Masalah Belajar
2.1. Definisi Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada
yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan,
ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.
·
Menurut Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah
adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri
sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan
“Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
·
Menurut ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ) “Belajar
adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya”
·
Menurut ( Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar
adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui
praktek dan latihan”.
·
Menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah
suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman”.
·
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah
belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut : “Masalah belajar
adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
2.2. Faktor-Faktor
yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar :
1. Faktor-Faktor
Internal Belajar
Untuk bertindak belajar siswa menghadapi
masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya,
maka ia tidak dapat belajar dengan baik.
a.
Sikap Terhadap Belajar
Sikap
merupakan kemampuan memberikan penilaian tenyang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu memberikan sikap
menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja. Selama melakukan proses
pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut.
Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang
salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya
terhadap tindakana belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak
peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang
kondusif. Tentunya hal ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa
terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika siswa sudah
tidak peduli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakaukan akan
sia-sia. Maka siswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap
terhadap belajar.
b.
Motivasi
Belajar
Motivasi
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan
belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi
belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Motivasi
yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu dan keutamaan
mencari ilmu. Bila siswa mengetahui betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dan
betapa besarnya ganjaran bagi orang yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa
haus untuk menuntut ilmu. Selain itu bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya
merasa membutuhkan ilmu. Bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa
disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri. Sehingga semangat siswa untuk
menunutut ilmu sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses belajar.
c.
Konsentrasi Belajar
Konsentrasi
belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan
perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.
Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar
mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Yang perlu
diperhatikan oleh guru ketika memulai proses belajar ialahsebaiknya seorang
guru tidak langsung melakukan pembelajaran namun seorang guru harus memusatkan
perhatian siswanya sehingga siap untuk melakukan pembelajaran. Sebab ketika
awal masuk kelas perhatian siswa masih terpecah-pecah dengana berbagai masalah.
Sehingga sangat perlu untuk melkukan pemusatan perhatian dengan berbagai
strategi.
d.
Mengolah Bahan Belajar
Mengolah
bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan
ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai
nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai
kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik
jika siswa berperan aktif selama proses belajar. Misalnya, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang disampaikan, sehingga siswa
benar-benar memahami materi yang telah disampikan. Siswa akan mengolah bahan
belajar dengan baik jika mereka merasa materi yang diampaikan menarik, sehingga
seorang guru sebaiknya menyampaikan materi secara menarik sehingga siswa akan
memusatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
e.
Menyimpan Perolehan Hasil
Belajar
Menyimpan
perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara
perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam jangka
waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang. Proses belajar
terdiri dari proses pemasukan , proses pengolahan kembali dan proses penggunaan
kembali. Biasanya hasil belajar yang disimpan dalam jagka waktu yang panjang
akan mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini akan terjadi jika siswa tidak membuka
kembali bahan belajar yang telah diberikan oleh seorang guru.
Untuk
mengatasi hal ini sebaiknya guru mengingatkan akan materi yang telah lama
diberikan, serta memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut.
Sehingga mau atau tidak mau siswa akan berusaha untuk mengingat kembali materi
yang telah lama disampaikan serta membuka kembali buku yang berkaitan dengan
materi tersebut. Sehingga Ingatan yang disimpan dalam jangka panjang akan
semakin kuat.
f.
Menggali Hasil Belajar
Yang Tersimpan
Menggali
hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah
diterima. Dalam hal baru maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara
mempelajari kembali atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama
maka siswa akan memanggil atau membangkitkan kembalipesan dan pengalaman lama
untuk suatu unjuk hasil belajar. Ada kalanya siswa mengalami gangguan dalam
menggali pesan dan kesan lama. Gangguan tersebut bukan hanya bersumber pada
pemanggilan atau pembangkitannya sendiri.
Gangguan
tersebut dapat dikarenakan kesukaran penerimaan, pengolahan dan penyimpanan.
Jika siswa tidak memperhatikan dengan baik pada saat penerimaan maka siswa
tidak memiliki apa-apa. Jika siswa tidak berlatih sungguh-sungguh maka siswa
tidak akan memiliki ketrampilan.
g.
Kemampuan Berprestasi
Kemampuan
berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar.
Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan.
Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau
menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui
bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan
berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan, pengaktifan,
pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan
pesan dan pengalaman.
h.
Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa
percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari
segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari
lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap
pembuktian perwujudan diriyang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa.
Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya
dirinya akan meningkat. Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan
merasa lemah percaya dirinya.
i.
Intelegensi Dan
Keberhasilan Belajar
Intelegensi
merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak
secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara
efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam
belajar atau kehidupan sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah,
yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan
belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah . Hal ini akan
merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka
didorong untuk melakukan belajar dibidang kterampilan.
j.
Kebiasaan Belajar
Kebiasaan-kebiasaan
belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam berlatih dan menguasai
materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa
belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan
belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin,
bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat
ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian
kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar
bagi diri sendiri
k.
Cita-Cita Siswa
Cita-cita
sebagai motivasi intrinsic perlu didikan. Didikan memiliki cita-cita harus
ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa
sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai
cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan
berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
2. Faktor-Faktor
Ekstern Belajar
Proses
belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar
juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan
siswa. Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila program
pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa
pendidikan guru di sekolah merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari
segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada
aktivitas belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Guru Sebagai Pembina
Siswa Belajar
Guru
adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang
sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi
bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi
penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga
mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang
mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri,
pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
Mengatasi
masalah-masalah keutuhan secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai guru
merupakan pekerjaan sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi kedua masalah tersebut
merupakan keberhasilan guru membelajarkan seorang siswa.
b.
Prasarana Dan Sarana
Pembelajaran
Prasarana
pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, tempat
ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi
buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan
berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti
bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses
pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan
prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan
baik.
c.
Kebijakan Penilaian
Kegiatan
penilaian merupakan proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa
atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut
maka proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian. Hasil
belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah
siswa. Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi siswa hasil
belajar merupak tingkat perkembangan mental yang lebing baik bila dibandingkan
pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dinilai
dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolonhkan
lulus maka dapay dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar guru
berhenti sementara. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar
ulang bagi siswa dan mengajar ulang bagi guru.
d.
Lingkungan Sosial Siswa
Di Sekolah
Tiap
siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab
sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan
sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama,
kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian.
e.
Kurikulum Sekolah
Kurikulum
yang diberlakukan di sekolahadalah kurikulum nasional yang disahkan oleh
pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan
kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyrakat timbul tuntutan
kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya
rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah
menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi
pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.
3. Faktor-Faktor
Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan
belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan
(manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar,
maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar.
Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang
mengalami kesulitan belajar.Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang
bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya. Selanjutnya
guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya
masalah yang dialami murid dalam belajar. Meskipun seorang guru tidak mudah
menentukan sebab-sebab terjadi masalah yang sesungguhnya, karena masalah
belajar cenderung sangat kompleks.
2.3. Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian kesulitan belajar
2.
Menjelaskan
karakteristik belajar pembelajaran
3.
Menjelaskan
gejalah kesulitan belajar
4.
Menjelaskan
gejalah perilaku pembelajaran yang kurang termotivasi belajar
5.
Menjelaskan
perilaku pembelaj yang mengalami masalah social
6.
Menjelaskan
kreteria kesulitan belajar
7.
Menjelaskan
jenis-jenis kesulitan belajar
8.
Menjelaskan
prosedur terapi belajar
9.
Menjelaskan
bentuk-bentuk terapi kesulitan belajar
2.4. Kegiatan
Belajar
1.
Bacalah
dengan cermat setiap bagian buku hingga anda dapat memahami setiap komponen
yang di sajikan.
2.
Setelah
anda mempelajari materi pelajaran , dihadapkan menjawab pertanyaan yang telah
disediakan.
2.5. Materi
Pelajaran
1. Pengertian
Kesulitan Belajar
Dalam kegiatan belajar, pembelajaran adakalanya
mendapatkan perubahan tingkah laku secara optimal sesuai dengan sasaran
belajar. Namun dengan kegiatann belajar, adakalanya pula mengalami
hambatan/kesulitan sehingga tidak mencapai kesuksesan dalam belajarnya. Oleh
karena itu pebelajar yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan bimbingan
agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan pemberian
bimbingan belajar bagi pebelajar yang mengalami kesulitan belajar tersebut,
merupakan proses bantuan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan penguasaan
terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari.
2. Karakteristik
Belajar Pebelajar
Kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan
untuk membantu membantu memperoleh
perubahan perilaku bagi setiap pebelajar dalam rangka mencapai perkembangan
optimal. Oleh karena itu, pengenalan terhadap sifat-sifat individual pebelajar
sangat perlu. Beberapa sifat pebelajar dalam pembelajaran, antara lain :
a.
Cepat
dalam belajar
Pebelajar yang tergolong cepat dalam belajar pada
umumnya dapat menyelwsaikan kegiatan belajar dalam waktu yang lebih cepat dari
yang diperkirakan. Pada umumnya mereka memiliki tingkat kecerdasan di atas
rata-rata. Masalahnya, mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan belajar
karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah menggunakan rata-rata. Salah
satu usaha untuk membantu mereka dengan menempatkan dalam kelompok khusus atau
diberi tugas-tugas tambahan.
b. Lambat dalam
belajar
Pebelajar
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada waktu yang diperkirakan untuk
pebelajar yang tergolong normal. Akibatnya, pebelajar golongan ini sering
ketinggalan dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu sebab tinggal kelas.
Dari segi kecerdasan, pada umumnya mereka memiliki taraf inteligensi di bawah
rata-rata.mereka memerlukan perhatian khusus dan pemberian pelajaran tambahan
atau perbaikan
c.
Pebelajar
kreatif
Pada
umumnya menunjukkan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya
dalam melukis, menggambar, olahraga, organisasi, kesenian dan sebagainya.
Mereka selalu ingin memecahkan persoalan,berani menanggung resiko,
kadang-kadang destruktif di samping konstrutif, lebih senang bekerja sendiri,
dan percaya pada diri sendiri.
d. Pebelajar gagal/putus sekolah
Pebelajar
tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan balajarnya.
Sebab kegagalan, antara lain : terletak pada diri pebelajar sendiri dan juga
sebab-sebab lain seperti kurikulum, metode belajar, lingkungan masyarakat atau
keluarga.
e. Pebelajar berprestasi kurang
Mereka
memiliki inteligensitergolong tingi namun pretasi belajar yang dicapainya tergolong
rendah. Gejalah ini timbul berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, dan
kebisaan belajar, cirri-ciri kepribadian tertentu, dan pola-pola pengasuhan
orang tua.
Berdasarkan
uraian diatas, maka kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu suatu
kondisi tertentu dalam belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan yang
bersifat fisiologi, psikologis, dan sosiologi dalam mencapai hasil belajar
3. Gejalah
Kesulitan Belajar
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah
rata-rata yang di capai kelompoknya, atau di bawah potensi yang dimilikinya.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan dalam belajar.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan
sekolah.
d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar dalam belajar,
seperti acuh, menentang, berpura-pura, dusta ,dst.
e. Menunjukkan prilaku yang berklainan seperti ;
membolos, dating terlambat, tidak mengerjakan PR, mengganggu di dalam dan di
luar kelas, tidak mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar,
tersisihkan, tidak mau bekerjasamadan sebagainya.
f. Menunjukkan gejala-gajala emosional, pemara, tidak
atau kurang gembira menghadapi situasi tertentu.
Gejala perilaku pembelajaran yang
kurang motif belajar, antara lain ;
a. Kelesuan dan ketidak berdayaan ; seoertimalas,
segan, lambat bekerja, mengulur waktu, pekerjaan tidak selesai, kurang
konsentrasi, acuh tak acuh, apatis dan lain-lain.
b. Penghidupan atau pelarian diri ; seperti absen dari
sekolah,suka bolos atau dating terlambat, tidak mengikuti pelajaran teratur,
tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat pelajaran dan sebagainya.
c. Penentang seperti ; kenakalan, suka mengganggu atau
merusak, tidak menyukai pelajaran tertentu, mengeritik, berdalih dan
sebagainya.
d. Mencari kompensasi, seperti ; mencari kesibukan
lain di luar pelajaran, mengerjakan tugas lain pada waktu belajar, mendahului pelajaran yang tidak bersifat
penting.
Gejalah
perilaku prbelajaran yang mengalami masalah seperti social
a. Perasaan tidak senang pada seseorang dalam waktu
yang lama secara nyata.
b. Turunnya efisiensi berfikir.
c.
Adanya
gangguan fungsi tubuh.
d. Penyimpangan tingkah laku dalam norma-norma social.
4. Kriteria
Kesulitan Belajar
a.
Tingkat
pencapaian tujuan pendidikan
Mereka
yang tidak dapat mencapai tujuan pendidikan karena mendapat hambatan dalam
mencapainya, diperkirakn mengalami kesulitan belajar.
b.
Kedudukan
dalam kelompok
Kedudukan
pebelajar dalam kelompoknya (ruangan/kelas) merupakan ukuran dalam pencapaiaan
hasil belajar. Secara statistik mereka yang diperkirakan mengalami kesulitan
belajar adalah mereka yang menduduki urutan terakhir dalam kelompoknya. Teknijk
lain yaitu dengan membandingkan peblajar dengan prestasi rata-rata kelompoknya,
yaitu mereka yang memperoleh nilai-nilai di bawah rata-rata kelas diduga
mengalami kesulitan belajar.
c.
Perbandinga
antara potensi dan prestasi
Prestasi
belajar yang dicapai pebelajar tergantung dari tingkat potensinya, baik
kecerdasan maupun bakat. Pebelajar yang berpotensi tinggi cenderung memperoleh prestasi
belajar yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Kesulitan belajar terjadi jika
ada perbedaan yang besar antara potensi yang dimiliki pebelajar dengan prestasi
belajar yang dicapai.
d.
Tingka laku
Pebelajar
yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola tingkah laku tertentu yang
sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Pebelajar yang mengalami kesulitan
akan menunjukkan pola tingka laku yang menyimpang ; sikap acuh tak acuh,
menentang, menyendiri, melalaikan tugas, sering bolos, mendusta, menentang,
kurang motivasi, gangguan emosional dan sebagainya.
5. Jenis-Jenis
Kesulitan Belajar
Kartadinata, dkk (1999) jengemukakan
jenis-jenis kesulitan belajar antara lain ;
a.
Keterlambatan
akademik, yaitu ; keadaan belajar yang tidak memiliki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b.
Sering
tidak sekolah yaitu ; pembelajar sering tidak hadir atau mendadak sakit dalam
jangka waktu yang lama, sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
c.
Kecepatan
belajar, yaitu ; keadaan pembelajar yang memiliki bakat akademik yang cukup
tinggi, tetapi memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
d.
Sangat
lambat belajar, yaitu ; keadaan pembelajar yang memiliki bakat akademik yang
kurang memadai dan perlu di kembangkan untuk mendapatkan pendidikan atau
pengajaran khusus.
e.
Kurang
motivasi belajar, yaitu ; pebelajar kurang semangat belajar, dan seolah-olah
tampak jenuh dan malas.
f.
Bersikap
dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu ; kondisi pebelajar yang kegiatan
belajarnya antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,
mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya dsb.
Selain yang dikemukakan
diatas, jenis-jenis kesulitan belajar, yaitu
a.
Learning disording (kekacauan belajar) suatu keadaan dimana proses
belajar seseorang tergantung karena timbulnya respons yang bertentangan.
b.
Learning disabilities (ketidakmampuan belajar) suatu kesulitan belajar
yang mengacu kepada gejala dimana pebelajar tidak mampu belajar atau
menghindari belajar.
c.
Learning disfunction, suatu kesulitan belajar mengacu kepada gejala
dimana proses belajar ttidak berfungsi dengan baik, walaupun pebelajar tidak
menunjukkan gangguan .
d.
Underachcieve, kesulitan yang mengacu kepada pebelajar yang
memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetpi prestasi belajarnya
tergolong rendah.
e.
Slow learner, adalah mereka yang mengalami kelambatan dalam
memahami pelajaran atau lambat beelajar.
6. Prosedur
Terapi Kesulitan Belajar
a. Identifikasi kasus
Langkah
untuk mengambil siapa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Cara
mengenalinya adalah dengan bermacam cara/metode berdasarkan gejala yang tampakk
menurut criteria kesulitan belajar
b. Identifikasi kesulitan belajar
Langkah
untuk menetapkan atau menentukan sifat dan jenis kesulitan belajar yang dialami
pembelajar. Hal ini dapat dimiliki dalam pelajaran-pelajaran yang menunjukkan
nilai kurang atau sangat kuran. Jenis dan taraf kesulitan belajar perlu
dipahami (misalnya : dalam hafalan,pemahaman arti, atau dalam cara mengucapkan)
c.
Diagnosis
kesulitan belajar
Langkah
untuk menetapkan latar belakang kesulitan belajar. Berdasarkan gejalah yang
tampak, kemudian ditetapkan latar belakang kesulitan, baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Untuk mengetahuinya digunakan berbagai teknik, antara lain ;
observasi, wawancara, angket, tes, studi, dokumentasi, dan analisis pekerjaan.
d. Proognosis kesulitan belajar
Langkah
untuk memperkirakan kemungkinan-kemungkinan usaha bantuan terhadap masalah
kesulitan belajar. Atas dasar gejala dan latar belakang kesulitan belajar
ditetapkan estimasi tindakan yang dapat dilakukan. Tindakan disesuaikan dengan
sifat masalah yang dihadapi.
e. Pelaksanaan terapi kesulitan belajar
Pemberian
bantuan hendaknya diikuti penilaian tentang ketepatan bantuan yang diberikan.
f.
Evaluasi
Langkah untuk meniilai langkah-langkah yang telah
ditempuh. Langkah ini berguna untuk mengetahui keberhasilan usaha bantuan yang
telah diberikan. Evaluasi dihasilkan selama dan setela pemberian bantuan.
7. Bentuk-bentuk
terapi kesulitan belajar
a. Pengajaran perbaikan
Pengajaran
perbaikan yaitu suatu pengajaran khusus yang bersifat menyembuhkan atau
membetulkan atau membuat menjadi baik terhadap kesalahan dalam proses dan hasil
belajar pebelaja.
b. Kegiatan pengayaan
Kegiatan
pengayaan merupakan bentuk layanan kepada pebelajar yang sangat cepat dalam
belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk meenambah
dan/atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalma
kegiatan belajar sebelumnya.
c.
Peningkatan
motivasi belajar
Peningkata
motivasi belajar, prosedur yang ditempuh adalah :
1. Memperjelas tujuaan belajar.
2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan,
dan minat pebelajar
3. Mencitakan suasana pembelajar yang menantang,
merangsang dan menyenangkan
4. Memberikan penguatan dan hukuman bilamana perlu
5. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan
dimanis antara guru dan pebelajar serta antara sesana pebelajar
6. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak
menentu
7. Melengkapi sumber dan peralatan beljar
8. Mempelajari hasil belajar yang diperoleh
d. Peningkatan keterampilan belajar
Peningkatan
keterampilan belajar, prosedurnya adalah :
1. Membuat catatan waktu guru mengajar
2. Membuat ringkasan dan bahan yang dibaca
3. Mengerjakan latihan-latihan soal
e. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Untuk itu pembelajar hendaknya
dibantu dalam :
1. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
2. Memelihara kondisi kesehatan yang baik
3. Mengatur waktu belajardi sekolah dan di rumah
4. Memilih tempat belajar yang baik
5. Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang baik
6. Membaca secara baik
7. Tidak segan bertanya untuk hal-hal yang
tidakdiketahui
2.6. Contoh
macam-macam masalah belajar
1. Bidang :
Sarana dan prasarana
Masalah :
Ø Tidak adanya laboratorium computer
Ø Tidak adanya laboratorium biologi
Ø Kurangnya alat peragah untuk mata pelajaran
tertentu
Ø Kurangnya buku2 penunjang ilmu
pengetahuan di perpustakaan
Ø Tidak adanya sanggar seni untuk lebih mengasa bakat
peserta didik di bidang kesenian.
2. Bidang :
Tenaga kerja (pendidik)
Masalah :
Ø Keterlambatan pendidik menyelesaikan materi2
Ø Seringnya tenaga pendidik tidak datang tepat pada
waktunya sehingga belajar dan pembelajaran tidakberjalan seefektif mungkin
Haling, Abdul. 2006. Belajar & Pembelajaran.
Makassar : Badan Penerbit UNM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar