Sabtu, 10 Mei 2014

BAHASA INDONESIA BAKU



BAB I
PENDAHULUAN

  1.1  Latar Berlakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia.Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat.
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam
pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut.
Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini
terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia.
Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan
kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapai ragam bahasa non baku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian.


1.2   Rumusan Masalah
1.     Jelaskan pengertian Bahasa Baku  ?
2.    Bagaimana pembakuan bahasa indonesia  ?
3.    Jelaskan fungsi bahasa baku  ?
4.    Jelaskan bahasa indonesia yang baik dan benar  ?

1.3  Tujuan makalah
1.     Kita dapat mengetahui devinisi bahasa baku
2.    Kita dapat mengetahui fungsi dari bahasa baku
3.    Kita dapat mengetahui bagaimana pembakuan bahasa indonesia


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1    PENGERTIAN KATA BAKU
Bahasa baku ialah satu jenis bahasa yang menggambarkan keseragaman dalam bentuk dan fungsi bahasa, menurut ahli linguistik Einar Haugen. Ia dikatakan sebagai “loghat yang paling betul” bagi sesuatu bahasa
Keseragaman dalam bentuk berarti bahwa bahasa baku sudah dikodifikasikan, baik dari segi ejaan, peristilahan, maupun tatabahasa, walaupun kodifikasi bahasa itu tidaklah semestinya merupakan penyeragaman kod yang mutlak.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standar dan nonstandar. (a) ragam standar, (b) ragam nonstandar, (c) ragam semi standar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern.
2.2       PEMBAKUAN BAHASA INDONESIA
Dalam semianar POLITIK BAHASA INDONESIA (1975) dikemukakan bahwa tujuan pembakuaan bahasa ialah ”agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat,tepat,dan efisien dalam komunikasinya;dalam hubungan ini perlu di tetapkan kaidah yang berupa aturan dalam pegangan yang tepat di bidang ejaan,kosa kata,tata bahasa,dan peristilahan”
Berdasarkan pada apa yang telah dikemukakan di atas,pembakuan bahasa bertujuan untuk mewujudkan bahasa yang dalam pemakaiannya bersifat cermat,tepat,dan efisien. Bahasa yang yang akan dicapai dalam usaha pembakuan bahasa ialah “Bahasa baku” atau “Bahasa standar”.
Bahasa indonesia baku merupakan salah satu dari variasi bahasa indonesia yang ada. Proses pembakuan bahasa diadakan karena keperluan komunikasi. Proses ini satu variasi diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu dan variasi itu disebut bahasa baku atau bahasa standar. Prmbakuan bahasa tidak dimaksudkan untuk mematikan variasi-variasi nonbaku. Pembakuan bahasa tidak berarti uniformisasi.

2.3       LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH DALAM USAHA PEMBAKUAN BAHASA
1.    Kodifikasi
Kodifikasi adalah himpunan dari hasil pemilihan mana yang baik antar satu dengan yang lainnya. Jadi,yang mula-mula dilakkukan adalah inventarisasi bahan dari sejumlah bidang yang diperlukan. Kemudian diadakan pemilihan kelompok tiap bidang. Selanjudnya,nasil pemilihan itu dihimpun menjadi satu kesatuan
Ada 5 dasar yang dipakai menyusun bahasa indonesia baku yaitu; (1) otoritas, (2) bahasa penulis-penulis yang terkenal, (3) demokrasi,(4) logika, dan (5) bahasa yang dianggap terkemuka oleh masyarakat. Penggabunga antar dasar 1 (otoritas) dan dasar 5 (bahasa orang-orang terkemuka) merupakan jalan yang terbaik untuk dipakai sebagai pedoman dalam pembakuan bahasa indonesia.
Dalam pengodifikasian bahasa indonesia akan menyangkut 2 aspek penting yaitu; (1) bahasa menurut situasi pemakai dan pemakaiannya, dan (2) bahasa menurut strukturnya sebagai suatu sistem komunikasi.
Kodifikasi yang pertama akan menghasilkan sejumlah ragan bahasa lisan dan gaya bahasa. Perbedaan ragam bahasa dan gaya bahasa tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan tulisan dengan masing-masing akan mengembangkan variasi menurut pemakaiannya di dalam pergaulan keluarga,sahabat,di dalam hubungan yang formal seperti administrasi pemerintahan,perundang-undangan,dan peradilan;dan lingkungan pengajaran,sarana komunikasi massa,dan ilmu ilmu pengetahuan.
Kodifikasi yang kedua menghasilkan tata bahasa dan kosa kata  yang baku. Pada umumnya yang layak dianggap baku adalah  ujaran dan tulisan yang dipakai oleh golongan masyarakat yang luas pengaruhnya dan paling besar kewibawaannya. Bahasa indonesia digunakan oleh orang-orang yang beraneka ragam daerah dan bahasanya,yang masing-masing mempengaruhi mempengaruhi sikap orang berbahasa ,maka bahasa yang baku,yang berdasarkan pada faktor kewibawaan dan pada kenyataan keanekaan warga masyarakat kita,akan tumbuh di tempat yang jadi pusat pertemuan berbagai ragam bidang kehidupan.
2.    Elaborasi
Elaborasi ini merupakan penyebarluasan kodifikasi. Penyebaran ini dapat dilakukan dengan jalan menerapkan hasil kodifikasi kedalam segi kehidupan bangsa indonesia,seperti pada lapangan pengajaran,ilmu pengetahuan,pemerintahan,politik,ekomini,dan sosial budaya.
3.   Implementasi
Implementasi merupakan proses terakhir dari usaha pembakuan bahasa. Terwujudnya implementasi dengan baik berarti usaha pembakuan telah tercapai.
Adapun sarana-sarana yang menentukan apakah usaha-usaha pembakuan bahasa indonesia di atas berhasil atau tidak; (a) pendidikan, (b) industri buku, (c) perpustakaan, (d) administrasi negara, (e) tenaga ahli, (f) penelitian,dan (g) media massa.
2.4 CIRI-CIRI BAHASA BAKU
1.     Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:
1)    Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah
pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai bahasa
daerah atau dialek.
2)   Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai
bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan
secara jelas dan tetap di dalam kata.

2.    Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan kebakuan kalimat, antara lain:
1)    Pelesapan imbuhan, misalnya “Kita harus hati-hati dalam menentukan sample penelitian ini” (seharusnya “berhati-hati”).
2)   Pemborosan kata yang menyebabkan kerancuan atau bahkan kesalahan struktur kalimat, misalnya “Dalam rapat pimpinan kemarin memutuskan susunan pengurus baru” (kata dalam dapat dibuang).
3)   Penggunaan kata yang tidak baku, termasuk penggunaan kosakata bahasa daerah yang belum dibakukan. Contoh, “Percobaan yang dilakukan cuma menemukan sedikit temuan” (Cuma diganti hanya).
4)   Penggunaan kata hubung yang tidak tepat, termasuk konjungsi ganda, misalnya ”Meskipun beberapa ruang sedang diperbaiki, tetapi kegiatan sekolah berjalan terus.” (konjungsi tetapi sebaiknya dihilangkan karena sudah ada konjungsi  meskipun).
5)   Kesalahan ejaan, termasuk penggunaan tanda baca.
6)   Pelesapan salah satu unsur kalimat, misalnya ”Setelah dibahas secara mendalam, peserta rapat menerima usul tersebut” (subjek anak kalimat ‘usul tersebut’ tidak boleh dilesapkan).

2.5       FUNGSI BAHASA BAKU
Ada empat fungsi baha baku yaitu :
1.    Fungsi pemersatu
Bahasa indonesia terbukti di dalam sejarah perkembangan bahasa kita. Bahasa indonesia mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batas-batas kedaerahan. Fungsi pemersatu dapat ditingkatkan lagi dengan mengintersifkan usaha berlakunya suatu bahasa baku yang beradab menjadi satu ciri manusia indonesia yang modern.
2.   Fungsi penanda kepribadian
Fungsi penanda kepribadian yang dijalankan bahasa yang baku dan yang adab  akan terlihat bila di dalam pergaulan dengan bangsa lain,orang indonesia membedakan dirinya dengan penggunaan bahasa indonesia. Jika fungsi ini sudah dipraktekkan secara luas,maka bahasa indonesia dapat dianggap melaksanakan peranannya yang penting sebagai bahasa nasional yang baku.
3.   Fungsi penambah wibawa
Fungsi yang menyangkut kewibawaan yang tinggi,juga terlaksana kalau bahasa indonesia dapat dipautkan dengan hasil teknologi yang modern dan unsur yang baru. Jika nama dari bahasa inggris yang asing  diberikan pada pranata,lembaga,bangunan indah,jalan raya yang besar,dan sebagainya diganti dengan nama indonesia,maka warga psikologi akan mengidentikkan bahasa indonesia dengan masyarakat dan kehidupan yang modern dan maju.
4.   Fungsi sebagai kerangka acuan
Bahasa indonesia yang baku sebagai kerangka acuan tidak lain dari adanya ukuran yang disepakati secara umum tentang tepat tidaknya pemakaian bahasa di  dalam situasi tertentu. Fungsi ini akan terpenuhi jika pembinaan suatu bahasa diusahakan dibermacam-macam bidang,seperti risalan undangan,iklan,dan pengumuman serta sambutan,ceramah,dan pidati.
2.6       SIKAP PENUTURAN TERHADAP BAHASA INDONESIA BAKU
Fungsi pemersatu dan penanda kepribadianmembangkitkan sikap setia terhadap bahasa indonesia. Sikap ini dijelmakan oleh usaha melindungi dan mempertahankan sasarab persatuan ini terhadap ancaman yang membahayakan bangsa, seperti saingan bahasa lain diberbagai bidang kehidupan atau melandanya unsur bahasa asing yang tidak mutlak diperlukan bagi kelanjutan hidup bahasa indonesia. Kesetiaan yang ekstrim yang tipis akan menumbuhkan sikap, bahwa tidak ada bahasa yang murnidan karena itu, dimana pun bahasa yang kita pakai, tujuan akhir orang berbahasa adalah “asal orang mengerti”.
          Kesetiaan berbahasa indonesia dapat dikembangkan, jika orang diberi motivasi supaya mau mempelajari bahasa itu. Ganjaran apakah yang dapat diharapkan bila orang fasih berbahasa indonesia? Ganjaran itu tidak perlu erupa materi saja. Kalau orang sadar, bahwa penguasaan bahasa indonesia yang baik dapat membawanya kemacam-macam peranan nasional, tempat terkemuka di dunia ilmu dan usaha, pendek kata kalau masyarakat memang menunjukkan tuntunan akan kemahiran itu, maka dorongan memahami dan menguasai bahasa Indonesia akan lebiah besar.
          Fungsi penambah wibawa dikaitkan dengan sikap kebanggaan berbahasa Indonesia baku. Orang merasa bangga jika mampu berbahasa baku dengan baik, karena itu ia akan dianggap termasuk kalangan yang terpelajaratau golongan yang terkemuka. Orang merasa bangga jika disapa orang asing dengan bahasa indonesia, karena sadar bahwa ada bangsa lain yang beranggapan bahwa bahasa kita layak dipelajari. Orang merasa bangga jika meluhat nama-nama Indonesia dilekatkan pada unsur kebudayaan yang modern. Dengan demikian orang disadarkan bahwa bahasa nasional tidak terbatas pada perikehidupan yang terikat adat lama.
           Fungsi kerangka acuan bahasa Indonesia yang baku berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya suatu aturan baku yang patut diladeni. Kepatuhan orang pada aturan baku itu akan menghindarkannya dari sanksi sosial, sebagaimana orang berusaha berbahsa Inggris dengan baik karena takut ditertawakan.
          Fungsi tersebut juga akan menyadarkan orang, bahwa setiap situasi sosial memerlukan pemakaian yang tepat dan serasi dengan situasi itu. Perikehidupan kita tidak terlalu memerlukan penggunaan bahasa  yang bergaya pidato.
          Penyebaran informasi kepada masyarakat luas tentang berbagai program pemerintah, perlu dilakukan dengan bahasa yang tidak bertolak dari bahasa penyampaian informasi, tetapi berpanhkat pada daya terima pihak yang harus memenuhi informasi itu.

2.7       BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
1.    Bahasa Indonesia yang baik
pengertian “baik” pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari pihak kata (diksi). Dalam suatu pertemuan kita dapat menemukan kata yang sesuai dengan pertemuan, kita memakai kata yang sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau dituliskan itu tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya. Pemilihan kata yang akan dipergunakan dalam suatu untaian kalimat sangat berpengaruh terhadap makna kalimat yang dipaparkan itu.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan maksud pembicaraan. Dalam situasi resmi sepantasnya dipergunakan bahasa Indonesia ragam resmi (formal), sebliknya dalam situasi tidak resmi sepantasnya pula dipakai bahasa Indonesia ragam tidak resmi (nonformal)
2.   Bahasa Indonesia yang benar
Pengertian benar pada suatu kata atau suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
Sebuah bentuk kalimat dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku. Kata aktifitas tidak benar penulisannya karena pemunculan kata itu tidak menngikuti kaidah penyerahan yang telah ditentukan. Pembentukan penyerapan yang benar adalah aktivitas karena diserap daeri kata activity. Kata persuratan kabar dan pertanggung jawab tidak benar karena tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Yang benar menurut kaidah ialah persuratkabaran dan pertanggungjawaban.
Sebagai kesimpulan, yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang mengandung kaidah yang benar, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya
2.8    FAKTOR PENUNJANG DAN PENGHAMBAT PERTUMBUHAN         LAFAL BAHASA BAKU
Dengan faktor pendukung pertumbuhan lafal baku di sini dimaksudkan semua faktor yang dianggap memberikan dampak positif terhadap kehadiran lafal baku bahasa Indonesia. Sebaliknya, faktor penghambat pertumbuhan lafal baku adalah semua faktor yang dianggap memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan/kehadiran lafal baku bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pembicaraan pada seksi ini akan mencoba mengidentifikasi beberapa isu atau masalah yang berkaitan dengan lafal baku kemudian melihat apa segi positifnya dan apa segi negatifnya. Masalah yang berkaitan dengan lafal baku yang akan disorot dalam hubungan ini meliputi: (1) isu persatuan dan kesatuan, (2) isu pendidikan, (3) isu kesempatan kerja, (4) isu keunggulan bahasa baku,(5) isu demokrasi dalam bahasa.
Pada dasarnya isu tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan pada cara lafal baku, hal ini mungkin saja akan terus berpengaruh pada tata cara lafal bahasa indonesia, yang akan berlanjut ke masa yang akan datang, kecuali bila kita berfikir secara rasio untuk memperbiaki bahasa indonesia yang merupaakan bahasa pemersatu kita.


BAB 3
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
        Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.
1.     Ragam bahasa baku yang lazim digunakan dalam:Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi,perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2.    Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3.    Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4.    Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.

3.2  SARAN
        Penulis menyarankan agar kiranya kita sebagai warga negara indonesia dapat menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu,bahasa baku digunakan agar tercapai pamakaian bahasa yang cermat,tepat dan efisiean dalam berkomunikasi.        
         penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurnah dibandinkan Tuhan Yang Maha Esa,Maka dari itu apabila terdapat sesuatu hal dalam makalah yang saya buat ini menyinggung ataupun tidak berkenang dalam diri pembaca, penulis minta maaf sedalam-dalamnya..Terimakasi
DAFTAR PUSTAKA

·        Takbir dan Syahruddin.2008.Mari berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Makassar: CV. Permata ilmu.
·        http://Nawala.php.com
·        http://google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar