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida
dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan
pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan
mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global. Hutan hujan juga
mempengaruhi kondisi cuaca
lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.
lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.
D.
Tumbuhan Penyusun Hutan Hujan Tropis
Tumbuhan
utama penyusun hutan hujan tropis yang basah (lembab), biasanya terdiri atas
tujuh kelompok utama, yaitu:
1.
Pohon-pohon Hutan
Pohon-pohon
ini merupakan komponen struktural utama, kadang-kadang untuk mudahnya dinamakan
atap atau tajuk (canopy). Kanopi ini terdiri dari tiga tingkatan, dan
masing-masing tingkatan ditandai dengan jenis pohon yang berbeda. Tingkatan A
merupakan tingakatan tumbuhan yang menjulang tinggi, dengan ketinggian lebih
dari 30 meter. Pohon-pohonnya dicirikan dengan jarak antar pohon yang agak
berjauhan dan jarang merupakan suatu lapisan kanopi yang bersambung. Tingkatan
B merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 15-30 meter. Kanopi pada
tingkatan ini merupakan tajuk-tajuk pohon yang bersifat kontinu (bersambung)
dan membentuk sebuah massa yang dapat disebut sebagai sebuahatap (kanopi).
Sedangkan tingkatan C merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 5-15 meter.
Tingkatan ini dicirikan dengan bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta
memiliki tajuk yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan kanopi hutan hujan
tropis sebenarnya sukar sekali dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh
ketinggian pohon yang tidak seragam seperti telah disebutkan dalam pembagian
tingkatan di atas. Pengamatan tingkatan kanopi di atas hanyalah bersifat kausal
saja.
2.
Terna
Pada
bagian hutan yang kanopinya tidak begitu rapat, memungkinkan sinar matahari
dapat tembus hingga ke lantai hutan. Pada bagian ini banyak tumbuh dan
berkembang vegetasi tanah yang berwarna hijau yang tidak bergantung pada
bantuan dari luar. Tumbuhan yang demikian hidup dalah iklim yang lembab dan
cenderung bersifat terna seperti paku-pakuan dan paku lumut (Selagenella spp.)
dengan bagian dindingnya sebagian besar terdiri dari tumbuhan berkayu. Terna
dapat membentuk lapisan tersendiri, yaitu lapisan semak-semak (D), terdiri dari
tumbuhan berkayu agak tinggi. Lapisan kedua yaitu semai-semai pohon (E) yang
dapat mencapai ketinggian 2 meter.
Lapisan
semak-semak sering mencakup beberapa terna besar sepertiScitamineae (pisang,
jahe, dll.) yang tingginya dapat melebihi 5 meter. Meskipun kondisi iklim
mikronya panas dan lembab, namun perkembangan terna dalam wilayah hutan hujan
tropis kurang baik. Hal ini disebabkan kurangnya pencahayaan matahari untuk
membantu proses fotosintesisnya. Persebaran terna yang baik terdapat pada
wilayah terbuka dengan air yang cukup melimpah atau pada tebing-tebing terjal,
dimana sinar matahari leluasa mencapai lantai hutan.
3.
Tumbuhan Pemanjat
Tumbuhan
ini bergantung dan menunjang pada tumbuhan utama dan memberikan hiasan utama
pada hutan hujan tropis. Tumbuhan pemanjat ini lebih dikenal dengan
sebutanLiana. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik, besar dan banyak, sehingga mampu
memberikan salah satu sifat yang paling mengesankan dari hutan hujan tropis.
Tumbuhan ini dapat berbentuk tipis seperti kawat atau berbentuk besar sebesar
paha orang dewasa. Tumbuhan ini seperti menghilang di dalam kerimbunan dedaunan
atau bergantungan dalam bentuk simpul-simpul tali raksasa (ingat dalam film
Tarzan, the Adventure). Sering pula tumbuhan ini tumbuh di percabangan
pohon-pohon besar. Beberapa diantaranya dapat mencapai panjang sampai 200
meter.
4.
Epifita
Tumbuhan
ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-daun pohon, semak, dan
liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan akan cahaya matahari yang
cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini hidup di atas tanah pada pohon- pohon yang
telah mati. Tumbuhan ini pada umumnya tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap
inang yang menunjangnya. Tumbuhan ini pun hanya memainkan peran yang kurang berarti
dalam ekonomi hutan.
Namun
demikian, epfita memainkan peranan penting dalam ekosistem sebagai habitat bagi
hewan. Epifit pun memainkan peranan penting dan sangat menarik untuk
menunjukkan adaptasi struktural terhadap habitatnya. Jumlah jenisnya lebih
beraneka ragam, biasanya melibatkan kekayaan jenis-jenis tumbuhan spora, baik
dari golongan yang rendah maupun paku-pakuan dan tumbuhan berbunga termasuk
diantaranya semak-semak. Kehadiran epifit dalam ukuran yang luas lagi digunakan
untuk membedakan antara hutan hujan tropis dengan komunitas hutan di daerah
iklim sedang.
5.
Pencekik Pohon
Tumbuhan
pencekik memulai kehidupannya sebagai epifita, tetapi kemudian akar- akarnya
menancap ke tanah dan tidak menggantung lagi pada inangnya. Tumbuhan ini sering
membunuh pohon yang semula membantu menjadi inangnya. Tumbuhan pencekik yang
paling banyak dikenal dan melimpah jumlahnya, baik dari segi jenis ataupun
populasinya, adalahFircus spp. yang memainkan peranan penting baik dalam
ekonomi maupun fisiognomi hutan hujan tropis. Biji-biji dari tumbuhan pencekik
ini berkecambah diantara dahan-dahan pohon besar yang tinggi atau semak yang
merupakan inangnya. Pada stadium ini tumbuhan pencekik masih berupa epifit,
namun akar-akarnya bercabang-cabang dan menujam ke bawah melalui batang- batang
inangnya hingga mencapai tanah. Kemudian batang-batang pohon itu tertutup dan
terjalin oleh akar-akar tumbuhan pencekik dengan sangat kuat. Setelah beberapa
waktu tertentu inang pohon pun akan mati dan membusuk meninggalkan pencekiknya.
Sementara itu tajuk tumbuhan pencekik menjadi besar dan lebat.
6.
Saprofita
Tipe
tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang telah mati
bersama-sama denganparasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan komponen heterotrof
yang tidak berwarna hijau di hutan hujan tropis. Jenis tumbuhan ini terdiri
atas cendawan atau jamur (fungi), dan bakteri. Tumbuhan ini dapat membantu
terjadinya penguraian organik, terutama yang hidup di dekat permukaan lantai
hutan. Namun beberapa jenis anggrek tertentu, suku Burmanniaceae dan
Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan Balanophoraceae yang sedikit
mengandung klorofil dapat hidup dengan cara saprofit yang sama. Tumbuhan ini
banyak ditemukan pada lantai hutan yang memiliki rontokkan daun-daun yang cukup
tebal dan terjadi pembusukkan yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat
dijumpai pada rongga-rongga atau sudut-sudut diantara akar-akar banir
pohon-pohon.
7.
Parasit
Jenis
tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara dari pohon inangnya untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk merugikan tumbuhan inangnya.
Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan bakteria yang digolongkan dalam 2
sinusia penting. Pertama adalah parasit akar yang tumbuh di atas tanah dan yang
kedua adalah setengah parasit (hemiparasit) yang tumbuh seperti epifita di atas
pohon. Parasit akar jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa penting
artinya, namun bila dikaji secara mendalam akan sangat menarik sekali.
Hemiparasit yang bersifat seperti epifit jenisnya sangat banyak sekali dan
jumlahnyanya pun melimpah ruah serta banyak dijumpai di seluruh hutan hujan
tropis. Kebanyakan hemiparasit adalah dari suku benalu (Loranthaceae).
E.
Komponen Penyusun Hutan Hujan Selain Tumbuhan
1. Hewan
Hutan
hujan menyediakan makanan untuk hewan, sehingga hutan hujan tropis di jadikan
rumah bagi berbagai jenis hewan di antarnya mamalia, reptile, burung, amphibi,
serangga dan ikan yang hidup di perairan hutan hujan tropis.
Perairan
hutan hujan tropis termasuk sungai, anak sungai, danau, dan rawa-rawa adalah
rumah bagi mayoritas spesies ikan air tawar. Lembah sungai Amazon sendiri
memiliki 3000 spesies yang diketahui dan kemungkinan spesies yang tidak
teridentifikasi dalam jumlah yang sama.
Banyak
ikan tropis yang dipelihara di akuarium air tawar berasal dari hutan hujan.
Ikan seperti Angelfish, Neon Tetras, Discus, dan lele pemakan ganggang berasal
dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, sedangkan Danios, Gurameh, Siamese
Fighting Fish (atau Betta), dan Clown Loach berasal dari Asia.
Kebanyakan
dari hewan yang ditemukan di hutan hujan adalah serangga. Sekitar seperempat
dari seluruh spesies hewan yang telah diberi nama dan dideskripsikan oleh
ilmuwan adalah kumbang. Hampir 500.000 jenis kumbang diketahui ada.
Karena
pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan
tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di
daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti;
gorilla, monyet, simpanse, siamang, dan primata lainnya.
2. Manusia Hutan Hujan
Hutan
hujan tropis merupakan rumah bagi manusia pedalaman yang bergantung pada
sekitar mereka untuk makanan, tempat berlindung, dan obat-obatan. Saat ini
hanya sedikit manusia hutan yang hidup dengan cara tradisional; kebanyakan
telah digantikan dengan para penetap dari luar atau telah dipaksa oleh
pemerintah untuk menyerahkan gaya hidup mereka.
Dari
sisa-sisa manusia hutan yang ada, Amazon memiliki jumlah populasi yang
terbesar, walau orang-orang tersebut juga telah dipengaruhi oleh dunia modern.
Sementara mereka masih menggunakan hutan sebagai tempat untuk berburu dan
mengumpulkan makanan, kebanyakan Ameridian, panggilan yang biasa ditujukan pada
mereka, menanam hasil bumi (seperti pisang, manioc, dan beras), menggunakan barang-barang
dari Barat (seperti panci, penggorengan, dan perkakas metal), dan melakukan
kunjungan reguler ke kota-kota untuk membawa makanan dan barang ke pasar. Walau
begitu, manusia-manusia hutan ini dapat mengajarkan banyak tentang hutan hujan
pada kita. Pengetahuan mereka tentang tanaman-tanaman obat yang digunakan untuk
merawat orang sakit tidak ada tandingannya dan mereka memiliki pemahaman yang
luar biasa mengenai ekologi dari hutan hujan Amazon.
Di
Afrika terdapat penghuni hutan asli yang kadang dikenal dengan nama pygmies.
Ukuran tertinggi dari orang-orang ini, juga dikenal sebagai Mbuti, jarang yang
tingginya lebih dari 5 kaki. Ukuran mereka yang kecil membuat mereka dapat
bergerak di dalam hutan dengan lebih efisien bila dibandingkan dengan orang
yang lebih tinggi.
F. Permukaan Tanah
Hutan Hujan
Dedaunan
di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan hujan umumnya gelap dan lembab.
Bagaimanapun, terlepas dari bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan
hujan adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan.
Lantai
hutan adalah dimana terjadinya pembusukan (decomposation). Dekomposasi atau
pembusukan adalah proses ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan
mikro organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur ulang
material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.
Banyak
dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan di lantai hutan. Beberapa dari
ini termasuk gajah, tapir, dan macan kumbang.
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Hutan
Hujan Tropis
Produktivitas
merupakan parameter ekologi yang sangat penting. Produktivitas ekosistem adalah
suatu indeks yang mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan
interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika produktivitas pada
suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal ini
menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang
dramatis, maka menunjukkan telah terjaDI perubahan lingkungan yang nyata atau
terjadi perubahan yang penting dalam interaksi
di antara organisme-organisme yang menyusun ekosistem.
Produktivitas
khususnya di wilayah tropis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
adalah:
a.
Suhu dan cahaya matahari
Wilayah
hutan hujan tropis menerima lebih banyak sinar matahari tahunan yang tersedia
bagi fotosintesis dibanding dengan wilayah iklim sedang. Hal ini disebabkan
oleh 3 faktor: (1) Kemiringan poros bumi menyebabkan wilayah tropika menerima
lebih banyak sinar matahari dibanding pada atmosfer luarnya dibanding dengan
wilayah iklim sedang. (2) Lewatnya sinar matahari pada atmosfer yang lebih
tipis (karena sudut yang lebih tegak lurus di daerah tropika), mengurangi
jumlah sinaran yang diserap oleh atmosfer. Di wilayah hutan hujan tropis, 56%
sampai dengan 59 % sinar matahari pada batas atmosfer dapat sampai di permukaan
tanah. (3) Masa tumbuh, yang terbatas oleh keadaan suhu adalah lebih panjang di
daerah hutan hujan tropis (kecuali di tempat-tempat yang sangat tinggi)
Suhu
yang tinggi dan konstan hampir sepanjang tahun dapat bermakna musim tumbuh bagi
tumbuh-tumbuhan akan berlangsung lama, yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas tumbuhan.
b.
Curah Hujan
Di
daerah hutan hujan tropis jumlah curah hujan per tahun berkisar antara 1600
sampai dengan 4000 mm dengan sebaran bulan basah 9,5-12 bulan basah.
Kondisi ini menjadikan wilayah ini memiliki curah hujan yang merata hampir
sepanjang tahun yang akan sangat mendukung produktivitas.
Walaupun
memberi dampak positif bagi produktivitas vegetasi menurut Resosoedarmo et al.,
(1986) curah hujan yang tinggi akan menyebabkan tanah- tanah yang tidak
tertutupi oleh vegetasi rentan sekali terhadap pencucian yang akan mengurangi
kesuburan tanah dengan cepat. Barbour et al, (1987) mengatakan bahwa sebagai salah
satu faktor siklus hara dalam sistem, pencucian adalah penyebab utama hilangnya
hara dari suatu ekosistem. Hara yang mudah sekali tercuci terutama adalah Ca
dan K.
c. Interaksi
Antara Suhu dan Curah Hujan
Interaksi
antara suhu yang tinggi dan curah hujan yang banyak yang berlangsung sepanjang
tahun menghasilkan kondisi kelembapan yang sangat ideal bagi vegetasi hutan
hujan tropis untuk meningkatkan produktivitas. Warsito (1999) menjelaskan bahwa
kelembapan atmosfer merupakan fungsi dari lamanya hari hujan, terdapatnya air
yang tergenang, dan suhu. Sumber utama air dalam atmosfer adalah hasil dari
penguapan dari sungai, air laut, dan genangan air tanah lainnya serta
transpirasi dari tumbuhan.
Menurut
Jordan (1995) tingginya kelembapan pada gilirannya akan meningkatkan laju
aktivitas mikroorganisme. Selain itu, proses lain yang sangat dipengaruhi oleh
proses ini adalah pelapukan tanah yang berlangsung cepat. Pelapukan terjadi
ketika hidrogen dalam larutan tanah bereaksi dengan mineral-mineral dalam tanah
atau lapisan batuan, yang mengakibatkan terlepas unsur-unsur hara . Hara-hara
ini ada yang dapat dengan segera diserap oleh tumbuhan
d. Produktivitas
Serasah
Produktivitas
serasah di hutan hujan tropis adalah juga yang tertinggi di banding dengan
wilayah-wilayah lain sebagaimana yang terlihat pada Table 2. Oleh karena
produktivitas serasah yang tinggi maka akan memberikan keuntungan bagi vegetasi
untuk meningkatkan produktivitas karena tersedianya sumber hara yang banyak.
e. Tanah.
Tanah
adalah faktor di daerah tropis yang tidak mendukung tingginya
produktivitas yang tinggi. Tanah di hutan hujan tropis adalah tanah yang berumur sangat tua, kecuali tanah vulkanik. Periode Pleistocene tidak berpengaruh sama sekali pada tanah disini, dan kemungkinan besar tanah disini berasal dari periode Tertiary.
produktivitas yang tinggi. Tanah di hutan hujan tropis adalah tanah yang berumur sangat tua, kecuali tanah vulkanik. Periode Pleistocene tidak berpengaruh sama sekali pada tanah disini, dan kemungkinan besar tanah disini berasal dari periode Tertiary.
f. Herbivor
Herbivora
adalah faktor biotik yang mempengaruhi produktivitas vegetasi. Sekitar 10 %
dari produktivitas vegetasi darat dunia dikonsumsi oleh herbivore biofag.
Persentase ini bervariasi menurut tipe ekosistem darat (Barbour at al., 1987).
Oleh karena produktivitas yang tinggi, maka dapat di antisipasi adanya potensi
yang tinggi untuk terjadi serangan insekta. Namun, sedikit bukti yang ada sekurang-kurangnya
di hutan yang tumbuh secara alami, adanya serangan insekta pada areal berskala
luas. Banyak pohon mengembangkan alat pelindung terhadap herbivora melalui
produksi bahan kimia tertentu yang jika dikonsumsi oleh herbivora memberi efek
yang kurang baik bagi herbivora.
- PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN EKOSISTEM
A.
Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Alam (Ekosistem)
Indonesia
memiliki kekayaan alam dari daratan dan lautan. Contoh kekayaan alam dari
daratan, misalnya hutan, sawah, ladang, sedangkan dari perairan misalnya kolam,
sungai, daratan, dan lautan. Semua kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan
berasal dari kekayaan alam tersebut. Oleh karena itu, tidak ada makhluk hidup
yang dapat hidup sendiri. Antara tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan terjadi
hubungan saling ketergantungan membentuk ekosistem. Manusia memanfaatkan hasil
hutan, misalnya kayu dan rotan. Apakah kegiatan manusia tersebut akan
mempengaruhi ekosistem? Untuk mengenal macam-macam ekosistem, coba kamu salin
dan lengkapi tabel berikut ini dengan nama ekosistem, nama tumbuhan, dan nama
hewannya.
Ekosistem
dapat terganggu keseimbangannya oleh berbagai kegiatan manusia, seperti
penebangan hutan, perburuan, juga penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai
aturan. Penebangan hutan dilakukan untuk dimanfaatkan kayunya. Selain itu, juga
untuk membuat ladang, perkebunan, pertambangan, industri, dan untuk tempat tinggal.
Mari kita.
B. Penebangan Pohon secara
Liar dan Pembakaran Hutan
Perhatikan
alat-alat rumah tangga yang ada di rumahmu. Apakah ada yang berasal dari kayu?
Jenis kayu yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu tersebut diambil
dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan kerusakan
pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan
yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena
pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali.
Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon jati,
bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan
mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Didalam hutan hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal,
dan perlindungan bagi hewanhewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus,
sumber makanan untuk hewanhewan yang hidup di pohon tersebut juga akan
berkurang atau tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan.
Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka.
Selain
menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan
dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah
menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup,
hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke
pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
C. Perburuan Hewan secara
Terus-Menerus
Apakah
fungsi hewan bagi manusia? Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan
ekosistem misalnya penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini
dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang. Terumbu karang merupakan tempat
hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan yang lebih besar. Penangkan
ikan dengan kapalkapal pukat harimau dapat menimbulkan penurunan jumlah ikan di
laut. Sebab dengan pukat harimau ikan kecil akan ikut terjaring.
Penangkapan
secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak, dan harimau
dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu
hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan
makanan, hiasan, atau pakaian. Tahukah kamu hewan-hewan langka yang lainnya?
Perhatikan gambar di bawah ini
.
D. Penggunaan Pupuk yang Berlebih
D. Penggunaan Pupuk yang Berlebih
Apa
yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertaniannya? Para petani
biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan banyak.
Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu, di antaranya dengan pemupukan
dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam,
yaitu pupuk alami dan pupuk buatan
Pupuk
alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran
hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan
sebutan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat
dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Tahukah kamu,
bagaimana cara penggunaan pupuk tersebut? Penggunaan pupuk buatan harus sesuai
dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang
berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau.
Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma
tumbuh subur. Eceng gondok tumbuh dengan subur sampai menutupi permukaan sungai
atau danau. Makhluk hidup dalam sungai atau danau tersebut akan berkurang
karena sinar matahari yang dibutuhkan tidak sampai ke dasar sungai atau danau.
Untuk
memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida. Contoh
penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat
waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan
insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh
makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak
tanaman. Apakah menurutmu bahan pemberantas hama dapat menempel pada sayuran
dan buah-buahan? Berbahayakah itu? Bagaimana caranya agar tidak termakan oleh
kita?
Apakah yang terjadi jika petani tidak melakukan penyemprotan insektisida pada tanaman? Banyak sekali hama tanaman yang mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut seperti lalat, jamur, belalang, bakteri, dan yang lainnya.
Apakah yang terjadi jika petani tidak melakukan penyemprotan insektisida pada tanaman? Banyak sekali hama tanaman yang mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut seperti lalat, jamur, belalang, bakteri, dan yang lainnya.
E. Pemanfaatan Hewan oleh Manusia
Manusia
banyak memanfaatkan hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Coba perhatikan
alat-alat keperluan sehari-hari atau hiasanhiasan, adakah yang bahannya berasal
dari hewan? Apakah hewan-hewan yang digunakannya berasal dari hewan langka.
Perburuan liar dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab karena
sengaja membunuh hewan-hewan tersebut untuk memanfaatkan bagian-bagian tubuhnya.
Misalnya, perburuan gajah untuk diambil gadingnya atau macan tutul untuk
diambil kulitnya.
Gading
gajah digunakan untuk hiasan. Buaya dan ular juga diburu untuk diambil kulitnya
sebagai bahan tas atau sepatu, sedangkan badak Jawa diburu untuk diambil culanya
karena dianggap berkhasiat menyembuhkan penyakit. Hewan itu semuanya termasuk
hewan langka. Jadi, jika terus-menerus diburu, lama-kelamaan hewan ini akan
musnah. Oleh karena itu, penggunaan bagianbagian tubuh hewan-hewan langka
tersebut dilarang keras oleh pemerintah. Bagaimana cara melestarikan
hewan-hewan langka ini?
Usaha-usaha
yang harus kita lakukan untuk melestarikan hewan-hewan langka tersebut, di
antaranya sebagai berikut:
·
Tidak
boleh berburu hewan sembarangan.
·
Hewan-hewan
langka harus dilindungi dari perburuan liar
·
Hewan
langka dibudidayakan
·
Untuk
mengurangi perburuan gajah, dibuat gading tiruan.
F. Pemanfaatan Tumbuhan oleh Manusia
Selain
memanfaatkan hewan, manusia juga banyak memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tumbuhan apa saja yang sering dimanfaatkan manusia? Bagian
tumbuhan di hutan yang banyak digunakan manusia adalah kayunya. Kayu jati
digunakan untuk bangunan rumah, kursi, tempat tidur, dan lemari. Kayu meranti,
kamper, dan mahoni umumnya digunakan untuk bangunan rumah atau gedung.
Tumbuhan
dapat digunakan kayunya setelah tumbuhan tersebut tumbuh selama berpuluh-puluh
tahun. Misalnya, kayu jati usianya sampai puluhan tahun. Jadi, jika kamu
menanam jati sekarang, kamu baru dapat menggunakannya 20 tahun kemudian,
sedangkan kebutuhan manusia terus meningkat. Apa yang harus dilakukan untuk
mencegah punahnya tanaman-tanaman langka tersebut?
Tanaman
langka yang sering digunakan oleh manusia harus dilestarikan. Cara melestarikan
tumbuhan tersebut antara lain sebagai berikut.
·
Tidak
menebang pohon sembarangan.
·
Penanaman
kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman.
·
Pemeliharan
tanaman dengan benar. Selain kayu, bagian-bagian tumbuhan lainnya pun banyak
yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, pohon
tebu diambil batangnya untuk diolah menjadi gula pasir, atau pohon karet
diambil getahnya yang dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan barang-barang
dari karet.
- UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM DARAT
Melestarikan ekosisterm merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Usaha
pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a.
Menjamin pemerataan dan keadilan;
b.
Menghargai keanekaragaman hayati;
c.
Menggunakan pendekatan integratif;
d.
Menggunakan pandangan jangka panjang;
- Upaya yang dilakukan pemerintah
Pemarintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian ekosistem. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara
lain:
a. Mengeluarkan UU
Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU
No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan
Peraturan Pemerintah Rl No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun
1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan
pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian
analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
e. Pemerintah
mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
- Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan
pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian
tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya
kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Upaya
pelestaran tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atai; penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
b. Pelestarian
udara
Udara merupakan unsur vital bagi
kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kita mengetahui
bahwa dalam Udara terkandung beranekaragam gas, salah
satunya oksigen.Udara yang
kotor karena debu
atau pun asap
sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini
sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap orgarnisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat
untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat
antara lain:
1. Menggalakkan
penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.
2. Mengupayakan
pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan
maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong
asap
3. Mengurangi atau
bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer, sehingga mengakibatkan la )isan ozon menyusut dan menyebabkan
meningkatnya suhu udara. Pemanasar global terjadi di antaranya karena makin
menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian
hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan
maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan timah,
dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1)
Kegiatan
reboisasi. Reboisasi adalah suatu upaya penanaman tanaman pada daerah-daerah
perbukitan, hutan, dan lahan yang luas yang gundul karena ulah manusia yang
tidak bertanggung jawab. Kegiatan reboisasi ini sangat bermanfaat bagi manusia
dan makhluk hidup lain karena dengan adanya vegetasi di hutan-hutan, bukit, dan
lahan luas lainnya akan mencegah adanya banjir dan kembalinya habitat asli para
satwa yang hidup di hutan.
2)
Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3)
Metode
tumpang sari dan tumpang gilir untuk mencegah unsur hara dalam tanah dimakan
oleh satu jenis tanaman saja..
4)
Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan
hutan.
5)
Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang nelanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
6)
Kegiatan
rehabilitasi lahan. rehabiliatsi lahan adalah pengembalian kesuburan tanah atau
lahan yang kriitis dan tidak produktif. Lahan atau tanah yang sudah subur dan
produktif akan bermanfaat sebagai lahan baru untuk bercocok tanam atau juga
bisa dimanfaatkan untuk wilayah perkebunan dan pertanian.
d. Pelestarian
flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungai antara
manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya.
Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut
akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø Ekosistem
darat (terrestrial) seringkali dinamai sesuai ciri fisik atau
iklim utama dan jenis vegetasi dominannya.
Ø Dalam ekosistem darat terdapat karakteristik 8
bioma darat utama, diantaranya bioma gurun, bioma savanah, bioma padang rumput,
bioma hutan hujan tropis, bioma hutan gugur , bioma hutan konifer (taiga), dan bioma
tundra, bioma karst.
Ø Hutan hujan tropika merupakan
vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah spesies makhluk hidup yang
membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya
matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan
besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering).
Ø Kegiatan
manusia yang mempunyai pengaruh terhadap ekosistem darat yaitu : penebangan
pohon secara liar dan pembakaran hutan, perburuan hewan secara terus-menerus,
penggunaan pupuk yang berlebihan, pemanfaatan hewan dan pemanfaatan tumbuhan.
Ø Upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
·
Kegiatan
reboisasi
·
Metode
tumpang sari dan tumpang gilir untuk mencegah unsur hara dalam tanah dimakan
oleh satu jenis tanaman saja..
·
Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan
hutan.
·
Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang nelanggar
ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
·
Kegiatan
rehabilitasi lahan. rehabiliatsi lahan adalah pengembalian kesuburan tanah atau
lahan yang kriitis dan tidak produktif.
SARAN
:
Ekosistem sebagai salah satu ciptaan
Tuhan, dimana terdapat berbagai kumpulan mahluk hidup yang saling berinteraksi
dengan mahluk lainya maupun bukan mahluk hidup. Ekosistem sendiri memberikan
suatu keindahan dan juga tidak luput dari kegunaanya. Ekosistem sangatlah
penting bagi kehidupan manusia. Sebagai manusia yang baik tentulah kita ingin
melakukan hal itu bukan? Maka dari itu sebelum kita menjaga keutuhan ekosistem
sebaiknya kita tahu komponen komponen ekosistem itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://rustawaketut.blogspot.com/2013/04/ekosistem-darat.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem.
- http://hmdassuja.blogspot.com/2013/04/ekosistem-ekosistem-darat.html
- http://jujubandung.wordpress.com/2012/10/18/upaya-pelestarian-lingkungan/
- http://google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar